39

7.1K 575 40
                                    

"Zayn tolong lepaskan tanganku." Pintaku ketika Zayn berhasil menarik tanganku yang otomatis membuatku berhenti dan menatapanya.

"Abby aku hanya minta maaf. Ya aku tau aku salah, sangat salah. Kau harus dengarkan aku." Aku hanya diam mendengar ucapannya. Ia menarik tanganku menuju area parkir.

"Kau mau membawa ku kemana?" Tanyaku ketakutan.

"Tenang, aku hanya akan membawa mu ke tempat Liam. Ada Beth dan Chloe disana. Kau mau?" Tanyanya yang kubalas dengan anggukan. Entah kenapa aku begitu mudah percaya dan tidak bisa menolaknya. Lantas ia menyuruhku naik ke motornya dan segera membawa ku keluar dari sekolah.

Begitu kami sampai di depan cafe Liam, Chloe menyambutku dengan ramah. Ia segera menarikku masuk ke dalam meninggalkan Zayn. Ia membawa ku bertemu dengan Bethany dan juga Lexa. Aku benci harus bertemu Lexa. Ya tentu saja Lexa sangat dekat dengan Jenny. Mungkin sebentar lagi ia akan memanggil Jenny kesini dan juga Harry mungkin. Ugh! Aku menyesal ikut dengan Zayn.

"Aku harus pergi." Lexa buru-buru berdiri dan keluar dari ruangan ketika melihat Zayn masuk dan menghampiri kami. Kurasa ada yang aneh dengan mereka berdua.

"Mereka putus." Bisik Beth seakan ia tau apa yang sedang kupikirkan. Aku hanya membulatkan bibirku membentuk huruf o.

Zayn menghampiri kami dan duduk di sebelahku. Ia memandang Beth sedikit malu-malu. "Maaf aku membawanya kemari." Ucap Zayn pada Beth. Beth hanya tersenyum membalasnya. Tunggu, kenapa Zayn harus minta maaf? Apa salahku kemari? Atau jangan-jangan aku yang membuat mereka putus? Tapi kenapa aku? "Aku mau keluar sebentar, kurasa aku harus menyelesaikan ini." Ucap Zayn. Entah apa yang ia maksud, aku sama sekali tak mengerti tentang mereka.

Chloe juga meninggalkan meja untuk membantu Liam di dapur. Tinggal aku dan Beth di meja ini. "Jadi kau dan Zayn, uhmm berpacaran?" Beth melontarkan sebuah pertanyaan yang membuatku sedikit kaget.

"Tentu saja tidak. Bahkan baru kali ini aku bersama Zayn." Jawabku. Aku penasaran apa yang ada di pikiran Beth hingga ia mengira aku berpacaran dengan Zayn. Kami berdua sama-sama terdiam setelah aku menjawab pertanyaan Beth.

Cukup lama kami berdua diam. Aku hanya memainkan sedotan di gelas minumanku sedang Beth menghambiskan makanan yang ia pesan. "Boleh aku bertanya?" Tanyaku. Aku benar-benar penasaran dengan hubungan Lexa dan Zayn. Kurasa mereka putus dengan cara atau masalah yang berat.

"Syilakhan sajha" Balasnya dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Mereka saling mencintai ya?" Tanyaku. Beth menjawab dengan anggukan. "Lalu kenapa mereka berdua putus?" Lanjutku masih penasaran.

Beth menghambiskan makanan yang ada di mulutnya dan menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaanku. "Kau benar-benar tidak tahu ya?" Ia balik bertanya padaku.

"Beth, aku tak pernah berkumpul dengan kalian, ya mana aku tahu tentang hubungan mereka berdua." Jawabku sambil memutar bola mataku. Beth sedikit menjengkelkan, tapi dia baik.

"Mereka putus gara-gara kau. Panjang ceritanya. Intinya Zayn mencintai mu." Aku tersedak ludahku sendiri mendengar cerita Beth. Aku yakin kini wajahku mulai memerah. Mana mungkin Zayn mencintaiku, jelas-jelas Lexa lebih sexy dariku, dia lebih cantik, dari gaya berpakaian jelas-jelas Lex lebih modis dan menggoda daripada aku. Aku bingung apa yang membuat Zayn jadi cinta padaku.

Aku terdiam setelah penjelasan Beth barusan. Aku tidak tahu harus apa sekarang. Aku membuat hubungan Zayn dan Lex hancur. Pantas saja Lex langsung pergi begitu melihatku tadi. Apa menariknya diriku hingga seorang Zayn memutuskan Lex demi aku? Maksudku, aku tidak mencintainya, aku bahkan tidak begitu suka berada di dekatnya, bagaimana mungkin dia putus dengan Lex untuk menjalin hubungan dengan ku? Sial! Jika otakku mudah meledak, mungkin ini saatnya ia meledak. Terlalu banyak hal-hal bodoh yang aku pikirkan. Belum tuntas satu masalah, masalah lain datang tanpa seizinku.

STYLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang