SEMBILAN

2.9K 338 20
                                    

"Hai Seul."

Soojung terduduk tepat didepan Seulgi yang sedang menatap kearah lapangan sepakbola. Hari ini adalah hari olahraga untuk seluruh murid disekolahnya. Bagi siswi yang tak senang olahraga seperti Seulgi, menonton para pria beradu kaki lebih menarik dibandingkan harus ikut serta didalamnya.

"Jung?? Wah kau darimana saja? Kenapa kau meninggalkan aku secara tiba-tiba saat ditaman kemarin? Dan kenapa kau tidak membalas pesanku? Padahal kita jogging nya baru sebentar." Seulgi buru-buru mencecar Soojung. Gadis itu meringis, mengeluarkan tanda peace sign nya.

"Mianhae. Aku tiba-tiba sakit perut kemarin. Karena ditaman tidak ada toilet jadinya aku kabur saja dan pulang kerumah. Masalah tidak membalas pesan, kau kan tau jika ponselku baru saja jatuh dikolam ikan dihalamanku kemarin. Aku tentu tak bisa membalas pesanmu. Ponsel saja aku baru dibelikan semalam" Jelas Soojung dan menunjukkan ponsel barunya Ia kemudian ikut-ikutan menatap lapangan sepakbola seperti Seulgi.

"Oh iya. Aku lupa." Ujar Seulgi.

"Seul. Kau lihat pria yang sebentar lagi akan bertunangan denganku itu?" Soojung menunjuk seorang lelaki bertubuh tinggi yang sedang menggiring bola itu dengan dagunya. Seulgi mengangguk.

"Oh Sehun? Ya aku melihatnya. Ada apa lagi?" Tanyanya. Sebelum menjawab pertanyaan Seulgi, Soojung terlebih dahulu mencibir Sehun yang telah berhasil memasukkan bola ke gawang lawan. Membuat teriakan dan tepukan tangan riuh seketika saja muncul diantara siswi-siswi yang mengaguminya.

"Kemarin. Aku melihatnya sedang memeluk seorang gadis." Ujarnya setengah berbisik. Seulgi mendelik kaget.

"Apa? Memeluk? Siapa? Apa kau mengenalnya?"

"Iya. Tidak tau. Tidak." Jawab Soojung untuk pertanyaan Seulgi, "tapi aku rasa, gadis itu pacarnya."

"Wah wah. Kurasa tidak Jung. Setahuku ya, Sehun itu anti dengan wanita. Ia tak suka berada dalam urusan wanita." Jelas Seulgi. Soojung menoleh kearah wanita itu, seakan-akan menuntut penjelasan lebih.

"Benar, aku dengar-dengar nih ya. Dia masih trauma pacaran karena dicampakkan oleh mantan kekasihnya dulu" Soojung mengerjap, Sehun pernah dicampakkan?

"Aku heran. Kenapa masih ada orang yang bisa-bisanya mencampakkan pria tampan seperti Sehun. Bahkan menurutku, Sehun lebih dari tampan." Seulgi menggelengkan kepalanya tak percaya. Soojung menyeringai jahil. Lalu menyikut lengan Seulgi.

"Asa! Kau suka dengan Sehun ya?" Kening Seulgi mengkerut. Tanda tak suka dengan tebakan Soojung.

"Sembarangan! Aku berbicara seperti itu karena aku ini benar-benar wanita. Banci sekalipun pasti akan menganggap Sehun itu tampan." Bantah Seulgi.

"Kau saja yang tidak normal, masa Sehun yang seperti itu dikatai iblis?" Celetuk Seulgi. Soojung mendelik,kini giliran keningnya yang mengkerut tak suka.

"Aku tak menilai dari fisik Seul! Aku menilai dari sifatnya. Paham?" Tegas Soojung. Seulgi menyeringai

"Lalu parasnya?"

Soojung terdiam mendengar pertanyaan Seulgi kali ini. Dan tiba-tiba saja sikapnya berubah kikuk, tidak setenang tadi. Seulgi telah menebaknya.

"Bilang tampan saja susah sekali. Makanya mulut itu jangan dipakai untuk mengejek saja." Titah Seulgi sok tau. Soojung menoyor kepala Seulgi pelan. Dan kembali menatap lapangan sepakbola. Matanya menyipit ketika melihat Sehun. Mengikuti kemanapun tubuh Sehun pergi. Soojung berdesis dalam hati.

Hanya tampan, itu saja kelebihannya.

☆☆☆☆☆☆☆☆

17.00

A SURPRISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang