"Karena hidup gak se-sederhana ekspetasi kita"
Awalnya hidup meyza berjalan dengan menyenangkan,ia selalu menjalani apa yang ia suka,meraih apa yang ia impikan dan selalu ceria dalam menjalani hidup.
Namun kecelakaan ibunya 2 tahun lalu telah merubah segalanya,sejak ibunya koma,tak ada lagi yang namanya kasih sayang,perhatian,maupun penyemangat dalam ia menjalani kehidupan sehari-hari.
---
Meyza memandang pantulan dirinya di cermin sambil memasang dasi sekolahnya."Za....kaos kaki kakak dimana?"teriak kakaknya,Fenara dari balik pintu.
"Di dekat rak sepatu"jawab meyza cuek.
"Kamu itu kalo habis nyuci jangan sembarangan dong ngeletakinnya"ucap Fenara jengkel.
"Iya"balas meyza malas."kamu itu dari tadi balasnya singkat amat,lagi sariawan ya?"sindir Fenara
"Enggak,cuma lagi males ngomong aja"jawab meyza asal.
"Yaudah gue pergi dulu,bye"pamit Fenara sambil melenggang pergi.
Meyzapun segera keluar kamar,untuk membereskan kekacauan yang Fenara buat.
Fenara itu orangnya super rempong dan cerewet banget,jadi sebelum berangkat dia selalu dilema milih sepatu,tas,dan aksesoris mana yang akan dipakai kesekolah.
Fenara itu menerapkan pola hidup yang konsumtif,jadi setiap ada barang baru dia selalu memburunya,padahal barang itu jarang dipakai.
Yang lebih menjengkelkan lagi,setiap mau pergi,barang-barangnya selalu berserakan dan tidak pernah ditata kembali.
"Kapan sih lo mau berubah Fen"gerutu meyza sambil memunguti barang-barang kakanya dan merapikan ke tempat semula.
**
Meyza berjalan dengan santai memasuki ruang kelas yang tampak riuh,dan tak lama kemudian bel masuk berbunyi.
"Meza,kenapa sih lo itu kalau berangkat selalu aja mepet sama bel masuk"gerutu Alin,teman sebangkunya.
"Ngapain sih harus berangkat pagi-pagi,satpam bukan tukang bersih-bersih juga bukan"balas Meyza santai.
"Bukanya gitu,gak takut apa kalau telat?"tanya Alin penasaran,yang dibalas meyza dengan mengedihkan bahu.
Alin mendengus sebal,sambil memukul pelan lengan Meyza dengan pelan.
"Jangan mukul-mukul,sakit tau"dengus meyza dengan kesal,kemudian ia mengeluarkan buku pelajaranya.
"Za,kenapa sih lo itu kok cuek banget,padahal gue setiap hari duduk sebangku loh sama lo" ucap Alin dengan pelan,takut menyinggung perasaan Meyza.
"Aku gak mudah akrab sama orang,jadi maklumin aja"balas meyza santai.
"Tapi kita udah lama duduk sebangku,gak punya cita-cita jadiin gue sahabat gitu?"ucap Alin memelas.
"Sahabat itu bukan berarti harus diikrarkan,tapi dilihat dari realitas keseharianya,bukan?"ucap Meyza datar.
Alin melongo dengan tampang bodoh,pasalnya Meyza itu susah diajak interaksi,bukan karena dia introvet akan tetapi Meyza itu terkesan judes dan dingin pada orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER AGAIN
Fiksi RemajaCerita ini saya Revisi,karena setelah saya baca,masih banyak sekali cara penulisan yang kurang tepat dan jalan cerita yang Absurd. So far,gak beda jauh tapi banyak yang akan saya rubah agar lebih fresh,terimakasih bagi yang sudah membaca cerita saya...