Part 5 : Angkot

4.5K 453 25
                                    

"Can, lo dimana sih? Laptop gue kan di lo! Sore ini gue ada mata kuliah yang dosen nya nyebelin!" omel Kilia lewat telpon.

"Ya trus kenapa? Lo catetnya pake buku lah, ga usah pake laptop. Gue masih di RS nih semalem abang gue nyaris anyut kebawa arus neraka gara-gara ayan nya kambuh." jawab Cantikha

"Justru laptop itu, untuk gue main selama dia bercicit. Tugas gue kan disitu. Lagian gue juga mau update wattpad nih, butuh laptop!" ujar Kilia. Cantikha cuman bales dengan santai "Wattpad lo juga ga ada yang baca."

Sepulang dari kuliah siang, Kilia niat ambil sendiri laptop nya. Ia memanfaatkan jam kosong buat ke rumah sakit. Dia nekat pergi tanpa payung padahal langit udah dipenuhi awan-awan abu-abu monyet dan bunyi-bunyi semacam kentut dewa alias geluduk sudah bolak-balik terdengar. Akibatnya dia basah kuyup di tengah jalan, rambut nya lepek tidak karuan bagai janda keramas. Angkot yang dia tunggu-tunggu ga datang-datang mirip jodoh nya yang juga tak kunjung datang.

Setelah sangat lama menunggu barulah muncul sebuah angkot mendekati nya perlahan. Saat angkot itu benar-benar berhenti di depan nya ternyata angkot tersebut sudah penuh cenderung mudal. Si supir menyuruh nya duduk dempet di depan bersama seorang pria muda dan karena terpaksa Kilia menerima nya. Biarpun si pria berpostur kurus, tapi tetap saja pantat mereka berdua sama-sama melayang setengah. Bangku sebelah supir itu terlalu kecil untuk mereka berdua, mereka seperti hanya duduk di seujung gigitan pizza.
Betapa bahagia nya Kilia karena perjalanannya tersendat kemacetan panjang dan hujan tak mau reda. Bau keringat si supir angkot dan keringat ibu-ibu yang duduk di belakang juga menambah bumbu kebahagian, tapi yang paling menggoda adalah tekstur bau nyerempet tai. Bau itu membuat Kilia nafas lewat mulut sepanjang jalan. Pria di sebelahnya rasanya mulai peka dengan apa yang dirasakan Kilia.

"Bau ya?" tanya pria itu.

"Ya menurut lo?" jawab Kilia ketus

"Maaf ya kalau bau, gue anak pertanian jadi kotor-kotoran gitu terus keringetan juga." ucap pria itu dengan lemah lembut.

"Oh gitu, iya gak apa-apa. Gue juga basah jadi pasti gue bau taplak demek gitu." jawab Kilia, sebenarnya dia malas ngobrol karena dia jadi harus menghirup bau karena susah nafas pakai mulut.

Harapan hidup Kilia baru timbul kembali saat melihat plank RS tujuan nya. Spontan ia menyeruakan 'kiri bang'. Ia menarik tuas kunci dan mencoba membuka pintu. Setengah mati ia mendorong tapi pintu tidak terbuka bagaikan kisah cintanya. Setengah mati ia usaha tapi tidak ada pria yang buka hati. Si pria di sebelahnya bahkan si supir ikutan mencoba membuka pintu itu. Pintu nya tetap macet. Pupus harapan Kilia untuk menapak di bumi, pantat nya capek mengambang terus sejak tadi.

"Bang, ini saya keluar gimana?" tanya Kilia,panik

"Bentar ya neng, pintu nya emang sering kayak gitu. Waktu itu 3 hari baru kebuka."












Green TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang