Asap membumbung ke langit malam. Wangi sate menyeruak ke seluruh komplek. Menarik semua orang untuk beli sate. Termasuk Gino.
"Bang! Sate!" teriak Gino sambil memakai sepatunya untuk pergi keluar.
Apel Gino ke rumah Cantikha malam minggu kali ini diisi dengan makan sate.
"Bang, sate nya segerobak." ujar Gino sambil menyodorkan tiga lembar uang seratus ribu.
Abang sate tampak ragu dengan perkataan Gino. Dia lalu menghitung tusuk sate yang belum terjual. Lalu menatap Gino dengan heran.
"Situ mau jadi reseller?" tanya pedagang sate itu.
"Mau di makan." jawab Gino.
Semua sate dibungkus untuk Gino. Gino gak sabar melahap sate-sate itu. Rasa bumbu manis nan lezat seolah sudah ia rasakan di ujung lidahnya.
"Sukses ya!" seru abang tukang sate dengan ekspresi yang masih heran.
Kantong-kantong berisi sate yang sangat banyak itu di bawa Gino dan ditaruh di meja ruang tamu.
"Untuk kita semua!" katanya sumringah.
"Gila! Banyak banget! Ini kalau semua orang kayak lu, gue jualan sate aja!" ucap Bang Reyfhan sambil mengambil tiga tusuk sate dan dimakan berbarengan.
Hari itu di rumah Cantikha diadakan party,sate party. Hingga semua orang kekenyangan dan akhirnya semua bergeletakan ria di sofa ruang tamu. Semua sendawa bersahut-sahutan.
Gino duduk disebelah Cantikha di sebuah sofa panjang. Gino menaikan kakinya sehingga posisinya menyamping. Dia merebahkan badannya dan kepalanya mau ditaruh di paha Cantikha yang lagi duduk. Cantikha spontan berdiri. Sehingga kepala Gino terdorong dan akhirnya dia tersungging dari sofa.
"Aduh, masih aja kan kayak dulu!" protes Gino yang kepala nya membentur lantai tadi.
"Gue mau ke kos an Kilia." kata Cantikha, yang lalu segera lari ke kamar untuk ganti baju.
"Eh Can, biar gue anter!" seru Gino.
***
Pintu kos an diketok Cantikha keras-keras. Lama gak dibuka. Cantikha cek jam di hp nya. Jam segini, di malam minggu, Kilia gak mungkin pergi. Biasanya dia mengendap di kos an nonton tv atau baca komik. Cantikha mengetok sekali lagi.
Gino hanya menunggu di sebelahnya sambil mencabuti rambut tipis-tipis di dagu nya alias tunas jenggot. Walaupun Gino gak berpotensi jenggotan, rambut-rambut tunas jenggot itu sangat tipis dan gak kelihatan sama sekali. Dia terlihat bersih wajahnya. Bulu kaki Gino aja ada tapi malu-malu keluarnya mirip rambut 'upin ipin'.
Setelah Cantikha mengetok yang ketiga kalinya, munculah sesosok pria shirtless dan kolor abu-abu. Dia terlihat seperti mau berenang. Jangan-jangan di dalam ada waterboom. Rambutnya acak-acakan dan matanya setengah terbuka seperti baru bangun tidur.
"Ada perlu apa ya?" suara pria itu serak namun berat dan berwibawa.
"Astaga, lo abis ngapain Kilia?" tanya Gino dengan setengah membentak. Gino maju selangkah mau menarik kerah baju pria itu biar seperti di drama-drama tapi dia baru sadar kalau pria itu shirtless. Gino mundur lagi selangkah.
"Mas, anda abis ngapain di kos an temen saya? Mas, tolong 'anu' nya dijaga ya!" tanya Cantikha dengan panik. Sekarang ini banyak pemerkosaan.
"Maaf ya, ini kos an laki-laki. Mbak, kalau mau nyari kos an perempuan ada di seberang."
Cantikha dan Gino ternyata salah tempat. Mereka minta maaf lalu pamit.
"Kayaknya buat permintaan maaf ke laki-laki tadi, gue harus beliin kaos sama kolor yang baru." bisik Gino sambil menyebrang di malam sepi.
Cantikha sama sekali tidak memperdulikan Gino. Dia sibuk dengan perasaan bersalahnya. Hari ini hatinya di hantui sesuatu yang ganjil.Kos an Kilia tampak gelap dan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Agak seram. Cantikha mengetok beberapa kali dan miss call Kila tapi gak diangkat.
"Can, gelap gini serem nih! Lo gak takut? Tangan gue kosong loh, lo gak mau pegangan?" tanya Gino sambil melihat sekeliling. Sebenernya Gino yang takut.
"Kalau kosong buat nenek-nenek sama ibu hamil duduk aja." jawab Cantikha sambil muter-muter mencari tahu dimana Kilia.
Cantikha mengintip dari jendela. Kos an Kilia tidak ada orang nya. Bahkan tak ada lampu yang menyala hanya sinar redup-redup dari bulan dan lampu jalan yang masuk lewat celah-celah yang ada. Cantikha samar-samar melihat kertas di atas meja rias bertuliskan 'HAPPY BIRTHDAY.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Green Tea
RomanceCinta itu seperti green tea, rasanya pahit tapi ditambahkan ke semua makanan agar terasa lebih lezat. -G Apa cinta rasanya benar seperti itu buat Cantikha?