'Andai saja..aku tak pernah punya rasa,mungkin hatiku takkan pernah sesakit ini'
Sepulang mengantar Alin ke rumahnya,Meyza segera bergegas pulang.
Diteras depan,telihat ayahnya dan Fenara yang sedang mengobrol entah apa itu,hingga mereka tertawa terbahak-bahak.
Namun ketika Meyza sampai di halaman rumah,tawa mereka tadi seolah lenyap,mereka memandang Meyza dengan datar.
"Baru pulang?"tanya Ayahnya datar.
"Iya"balas Meyza sambil menyalami tangan Ayahnya,kemudian berlalu memasuki rumah.
Sejak kejadian itu,hubungan Meyza dengan Ayah dan Kakanya berubah jadi dingin,entah karena apa Meyza juga tak tahu.
Tapi yang pasti,sejak ibunya kecelakaan,Interaksi mereka sangat buruk,Ayahnya jadi jarang pulang dan Fenara yang mulai terjerumus dalam pergaulan bebas,membuat Meyza yang saat itu masih berusia 15 tahun down.
Meyza mulai mengurung diri dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menggambar,dari sinilah keinginan untuk menjadi Arsitek mulai muncul.
Berawal dari Meyza yang setiap harinya melamun menatap kosong bangunan dirumahnya dan perumahan sekitar,memunculkan minat untuk membuat desain rumah yang ia inginkan,disini imajinasinya bebas tanpa ada yang menghakimi.
Bagi Meyza,untuk membangun sebuah rumah yang indah dan kokoh,dibutuhkan komposisi yang seimbang untuk menciptakan keselarasan.
Melihat keadaan keluarganya yang sekarang jadi seperti ini,membuat Meyza berimajinasi untuk mendesain suatu bangunan yang tak hanya megah desain Interior dan Eksteriornya,akan tetapi ia juga mengharapkan keharmonisan keluarga yang menempatinya.
Selain luxury,comfortable itu sangat diperlukan dalam merancang suatu bangunan,hal ini yang mendasari keinginan Meyza untuk menjadi Arsitek.
Meyza merebahkan tubuhnya di kasur sambil memandangi langit-langit kamarnya.
"Kenapa semua jadi seperti ini?"gumam Meyza sendu.
"Ayah yang tetap saja dingin dan Fenara yang tetap tak peduli,bahkan ibu tetap saja tak mau bangun"ucap Meyza dengan suara parau,menahan isakan.
----
Selepas meratapi nasibnya,Meyza memutuskan untuk mengganti pakaian sekolahnya dan berjalan menuju dapur untuk mencari makanan.
Sesampainya di dapur,ia tak menemukan apapun yang bisa dimakan.
"Bahkan sebungkus mie instan aja gak ada,mereka dari tadi ngapain aja sih di rumah"gumam Meyza geram.
Meyza kembali ke kamar dan mengganti bajunya dengan sweater dan celana jeans,tak lupa juga dengan sepatunya,ia segera mengambil dompet dan kuci motor,untuk mencari makanan.
Meyza memutuskan untuk membeli bahan makanan di Indomart,karena itu yang terdekat saat ini.
Ia membeli sosis,roti,mie serta apapun yang cepat dan mudah untuk dimasak.
Setelah membayar belanjaan di kasir,Meyza segera menghampiri motornya yang terparkir di depan Indomart itu.
Meyza segera menjalankan motornya dan berharap segera sampai di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER AGAIN
Подростковая литератураCerita ini saya Revisi,karena setelah saya baca,masih banyak sekali cara penulisan yang kurang tepat dan jalan cerita yang Absurd. So far,gak beda jauh tapi banyak yang akan saya rubah agar lebih fresh,terimakasih bagi yang sudah membaca cerita saya...