Part 9 : Ketek

3.1K 346 10
                                    

     "Heh!" bentak Cantikha sambil menangkis tangan bang Reyfhan dari ketek nya.

Kakak Cantikha memang usil banget, bangunin Cantikha dengan cara - cara gak lazim. Contoh nya hari ini, Reyfhan nemplokin es batu di ketek Cantikha yang terekspos di pagi hari.
Cuman Reyfhan yang paling bisa bikin Cantikha bangun dari tidur nya. Semua orang di rumah sampai bilang kalau Reyfhan mungkin bisa juga bangunin dinosaurus yang udah mati.

"Ganggu lo! Hari ini kan gue ga ada kuliah!" bentak Cantikha sambil mengempit tangan nya di ketek yang dingin dan basah, gara-gara es yang leleh saat terkena kehangatan ketek Cantikha. Ia kemudian baringan lagi.

"Ada kiriman nih buat lo!" ujar Reyfhan.

"Apaan emang nya?" tanya Cantikha dengan nada malas-malasan.

"Apaan yah? Bentar, gue buka dulu."
Lakban yang nempel di kardus paketnya banyak banget. Reyfhan mengoyak semua lakban dengan paksa sampai kardus nya terbuka. Bukan rangkaian bunga tapi serangkaian alat tulis, dari stabilo warna pink gemas hingga penghapus karet wangi buah-buahan.

"Isinya alat tulis. Iseng banget ya? Bentar nih ada suratnya." kata Reyfhan. Reyfhan kemudian membacakan surat itu.

Seperangkat alat tulis dibayar tunai buat nulis. Penggaris nya pinjem dulu ya buat ngerjain akuntansi. -G

Cantikha langsung meloncat dari tempat tidur.

"Dapet darimana?" tanya Cantikha.

"Kurir lah, masa gue nyolong." jawab Reyfhan.

"Kirim balik gih ke alamat pengirimnya! Gak mau nerima." ucap Cantikha ketus.

"Dih, balikin sendiri, Dek!" tolak Reyfhan sambil menjewer kuping Cantikha.

     Dengan malas-malasan Cantikha beranjak dari kasur nan empuk bersahaja. Dia jalan pelan-pelan buat sikat gigi sama cuci muka. Kalau mandi masih sebentar lagi, dia males mandi pagi kalau liburan. Ia membasuh muka nya kemudian sikat gigi. Masih berat mata nya. Sisiran dikit biar agak rapi kemudian berniat kembali tidur.

Niat nya urung ketika dia buka pintu kamar mandi dan tiba-tiba yang dia lihat adalah Pak RT dengan si pria pelayan cafe green tea duduk-duduk di sofa ruang tamu nya. Mereka berbincang sama orang tua Cantikha. Perjodohan? Lamaran? Pikirannya melayang, Cantikha kan gak mau menikah. Dia langsung buka pintu kamar mandi nya terus mengendap-endap balik lagi ke kamar. Ia nyaris gak nafas biar invisible kayak ninja-ninja di kartun Jepang.

"Nih penggaris nya nih!" kata si pria pelayan. Perkataannya bikin Cantikha berenti terus nyengir ala kuda.

"Gak usah!" jawab nya ketus.

"Oh iya, gue sekarang baru tau kebutuhan lo. Kayaknya yang lo butuh itu deodorant." balas si pria.

Deodorant? Cantikha berpikir sejenak. Ia melongo sesaat kemudian baru menyadari. Ini gara-gara es batu Abang Reyfhan yang tadi pagi. Cantikha malu setengah mati. Rasa nya kayak di gampar di muka umum.
Si pria rambut jabrik itu tersenyum, lesung pipit tersimpul di senyumnya. Ia menunjukan sebuah surat ke Cantikha, ada meterai enam ribu sama tanda tangan kedua orang tua Cantikha beserta tanda tangan Pak RT

Saya hari ini selaku warga negara Indonesia yang sah, meminta izin untuk melakukan kunjungan negara setiap harinya ke rumah sodari Cantikha. Tertanda -(G)ino Simatupang.

Entah buat apa surat itu. Gak ada guna nya juga. Cantikha nolak mentah-mentah. Hati nya masih beku.

Green TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang