Part 23 : Menikah ( Ending )

5.5K 299 11
                                    

     Balutan jas hitam dan dasi kupu-kupu membuat Gino tampan sekali hari itu. Rambutnya klimis dan sepatu nya mengkilap. Kakinya mantap melangkah ke arah Cantikha. Wajahnya dipenuhi senyuman.

"Kok pake jas?" tanya Cantikha

"Katanya harus rapih!" jawab Gino

"Ini mah lebay, cuman ulang tahun Fhano aja kok."

"Ya gak apa-apa, ini sekalian kondangan nanti jam 7." kata Gino dengan santai

Hari ini keluarga Bang Reyfhan dipersatukan kembali. Bang Reyfhan dan istrinya telah sadar bahwa mereka gak bisa hidup masing-masing. Mereka membutuhkan satu sama lain dan Fhano butuh kedua orang tuanya.

"Gino, kapan ngelamar Cantikha?" tanya Mama dari Cantikha.

Cantikha sontak menelan cireng yang baru masuk mulutnya bulat-bulat. Bumbu cireng yang pedas langsung masuk ke rongga tenggorokan dan sebagian bumbunya terhempas lewat hidung. Dia jadi mirip naga yang mengeluarkan api dari hidung.

"Baru juga sebulan jadian, Tante. Biar fokus kuliah dan karir dulu." jawab Gino padahal Gino juga pengen ngelamar sekarang.

Cantikha langsung menatap Gino dengan lega. Biarpun hatinya dirasa gak bisa lepas lagi dari Gino. Mereka masih butuh banyak waktu untuk sampai ke tahap lamaran hingga pernikahan. Apalagi untuk belajar masalah cinta yang rumit, pahit dan manis.

***

     "Jadi habis lulus mau ngapain bro?" tanya Gino ke Keffa.

Gino, Cantikha, Keffa dan Kilia double date di sebuah warung kaki lima, permintaan Kilia. Kata Kilia Indomie di warung itu enak banget, matangnya pas, halal dan bersih. Ini pertama kalinya mereka jalan bersama-sama lagi setelah baikan habis konflik.

"Mungkin mau kerja, setelah banyak uang baru menikah terus keliling komplek sama istri." kata Keffa

"Kok komplek?" tanya Kilia

"Keliling dunia capek, nanti nyasar. Sama kamu aja, aku udah berasa keliling dunia, kok. Kamu duniaku!" kata Keffa

Maka muntahlah Kilia dan Cantikha.

"Bro, lo so sweet banget!" kata Gino, terkesima.

Selanjutnya mereka lanjut dengan ngobrol dan ketawa-ketawa bareng. Mungkin terlihat biasa, tapi di masa tua akan jadi moment berharga.

Pada akhirnya semua terjadi karena hal bodoh dan konyol yang orang-orang sebut 'cinta'. Bagaikan green tea yang memberi kelezatan dan wangi berbeda pada makanan, demikianlah cinta pada kehidupan. Menyebalkan, menyedihkan, sedikit saja menyenangkan tapi terbilang enak.

T A M A T

Green TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang