Apa itu?" tanya Alana yang berbisik Alana pelan.
"Aku juga tidak tahu." ujar Sean sambil merentangkan tangannya ke belakang, seperti menyembunyikan Alana di punggungnya. Alana kemudian mengintip dari balik punggung Sean untuk melihat pemilik derap kaki tadi.
Ternyata itu adalah Sally dan Alex, kemudian dari belakang mereka muncul Andrew dan Petra.
"Mana yang lainnya?" tanya Sean yang sudah berdiri dengan tegak.
"Kau tidak akan percaya." ujar Alex.
"Apa yang terjadi?" tanya Alana.
Alana yang melihat Sally yang pucat pasi, langsung mendekatinya dan mengusap pelan bahu Sally.
"Ada apa sebenarnya?" ujar Alana.
"Semua pintu kelas terbuka." kata Petra.
"Apa maksudmu, memang pintu itu terbuka kan.." ujar Sean.
"Maksudku pintu itu sudah terbuka sangat lebar." ujar Alex.
"Alex bicara dengan benar, atur napasmu." kata Alana.
Murid-murid lain pun sampai di tempat mereka, keadaan mereka hampir sama dengan Alex, Sally, Andrew dan Petra, mereka terlihat Shock.
"Ada apa dengan kalian?" tanya Alana yang semakin penasaran.
"Kalian tidak akan percaya, semua pintu telah terbuka." ujar salah satu murid yang beru datang.
"Kami sudah tahu, tapi kenapa kalian seperti habis melihat hantu." ujar Alana.
"Ini lebih parah." ujar Alex.
"Sebenarnya apa maksud kalian?" ujar Alana.
"Semua pintu terbuka dan murid-murid yang belum bangun..." Alex menggantungkan kalimatnya.
"Kenapa? kenapa dengan mereka?" tanya Alana.
"Mereka sudah bangun." kata Alex.
"Bukankah itu bagus?" tanya Alana.
"Bagus? Kau pasti bercanda Alana."
"Memangnya kenapa?"
"Mereka sudah sepert robot, mayat hidup atau apapun itu, mereka berjajar dengan sangat rapi, mereka seperti dikendalikan."
"Dimana mereka?" tanya Sean, dengan suara dingin khasnya.
"Sean dengar, kita tidak punya banyak waktu lagi, kita harus keluar dari sini." ujar Petra.
"Tapi kenapa?" tanya Alana.
"Alana kau dengar suara yang muncul tadi?" ujar Andrew.
"Iya, aku dengar."
"Menurutku itu yang memicu mereka" kata Andrew
"Maksudmu, suara itu yang mengontrol mereka?" ujar Sean.
"Iya" kata Petra.
"Tapi kenapa kita tidak?" tanya Alana.
"Aku juga belum tahu alasannya, tapi sekarang kita tidak punya banyak waktu, jika suara itu mengontrol mereka, dan kemudian muncul suara lagi, kita tidak tahu apa yang akan terjadi." ujar Andrew.
"Mungkin angka di layar ini, adalah waktu atau sebegai penentu kapan timbulnya bunyi dan suara itu." ujar Sean.
"Iya Sean kau benar, kalian tahu, tadi ketika kami sampai, angka dilayar ini hampir pada angka 1, ketika angka ini sudah sampai 0 dan suara tadi muncul. Angka ini menghitung mundur." kata Alana.
"Kita tidak punya banyak waktu, dilayar sudah menunjukan angka 66" ujar Sean.
"Tapi kali ini lebih lama, membutuhkan waktu 3 detik agar angka itu menurun." kata Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST
Science Fiction•1• "Mereka yang tersisa dan mereka yang harus tersiksa" Alana Freeds seorang remaja perempuan berusia 16 tahun yang tinggal dan hidup dengan kedua orang tuanya yaitu Mark Freeds dan Angela Freeds. mereka tinggal dan hidup di kota yang bernama Fale...