Pagi ini gue menghampiri ayunda di kelasnya."ayunda,gue mau bicara sama lo"kataku pada ayunda.dia pun mengangguk dan mengikutiku menuju taman belakang sekolah."mau bicara apa?"tanyanya ketus."kok lo jadi berubah sih?apa sih aslah gue?"tanyaku."gue gak berubah,elo yang munafik ke gue"katanya tajam."apa sih maksud lo dari kemarin bilang gue munafik?"tanyaku sebal."nggak usah sok begodeh mey"katanya mengejek."gimana gue tau salah gue,kalo lo nggak mau jelasin ke gue"Kakaku frustasi.dia akhirnya menghela nafas panjang,"ok,sekarang gue tanya ke lo,Sebenarnya lo jodohin kak ferdy sama kakak lo kan?"tanyanya ketus."maksud lo?"tanyaku bingung."jadi,malam setelah kita pulang dari rumah sakit,lo sengaja kan gak pulang bareng?"tanyanya dingin."to the poin aja jelasinnya"kataku geram."jadi malam itu kakak lo,meyla datang menghampiri gue sama kak ferdy,dia ngajakin kak ferdy jalan,padahal gue ada di situ.gue pun bingung karena kakak lo ngajakin pacar gue jalan,terus dia bilang ke gue,kalau dia nggak tau kalau gue pacarnya kak ferdy.jadi lo pura-pura dukung gue sama kak ferdy,padahal lo tau kalo kak ferdy itu mantan kakak lo,dan kak ferdy masih cinta sama kakak lo sampai sekarang"kata ayunda sambil menangis."dan yang gue kecewa lo ngatur kencan mereka di belakang gue,lo tega nusuk teman lo sendiri mey"lanjutnya dengan masih menagis."gue nggak nglakuin semua itu,lo harus percaya sama gue"kataku meyakinkan."buat apa gue percaya sama orang yang nusuk gue?"katanya ketus."lo tau gimana meyla kan?dia itu licik"kataku sebal."kalo lo nggak terima,lo selesaikan masalah lo sama kakak lo,jangan Libatkan gue"katanya dingin sambil tersenyum miring.
Gue menghampiri meyla yang sedang makan di kantin,bersama kak ferdy dan fahrian."maksud lo apaan bilang gitu sama ayunda"kataku langsung emosi."apaan sih loh"katanya mengelak."lo bilang gue yang jodohin lo sama kak ferdy,terus gue ngatur kencan lo segala,maksud lo apaan sih"teriak ku emosi."sopanan dikit nggak bisa ya,ini di kantin"katanya tajam."gue nggak peduli,gue mau lo jelasin sama ayunda,kalo gue nggak lakuin semua itu,sekarang"kataku kesal."ogah gue,nggak penting baget"katanya malas."apa sih salah gue ke lo?lo sengaja kan buat ngejauhin gue dari orang-orang terdekat gue"kataku sambil mengis."gue nggak merasa gitu,tapi nggak tau kalo lo nganggepnya kayak gitu"katanya licik."sekarang lo puas udah menghasut semua orang buat ninggalin gue,Dan sekarang lo puas liat gue sendiri lagi,seperti 3 tahun yang lalu,lo tega,gue nganggep lo kakak gue,tapi lo sekalu nusuk gue dari belakang,makasih ya udah buat gue menderita,semoga lo puas dan bahagia"teriaku sambil mengangis,lalu berlari menuju kelasku,untuk mengambil tasku dan pergi meninggalkan sekolah (a.k.a membolos).
Sakit itu bukan di hina di depan,tapi di tusuk dari belakang.Gue berjalan tanpa arah tujuan,dengan penampilan yang acak-acakan."gue emang gak berguna dan gue udah nggak di percaya,jadi buat apa gue hidup"kataku pasrah sambil mengangis."tapi kalo gue mati,gimana kalo suatu saat mama sadar,gue nggak bisa ketemu dong"lanjutku kesal."ok meyza lo emang nggak berguna dan nggak di percaya lagi,tapi setidaknya lo masih punya harapan untuk hidup,mama masih butuh lo,meyza"kataku meyakinkan diriku sendiri.'gue harus kembali ke sekolah,apapun yang terjadi' batinku dalam hati.tapi sebelum kembali ke sekolah,terlebih dahulu aku merapikan penampilanku.
Sesampainya di sekolah,semua orang melihatku dengan heran,gue lupa kalo tadi gue jadi tontonan,tapi gue positf thinking aja,dan tetap berjalan dengan santai menuju kelas."mey,lo tadi kenapa?"tanya leni."gue ga pa pa kok"jawabku dengan tersenyum."yang sabar ya,lo pasti bisa hadapi ini semua"katanya menyemangati."thanks ya len"kataku tulus."len,lo ngapain di situ sama orang munafik,hati-hati ntar lo di tusuk dari belakang kaya gue"kata ayunda mengejek.'sabar,meyza ini semua hanya salah faham'batin ku dalam hati."kok lo gitu sih yun,bagaimana pun juga meyza itu sahabat lo,walaupun berat lo harus berusaha maafin dia"kata leni.lo nggak usah ikut campur len,hey meyza sekarang itu nggak jaman main di belang,kalo berani main di depan dong,jangan munafik"kata ayunda tajam."Asal lo tau,gue juga di tusuk dari belakang,jangan terus sebut gue munafik,karena gue gak munafik"balasku tajam lalu pergi.kenapa semua jadi seperti ini."mey,lo jangan lo jangan khawatir,gue ada di pihak lo kok"kata leni,gue mengangguk pelan."pulang sekolah,gue boleh nggak ke rumah lo?"tanyanya."boleh kok"jawabku sambil tersenyum."yaudah,sampai ketemu,pulang sekolah"katanya sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER AGAIN
Teen FictionCerita ini saya Revisi,karena setelah saya baca,masih banyak sekali cara penulisan yang kurang tepat dan jalan cerita yang Absurd. So far,gak beda jauh tapi banyak yang akan saya rubah agar lebih fresh,terimakasih bagi yang sudah membaca cerita saya...