6

13.4K 1.4K 33
                                    


"Tidak, tidak jadi." kata Sean yang menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Ayo cepat sedikit!" ujar Alana yang kesal dengan Sean.

"Iya, baiklah. Dasar!"

"Dasar apa?" ujar Alana yang tidak mau kalah dengan Sean. Tiba-tiba ada bunyi pesan masuk dari tablet Sean.

"Apa itu?" tanya Alana kepada Sean.

"Ada pesan masuk." ujar Sean yang membuat Alana berbalik mundur dari tempatnya kemudian melangkah menuju tempat Sean.

"Ayo buka pesan itu!"

"Baiklah, dasar cerewet!"

"Apa?" ujar Alana dengan suara yang ditinggikan kemudian ia memanyunkan bibirnya kedepan karena menahan kekesalannya terhadap Sean sedangkan Sean, ia hanya tersenyum setelah menggodaAlana dan langsung membuka pesan di tablet itu.

"Alana kita harus bergerak cepat!"

"Kenapa?" tanya Alana.

"Pintu bagian kiri, kanan dan bagian depan, semuanya terkunci."

"Semua?" tanya Alana.

"Ya, semua." ujar Sean yang mengiyakan.

"Kalau yang dibelakang, terkunci?"

"Doakan saja tidak."

Pada waktu Sean akan memasukan kembali tablet ke dalam tas kecilnya, Alana tak sengaja melihat isi tas Sean dan barang-barang di dalam tasnya membuat Alana terkejut.

"Tunggu, apa yang ada di dalam tasmu?" ujar Alana yang memandang Sean dengan tatapan kaget miliknya.

"Oh ini, ini harus dibawa karena, kemarin aku mendapatkan sebuah.."

"Pesan." ujar Alana yang menyambung perkataan Sean sehingga mereka berdua bicara bersamaan.

Sean terkejut dengan perkataan Alana, dia kira pesan itu hanya ditujukan untuk dirinya sendiri.

"Kau juga mendapatkannya?" tanya Sean sambil mengernyit menatap Alana.

"Iya, aku juga kaget kau mendapatkannya dan pesan itu juga membuatku penasaran sampai sekarang." ujar Alana.

"Apa maksudmu?" tanya Sean yang bingung dengan pernyataan Alana.

"Iya, aku penasaran, peralatan yang disampaikan pesan itu tidak dipakai, aku kira pesan itu berisi peralatan yang dibawa untuk percobaan ilmiah dan mungkin lupa diberitahukan. Tapi kenyataannya peralatan itu tidak dipakai sama sekali." Alana diam sebentar lalu melanjutkan perkataannya.
"Menurutmu apa itu ada hubungannya dengan semua ini?"

"Aku juga berpikiran sama denganmu." ujar Sean kepada Alana lalu ia langsung melanjukan perkataannya dengan hal yang lebih penting dengan situasi sekarang ini.

"Ayo sekarang kita harus secepatnya pergi ke pintu keluar di belakang!" ujar Sean kepada Alana.

"Iya baiklah." Alana dan Sean berlari menuju pintu keluar, tapi ketika akan dibukapintu itu terkunci.

"Apa-apaan ini?" ujar Sean yang menahan kekesalannya.

"Sean pintu ini juga terkunci, kita harus segera memberitahu yang lainnya."

"Benar katamu." ujar Sean yang setuju dengan perkataan Alana.

Ketika Sean hendak mengambil tablet untuk memberitahukan yang lainnya bahwa pintu belakang terkunci, tiba-tiba ada layar yang muncul di depan mereka berdua, sontak mereka langsung mundur beberapa langkah.

"Apa ini?" tanya Alana pada Sean.

"Aku juga tidak tahu."

Dari layar itu tertera angka-angka, dan angka-angka yang tertera pada layar itu seperti hitungan mundur.

THE LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang