Entah sudah berapa kali Soojung mendengus, kakinya mulai pegal karena terus saja berdiri. Badannya terus saja terhimpit oleh tubuh besar siswa-siswi yang sedang mengerumun ditempatnya saat ini. Padahal ia hanya ingin melihat papan pengumuman dan kembali ke kelas, itu saja.
"Soojung, lihatnya nanti saja yuk, tunggu sepi, terus kesini lagi." Seorang wanita menarik lengan Soojung dengan beberapa hentakan, paling tepatnya, lengan baju seragam sekolahnya. Ia meminta Soojung untuk menjauh dari kerumunan manusia itu.
"Tidak bisa Seulgi, aku harus melihat pengumuman nilai ujian semester itu sekarang dan mengabarinya pada ayahku." Soojung terus saja berusaha menerobos tubuh-tubuh besar para siswa itu. Meninggalkan Seulgi yang masih tetap ragu untuk mengikuti langkah wanita itu.
"Permisi, permisi, bisa beri aku jalan? Aku membawa air panas." Bohong Soojung. Ia menyingkirkan tubuh-tubuh yang menghalanginya itu dengan kedua lengan kecilnya. Dan alangkah baik nasibnya, murid-murid yang dominan wanita itu menyingkir dan memberinya sedikit keleluasaan untuk berjalan.
Ia mengamati seluruh nama siswa yang berada diselembaran kertas yang ditempel pihak sekolah diatas papan pengumuman. Mencari namanya, senyumnya merekah ketika melihat namanya ternyata masih tetap pada posisinya, tetap berada dipuncak.
"Kerja bagus Soojung. Kau sangat-sangat bisa membanggakan orangtuamu." Katanya, bahagia. Ia berhasil menepati janji yang ia buat dengan ayahnya, bertahan diposisi pertama selama 3 semester berturut-turut.
Soojung bergegas mengeluarkan ponsel yang berada disaku seragamnya. Berniat untuk menelfon ayahnya dan memberitahukan kabar bahagia ini, namun ia menghentikan aktivitasnya ketika ia sudah tak lagi mendengar hiruk-pikuk dari siswa lain dan sudah tidak ada lagi siswa yang menghimpitnya. Soojung kemudian menoleh kebelakang, memastikan apa yang terjadi, atau siapa yang datang hingga mereka diam seperti ini.
Dan wajahnya seketika merengut tak suka, ketika tahu siapa yang datang
"Hai Soojung" Seorang pria menyapanya dengan nada bicara yang tidak mengenakkan. Kini didepan Soojung sudah terdapat 6 pria yang datang secara bergerombolan. Yah, mereka selalu saja datang bergerombolan, tanpa ada yang kurang sedikitpun.
"Ngapain diam? Minggir." Salahsatu pria berwajah dingin nan menyebalkan dari beberapa pria itu menyuruhnya untuk pindah dari posisinya yang menutupi papan pengumuman. Ia berada dibarisan paling depan, tentu saja dengan gayanya yang sok angkuh.
"Bicaralah dengan baik, Oh Sehun." Soojung sepertinya sedang meminta pria bernama Oh Sehun itu untuk berbicara lebih halus. Sehun terkekeh, menampilkan tawa sinisnya.
"Tidak bisakah kau mengikuti apa yang mereka lakukan?" Sehun menunjuk beberapa siswa yang tadi telah memberinya jalan. Sehun sedikit mencondongkan wajahnya kearah Soojung "Kubilang minggir, jangan buang waktuku." Bisiknya, tajam.
"O-o, Sehun, kau tidak perlu bersikap sinis pada juara kelas, ia akan menyumpahimu tidak naik kelas nanti." Celetuk seorang pria yang berada tepat dibelakang Sehun, perkataannya membuat semua pria itu tertawa. Ia adalah Byun Baek Hyun, senior yang sangat gemar menggoda perempuan.
Soojung menghembuskan nafasnya kasar, menatap Sehun tajam, lalu perlahan beranjak dari tempatnya. Sebelum Soojung pergi, ia mengatakan beberapa patah kata untuk Sehun,
"Sebaiknya kau perbaiki otakmu dulu sebelum bersikap angkuh, peringkat ke 149, memalukan. Harusnya kau tau dimana sebaiknya kau letakkan wajahmu itu." Soojung tersenyum mengejek, ia lalu menarik Seulgi untuk ikut bersamanya kembali ke kelas.
"MWO? 149??" Sehun lalu dengan segera melihat kearah papan pengumuman. Ia melihat dari urutan paling bawah, dan bingo! Ia benar-benar mendapatkan peringkat ke 149 dari 150 siswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
A SURPRISE
RomanceTolong Soojung-a, terimalah keputusan ini Suatu saat Oh Se Hun akan menjadi yang terbaik untukmu Kurasa hanya kau yang bisa mengubahnya Demi ibu, kau bisa kan? Dan sejak saat itu, hidup Soojung yang tenang seketika penuh dengan kerumitan yang tidak...