3

20.2K 1.7K 50
                                    

Alana pulang menggunakan kendaraan sekolahnya. Sesampainya dirumah, ia mencari keberadaan orang tuanya, Alana ingat orang tuanya mendapat giliran untuk bertugas. Alana yakin ayahnya sekarang mendapat giliran dibagian patroli keamanan dan ibunya dibagian pelayanan.

Keamanan kota ini dibagi menjadi 3 batalyon, batalyon pertama bertugas menjaga pusat kota, batalyon kedua bertugas di rumah penduduk dan batalyon terakhir bertugas di perbatasan. Itu yang Alana ketahui tentang keamanan kota mereka. Minggu kemarin ayah Alana bertugas di batalyon kedua yaitu bertugas dirumah penduduk, berarti sekarang giliran ayahnya bertugas di batalyon ketiga yaitu di perbatasan.

Alana langsung menuju kamarnya, dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Suara air yang mengalir, membuat Alana menjadi lebih tenang, Alana berdiri di guyuran air pelan diatas kepalanya dan menghilangkan kepenatan yang didapatinya hari ini.

Tiba-tiba Alana teringat kembali dengan mimpinya itu. 'Sebenarnya apa itu? ruangan apa? dimana? kenapa bisa sampai ada di mimpinya?'. Alana bergelut dengan pikirannya sendiri dan menenggelamkan kepalanya di dalam air, kemudian beranjak dan keluar dari kamar mandi, mengeringkan tubuhnya dan berpakaian. Rambut Alana yang basah dibiarkan tergerai, dia memandang cermin, melihat dirinya sendiri. Cukup lama dia memandang cermin sampai terdengar suara pintu yang dibuka, membuat Alana tahu orang tuanya telah tiba.

Ia kemudian bergegas turun ke bawah untuk makan malam, seperti biasa, tidak ada pembicaraan, kesunyian menyelimuti mereka. Setelah dia selesai makan Alana mengucapkan selamat malam dan langsung ke kamarnya.

Bunyi pintu kamar Alana yang tertutup membuat suasana yang sepi semakin terasa, dia langsung melangkahkan kakinya menuju meja belajarnya.

Ketika sedang belajar, Alana mendapati tabletnya berbunyi, ia segera mengambil tablet dan membuka layarnya, yang dilihatnya pertama kali adalah pesan yang masuk, kemudianmembuka pesan itu. Tertera pelajaran yang akan mereka pelajari besok.

Dia pun langsung mengatur tabletnya sesuai dengan pelajaran, kemudian tabletnya bergetar lagi.

"Aneh."

Alana mengernyitkan keningnya lalu membuka isi pesan kedua yang baru masuk, pesan tersebut berisi perlengkapan yang harus dibawa esok. Tapi ada yang menjanggal pikirannya. Dipesan itu dia diharuskan membawa tali berukuran 2m, pisau lipat, klip kertas dan jepitan.

"Apa ini? kenapa ini harus dibawa?' Alana merasa bingung dengan pesan yang ia dapatkan. "Pisau lipat?" ia semakin bingung lagi. "Tali?"

"Apa yang mereka pikirkan, ahh sudahlah, lebih baik aku segera mempersiapkannya." gadis itu tanpa sadar menyuarakan isi pikirannya sendiri.

Ia tidak ingin memperumit keadaan, yang dia lakukan adalah menyiapkan semua barang yang diperlukan. Alana bingung karena sekolah biasanya menyediakan semua hal yang diperlukan.

"Mungkin ini untuk percobaan ilmiah, tapi lupa diberitahukan tadi." ujar Alana menyuarakan pikirannya. Setelah siap dengan peralatan yang harus dibawa, Alana langsung menuju tempat tidurnya.

Keesokan harinya, Alana terbangun lebih dulu dari suara yang seharusnya membangunkannya, tidurnya nyenyak, Alana tidak bermimpi sesuatu yang aneh, seperti malam-malam sebelumnya.

Alana segera beranjak dari tempat tidurnya dan bersiap ke sekolah. Setelah semuanya telah siap, Alana segera bergegas kebawah, meskipun, suasana sepi dan datar, suasana hati Alana memang dalam keadaan yang sangat baik, bahkan ada senyum yang menghiasi wajahnya, meskipun hal itu berbeda 180° dengan orangtuanya yang berwajah datar.

