04.Egois

96 6 0
                                    

'Jangan menghakimi orang lain hanya berdasarkan persepsi bodoh yang tak berdasar'

pagi-pagi sekali Meyza telah siap dengan seragam dan tas ranselnya.

Pagi ini,ia akan mengambil motornya yang tadi malam ia titipkan di rumah itu.

Meyza menghentikan angkot yang sedang melintas dan segera naik kedalamnya.

Angkot itu tampak lenggang,Meyza menyandarkan kepala pada kaca sambil mengamati pemandangan sekitar.

Meyza turun tepat di depan rumah berpagar hitam itu,Meyza meyza segera menekan bel.

Keluarlah seorang bapak paruh baya yang ia lihat tadi malam.

"Ada apa dek?"tanya bapak itu dengan kening berkerut.

"Saya mau mengambil motor yang tadi malam saya titipkan"jawab Meyza sopan.

"Ohhh motornya berwana putih kan?"tanya Bapak itu lagi.

"Iya pak,dimana ya?"tanya Meyza karena belum melihat keberadaan motornya.

"Tadi sudah diambil sama temenya,katanya mau dibawa kebengkel"jawab bapak itu.

"Loh..siapa pak ngambil?"tanya Meyza bingung.

"Lho kamu tidak tahu ya,temen kamu yang tadi malam menitipkan yang ngambil"jawab bapak itu yakin.

"Ohhh,yasudah kalau begitu.terimakasih pak"ucap Meyza sopan.

"Oh..iya,lain kali hati-hati ya"nasehat bapak itu.

"Iya,mari pak"pamit Meyza sopan,dan kali ini ia harus naik angkot untuk kedua kalinya.

Setelah berhasil menyetop angkot yang lewat,ia segera naik dan berharap segera sampai sekolah untuk menemui Fahrian.

Saat ini Meyza benar-benar bingung,bagaimana mungkin Fahrian yang tadi malam seperti itu,rela pagi-pagi mengambil motornya da membawanya ke benkel.

Tapi tak mungkin juga kan,bila bapak itu berbohong?,Meyza gelisah dan bingung harus bagaimana.

---

Sesampainya depan gerbang,Meyza langsung membayar ongkos angkot dan segera berlari kedalam sekolah.

Tujuan Meyza saat ini hanya satu,yakni kelas Fahrian.

Meyza berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya saat ia sampai di depan kelas Fahrian,tepat saat itu ada anak yang lewat.

"Tunggu"ucap Meyza refleks.

"Ada apa?"tanya orang itu bingung.

"Fahrian udah dateng?"tanya Meyza penuh harap.

Siswa itu telihat melonggokkan kepala kedalam kelas,kemudian menggeleng.

"Belum"jawabnya santai,kemudian berjalan meninggalkan Meyza.

Meyza melangkah ke kelasnya dengan langkah gontai,Alin yang semula fokus membaca buku biologinya,kini mendongak saat melihat Meyza yang baru datang.

"Masih pagi kok udah cemberut,senyum dong"sindir Alin sambil mengamati Meyza yang datang dengan muka masam.

Meyza langsung duduk dibangkunya tanpa mempedulikan sindiran Alin.

NEVER AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang