Keffa berkelana kemana-mana mencari Kilia. Keffa bahkan mendatangi toko milik keluarga Franata di Glodok. Tapi si penjaga toko bilang, Kilia bahkan nyaris gak pernah ke toko ini. Pernah satu kali ke toko waktu mau minjem duit.
"Mas, pacar Kilia?" tanya si Mbak penjaga toko sambil mengelap meja kasir."Dulu statusnya begitu, sekarang pengen begitu lagi." jawab Keffa sambil senyum ngenes.
"Mbak juga, mas..." kata si Mbak.
Keffa sontak terkejut. Keffa langsung mandang sinis muka si Mbak yang bedaknya seputih salju dan bibirnya semerah darah. Mbak bisa dikatakan Snow White kerajaan Glodok. Namun sayang, alis si Mbak kurang simetris dan rambutnya dijepit di belakang seperti mau mandi. Keffa menelan ludah melihatnya.
"Eh, maksudnya pengen balikan juga sama pacar Mbak yang dulu." lanjut si Mbak.
"Oh gitu..." jawab Keffa, menyiratkan kelegaan luar biasa.
"Iya, dia mirip Mas Keffa. Tapi dia ternyata dijodohin sama orang tua nya. Dia gak memperjuangkan cinta kita." si Mbak jadi curhat.
Keffa terdiam dan berpikir sejenak. Bodohnya dia waktu itu memutuskan Kilia. Dia menyesal sekali. Kata-kata Mbak menyadarkannya bahwa cinta butuh perjuangan. Kini dia harus berjuang 2x lipat bahkan 3x lipat sebelum terlambat.
Keffa melanjutkan penyidikannya ke lingkungan kos Kilia. Semua tetangga didatanginya. Satpam sempet ngusir Keffa karena dikira mau minta sumbangan. Nyaris mereka beradu silat. Untung satpamnya sudah tua, Keffa takut setelah berantem dia berubah jadi batu atau mungkin jadi polisi tidur.
Penelusurannya ke tetangga tidak begitu membuahkan hasil. Jarang yang melihat Kilia.
"Jadi Ibu Sumiati ini, sering liat Kilia?" tanya Keffa ke seorang ibu-ibu penyapu jalan yang lagi nyapu di depan kos an Kilia.
"Kilia itu yang seperti apa, Mas?" tanya Ibu Sumiati.
"Dia putih gitu, Bu." jawab Keffa.
"Wah, setau saya yang putih-putih itu kesayangan Mas Juju, yang rumahnya di pojok. Rumah di jalan buntu itu loh!"
"Mas Juju?!?" tanya Keffa, nadanya naik 1 oktaf.
***
Pintu diketuk dengan kasar. Keffa berniat melabrak Mas Juju. Selama ini Kilia mungkin senang putus dengan Keffa karena sudah ada Mas Juju.Mas Juju keluar dengan kaos putih dan celana pendek. Mukanya jelas menunjukan kalau dia orang Jawa. Ada codet di bagian dagu nya. Bisa jadi dia mantan preman atau seorang pembunuh bayaran.
Bagai melihat Sultan Hamengkubuwono, Keffa terdiam sesaat. Emosinya kisut melihat codet.
"Mas, kenal Kilia?" tanya Keffa.
"Enggak tuh." jawab Mas Juju.
"Jangan bohong!" emosi Keffa kembali meningkat.
"Gak kenal!" jawab Mas Juju agak ketus. Ia kemudian menggaruk codetnya. Membuat Keffa ngilu.
"Lalu wanita putih kesayangan Mas itu siapa?" tanya Keffa.
"Mana wanita? Saya mah belum nikah. Ah, mungkin sugar glider saya!" jawab Mas Juju. Mas Juju kemudian berlari masuk dan mengambil kandang kecil berisi binatang peliharaan Mas Juju.
"Yang albino seperti ini mahal, Mas. Mas mau beli? Bisa cicil loh. Tapi dia ini sering keliaran, Mas. Kalau ditinggal sering ke rumah-rumah tetangga. Beberapa kali mau dimakan kucing."
Keffa menepuk jidat. Ibu Sumiati salah sangka. Mungkin Ibu Sumiati terlalu lelah karena terus menyapu jalan yang tak pernah bersih.
"Bukan, Mas. Maaf. Saya mencari Kilia. Kilia satu-satunya orang yang saya cintai." ucap Keffa dengan penuh keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Green Tea
RomanceCinta itu seperti green tea, rasanya pahit tapi ditambahkan ke semua makanan agar terasa lebih lezat. -G Apa cinta rasanya benar seperti itu buat Cantikha?