Setelah selesai dia kemudian berpamitan dan langsung keluar dari rumahnya, pergi ke tempat tunggu kendaraan sekolahnya. Diperjalanan, Alana bahkan bersenandung karena suasana hatinya yang sangat bagus. Sekitar 15 menit Alana menunggu kedatangan kendaraan sekolahnya, kendaraan itupun datang. Gadis itu pun masuk kedalam kendaraan sekolahnya dan langsung duduk di tempat favoritnya.

Waktu Alana duduk, yang pertama kali Alana dapatkan adalah seseorang yang berdiri di seberang, Alana melihat dari kaca jendela disebelahnya. Alana dapat melihat dengan jelas, bahwa orang itu seperti mengawasinya, pandangan matanya lurus menatap Alana, karena tidak tahan, Alana mengalihkan pandangannya dari arah jendela kedepan, dari ekor matanya Alana tahu orang itu masih memperhatikannya.

Kendaraan pun berangkat menuju kesekolah. Dia sekarang menjadi lebih tenang sekarang, karena orang itu sudah menjauh dari pandangannya. Keadaan bus seperti biasa sangat rebut dan tak beraturan sementara Alana sibuk dengan dunianya sendiri.

Kendaraan mereka sampai di gerbang, para siswa termasuk Alana. Ketika sampai didalam suasana sekolah seperti biasanya, siswa-siswa yang berlalu lalang, ada yang saling berbicara satu sama lain, sama seperti remaja pada biasanya.

Alana langsung berjalan menuju kelasnya, diperjalanan, Alana hampir bertabrakan dengan seorang laki-laki yang berlari di koridor tempat Alana berjalan, untung Alana tidak mengkhayal, dan sempat menghindar. Alana hanya menatap murid laki-laki didepannya, Alana mencoba mengontrol emosi untuk tidak marah atau berkata apapun padanya. Agar tidak terjadi masalah yang berkelanjutan Alana langsung pergi menjauh dari murid laki-laki itu.

Ketika Alana sampai di kelasnya, semua tempat telah terisi kecuali tempatnya ia pun masuk. Setelah dia masuk kedalam, siswa-siswa di dalam kelasnya saling berbisik sambil menatapnya, baik laki-laki atau perempuan, seperti sedang membicarakan dirinya, mungkin karena kejadian kemarin. Alana tidak ambil pusing dan langsung duduk ditempatnya, 30 menit telah berlalu, dan guru yang seharusnya telah mengajar tak kunjung datang.

Dia ingin keluar karena penasaran, sesampainya dipintu, dia mengurungkan niatnya, karena guru tersebut terdengar akan memasuki ruangan.

"Maaf atas keterlambatannya." kata guru itu dengan suara datarnya.

Pelajaranpun dimulai. Semuanya berjalan dengan baik, kecuali untuk Alana, sampai pelajaran pertama selesai, semua perlengkapan yang dibawanya tidak dipakai sama sekali, untuk apa pesan tersebut masih belum jelas maksudnya.

Jam menunjukan pukul 10.30, itu berarti istirahat. Alana berkutat dengan tabletnya, dan memeriksa kembali pesan tadi malam.

"Apa maksudnya semua ini? mana pesannya?" Alana menyuarakan pikirannya dengan suara yang hanya bisa didengarnya. Gadis itu semakin penasaran. Tapi, tidak mungkin kalau dia salah membacanya, jelas-jelas pesan itu ada tadi malam dan dia yakin bahwa dia belum menghapus pesan tersebut.

Karena tidak ingin melewatkan makan siangnya, Alana menunda pikirannya dan langsung menuju tempat makan sekolah. Setelah selesai makan siang, ia bergegas ke kelasnya dan kembali memeriksa pesan tersebut. Nihil, tidak ada apa-apa disana. Gadis itu sudah tidak tahan lagi dan memutuskan untuk melepaskan kepenatannya atas pesan tersebut.

1 jam telah berlalu dan guru yang mengajar untuk pelajaran kedua tak kunjung datang. Murid yang lain tentu senang, Alana bukan tidak senang seperti yang lainnya,Alana juga bukan seorang yang maniak dalam pelajaran, tapi keterlambatan gurunya kali ini menurutnya aneh dan membuatnya menjadi lebih penasaran.

"Apa ini ada hubungannya dengan pesan itu?" ujar Alana pelan tanpa bisa didengar orang lain kecuali dirinya. Tiba-tiba pintu kelas terkunci otomatis dari luar, semua dalam kelas tercengang, para siswa pun panik.

"Apa yang terjadi?"

THE LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang