"Ruang kendali?" tanya Sally.
"Iya, aku yakin itu pasti ruang kendali." ujar Alana.
"Tapi didalam sana banyak sekali Vary, 3 teman kita yang masuk kedalam ruangan itu juga langsung tidak dapat keluar, padahal mereka bertiga memiliki senjata ditangan mereka masing-masing." ujar Petra.
"Itu sebabnya aku sangat yakin bahwa ruangan itu adalah ruang kendali."
"Tapi didalam sana sangat berbahaya." ujar Alex.
"Berarti kita harus lebih waspada." ujar Sean.
"Kita harus cepat, sebelum penerangan di tempat ini padam." ujar Alana.
"Tunggu, di pesan disebutkan bahwa kita harus membawa benda-benda tertentu, dan masih ada benda yang belum digunakan yaitu tali dan kawat timah, untuk apa kedua benda itu?" ujar Sean.
"Aku tidak menemukan kawat timah." ujar Alana.
"Aku juga, berarti sekarang tersisa tali, untuk apa tali itu?" ujar Sean.
"Apa yang kalian bicarakan?" ujar Sally.
"Kami berdua membicarakan tentang pesan yang kami dapat sebelum kejadian ini terjadi." ujar Sean.
"Pesan?" ujar Petra yang penasaran.
"Iya, apa kalian juga mendapatkannya?" ujar Alana.
"Tidak, kami tidak mendapat pesan apapun." ujar Alex.
"Aneh, kenapa hanya kalian berdua yang mendapatkan pesan." ujar Sally.
"Kita pasti akan tahu kenapa, sekarang ayo kita pergi ke ruang kendali." ujar Sean.
Mereka bertujuh turun lagi ke lantai 2, dan segera menuju pintu tadi, ketika sampai di lantai 2, masih bisa dilihat banyak Vary ditempat itu, anehnya, mereka hanya berada di depan pintu baja, tidak bergerak sama sekali, dan hal ini semakin meyakinkan mereka, bahwa ruangan itu adalah ruang kendali, mereka berlari, Vary-vary yang mendengar langkah kaki mereka langsung berlari menuju kearah tempat mereka berada, tempat yang mempunyai besi, masih jauh, jadi Vary yang sudah sangat dekat mereka terpaksa menembaknya.
"Alex, sebelah kirimu!" ujar Petra.
"Andrew kananmu!" ujar Sean.
"Sally, disebelahmu" ujar Alana.
Mereka saling mengawasi dan memperingatkan satu sama lain. Ketika mereka telah berada di jarak dekat , Sean langsung mengarahkan senjatanya, pada bagian yang terdapat besi, agar menimbulkan bunyi dentingan antara bagian besi dengan senjata tersebut agar para Vary teralihkan perhatiannya.
"Aku akan masuk lebih dulu."
"Tunggu!" Tapi terlambat, Jack telah masuk kedalam ruangan itu.
"Arhghh" teriak Jack, membuat mereka berenam tercengang.
"Sudah kuperingatkan jangan dulu masuk." ujar Alana.
"Kenapa memangnya?" ujar Sally.
"Aku yakin pasti ada jebakan di sini."
Alana mendekatkan dirinya dengan pintu masuk, dia menekan lantai pertama yang akan diinjakan mereka ketika melangkah masuk di ruangan tersebut menggunakan senjata, alhasil lantai itu terbuka, singkatnya, setiap orang yang mencoba masuk dengan tergesa-gesa, pasti akan masuk ke dalam lubang itu, setelah 30 detik, lantai itu dengan otomatis kembali seperti semula, lantai itu cukup lebar dan besar, dan mungkin sangat dalam. Alana menekan lantai itu lagi dengan senjatanya, ketika lubang itu terbuka Alana langsung berteriak.
"Jack, kau mendengarku?"
"Iya Alana aku bisa mende.., argh, tolong, arghh."
"Jack, apa yang terjadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST
Science Fiction•1• "Mereka yang tersisa dan mereka yang harus tersiksa" Alana Freeds seorang remaja perempuan berusia 16 tahun yang tinggal dan hidup dengan kedua orang tuanya yaitu Mark Freeds dan Angela Freeds. mereka tinggal dan hidup di kota yang bernama Fale...