9

12.1K 1.2K 17
                                    


*Nnnngggggg..*

Muncul bunyi dari layar didepan pintu. Bunyi yang muncul kali ini berbeda dengan 2 bunyi atau suara yang sebelumnya, bunyi itu datang dengan intonasi yang berbeda-beda, tapi tetap tidak nyaman didengar telinga, pandangan mereka menjadi buram, terasa pening di kepala mereka, tapi Alana mencoba menahan sakit dikepalanya, dia mencoba untuk tidak pingsan. Bunyi kali ini lebih parah dari bunyi yang pertama maupun yang kedua, kali ini sungguh menyakitkan.

Alana melihat Sally yang tergeletak jatuh dilantai, yang lainnya juga begitu, yang lainnya juga sama seperti Sally, mereka menjadi tidak sadarkan diri, Alana berusaha dengan kuat agar dia tidak pingsan, tapi bunyi ini sangat menyakitkan baginya, dia tak tahan dan terjatuh, hampir saja dia kehilangan kesadarannya, tapi ada sesuatu dalam dirinya, yang membuat dia harus dan dapat menahan siksaan itu, semakin lama suara itu semakin kecil sampai tidak terdengar lagi.

Alana duduk dan mencoba untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitarnya, sakit di kepalanya masih belum juga hilang, Alana mengerjap menahan rasa sakit itu, ia mencoba untuk berdiri, setelah sakit di kepalanya sedikit mereda.

Dia mengedarkan pandangan kesekeliling tempatnya, ia melihat semua teman-temannya tergeletak di lantai, dia kemudian mendekati Sally, dan mencoba membangunkannya.

"Sally, Sally bangun!"

Tidak ada jawaban dari Sally, dia mencoba membangunkan yang lainnya, tapi mereka juga tidak bangun, Alana kemudian mencoba menghitung jumlah mereka.

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,

13 termasuk dirinya sendiri.

"Tunggu, bukannya tadi ada 14 orang?, siapa yang belum terhitung" Alana yang mengutarakan isi pikirannya. Alana kembali menghitung jumlah mereka, tapi hasilnya tetap sama, mereka berjumlah 13 orang. Alana mengedarkan pandanganya, siapa yang belum ada. Tiba-tiba dia teringat pada Sean. Waktu teman-temannya datang dari mengambil makanan, dia tidak melihat Sean , dia mencari Sean diantar teman-temannya yang tidak sadarkan diri, benar dugaannya, Sean yang tidak ada.

'Dimana dia? apa dia belum kembali? apa dia masih ditempat makan?' Semua pemikiran tersebut ada dalam benak Alana.

"Apa yang harus kulakukan?" ucap Alana yang berbicara pada dirinya sendiri. Beberapa saat kemudian, dia memutuskan untuk mencari Sean.

"Aku akan mulai mencari di sekitar tempat ini, mungkin dia tertinggal, atau mungkin keadaanya sama seperti mereka." kata Alana sambil melihat kearah teman-temannya yang tidak sadarkan diri. Dia melihat layar didepan pintu, angka yang tertera di layar tersebut dimulai dari 500, dan untuk mengitung mundur diperlukan waktu 3 detik.

"Waktuku tidak banyak, aku harus segera menemukannya." Alana kemudian berpikir untuk menyisir lorong-lorong, tapi dia belum berani melewati kelas-kelas karena perkataan teman-temannya tadi.

Yang dia pilih pertama kali adah bagian kiri sekolah mereka. Lorong pertama dilewatinya, di bagian kiri sekolah mereka, terdapat 7 kelas, dengan hati - hati ia melangkah, dia mengedarkan pandangannya disekeliling tempat tersebut, dia sampai di bagian yang dimana terdapat kelas-kelas. Alana masih takut mengingat apa yang di sampaikan oleh teman-temannya tadi.

"Beranikan dirimu Alana." Alana mencoba meyakinkan dirinya sendiri untuk melewati kelas-kelas tersebut. Alana kemudian memberanikan diri untuk melewati bagian itu, langkah demi langkah diambilnya, ketika dia melewati tempat itu, kelas pertama yang di dapatinya kosong, tidak ada seorangpun disitu.

'Aneh' batin Alana.

Apa yang dikatakan teman-temannya tadi sehabis mereka mengambil makanan, berbeda dengan yang dilihatnya sekarang, murid-murid yang tidak sadarkan diri dan tertinggal di kelas, sekarang sudah tidak ada dikelasnya.

"Kemana mereka?"

Alana kemudian memutuskan untuk melihat kelas yang lainnya, satu persatu kelas dilihatnya, dan hasilnya sama dengan kelas yang pertama dilihatnya, tidak ada seorang pun yang berada didalamnya.

"Apa ini, ini tidak seperti yang dikatakan Alex dan lainnya, sebenarnya kemana murid-murid yang lain?" Alana berbicara pada dirinya sendiri

"Apa yang harus kulakukan sekarang, aku tidak tahu harus berbuat apa." Alana sibuk dengan pikirannya, dia hampir lupa dengan tujuannya sendiri.

"Ohiya, apa sebenarnya tujuanku kemari."

"Sean, benar aku harus mencari Sean."

Dibagian kiri sekolah mereka terdapat 1 tempat makan, setelah dia melihat semua kelas di bagian kiri sekolah, dia memutuskan untuk pergi ke tempat makan. Ketika dia sampai di tempat makan, dia mulai mencari keberadaan Sean.

"Sean, Sean, apa kau mendengarku?, Sean kau ada disini?" Alana yang mencoba memanggil Sean, sambil terus mencari dan mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan tersebut, tapi nihil tidak ada jawaban dan tidak ada tanda-tanda keberadaan Sean.

"Arghhh..." Alana menjadi kesal sendiri.

"Pergi kemana dia sebenarnya."

Alana teringat bahwa masih ada 1 tempat makan lagi yaitu di bagian kanan sekolah, dia memutuskan untuk pergi kesana. Untuk sampai di tempat makan tersebut, Alana harus melewati 7 kelas lagi, Alana mengumpulkan keberaniannya untuk melewati kelas-kelas tersebut.

Kelas pertama dilewatinya, keadaannya sama dengan kelas dibagian kiri tadi, tidak ada satupun murid yang tersisa didalam tempat itu. Dia kemudian mecoba kelas kedua di bagian tersebut, tidak ada satupun murid dikelas tersebut, kelas ketiga, keempat pun sama tidak ada orang didalamnya.

"Sebenarnya kemana murid-murid yang tidak sadarkan diri tadi." Alana secara tidak sadar menyuarakan isi pikirannya sendiri. Sampai di kelas ke 6, ada yang aneh, dia seperti melihat siluet atau bayangan-bayangan yang sedang berjalan, dia mendekati siluet tersebut sambil menjaga jarak, tidak ingin mengambil resiko karena rasa penasaran. 
Ia melewati kelas-kelas yang kosong yang sudah tidak berpenghuni lagi, apakah ini siluet murid-murid lainnya? Alana masih tertinggal jauh dibelakang, tapi ada perasaan aneh yang menyelimuti dia mempercepat langkahnya, dia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Tiba-tiba, tanpa ada peringatan apapun, seseorang membekap mulut Alana dari belakang dia membekap Alana tanpa ada jarak atau ruang untuk Alana membuka suaranya....

THE LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang