"Morning." Sapaku ketika melihat Harry membuka matanya. Aku yang sejak tadi menatap wajahnya yang sedang tertidur, tersenyum manis menyambut paginya.
"Hai." Balasannya juga dengan senyuman. Ia mengecup pipiku lalu kembali memejamkan matanya.
Aku mencoba untuk beranjak dari tempat tidur, kurasa membuat sarapan untuk Harry akan membuatnya senang. "Ahhh!" Aku berteriak pelan merasakan sakit dan kram di sekitar paha ku. Rasanya seperti habis berlari 1000km, oke aku mulai berlebihan.
Pun kupaksakan diriku untuk berdiri dan berjalan menuju lemari pakaian Harry. Walaupun apatement ini dan rumahnya hanya berjarak beberapa menit dari sini, tapi lemari pakaiannya penuh dengan pakaian sesuai gaya Harry. Aku memilih kaos polos Harry dan menemukan sebuah celana olahraga pendek milik entah siapa. Kelihatannya celana ini milik seorang wanita, dan tidak mungkin Harry mengenakan pakaian wanita. Biarlah, aku tidak peduli.
Ada dapur kecil disini, dan aku hanya menemukan sereal di dalam kabinet, susu segar di dalam lemari pendinginnya, dan juga tiga potong sisa roti. entahlah apa yang harus kubuat dengan bahan-bahan seperti ini.
"Aku akan makan serealnya saja. Dan juga susu itu." Harry membuatku kaget dengan suara seraknya, ia berjalan mendekat kearah ku yang bingung dengan serealnya. Pun aku segera mengambil mangkuk dan menuangkan sereal dan juga susunya.
aku menggeser mangkuk isi sereal itu kedepan Harry. Ia menatapku tanpa ekspresi. "Apa?" Tanya ku bingung. Ia hanya tersenyum, membuatku penasaran. "Ada apa?" Tanyaku lagi. Kali ini nada suaraku lebih mendesak dan memaksanya.
"Tidak ada, kau nampak cantik." Ucapnya. Ia membuatku tersipu malu. Jika saja aku tidak bisa mengontrol rasa malu ku, mungkin aku akan melakukan hal-hal bodoh dan memalukan. "Dan lucu ketika pipimu merona seperti itu." Lanjutnya semakin membuatku malu.
"Berhenti menggoda ku dan habiskan makanan mu, kau harus masuk sekolah Harry."
"Baiklah, dan bagaimana dengan mu?"
"Kurasa aku harus membolos."
Harry menatapku lumayan lama lalu ia melihat kearah paha ku yang sedikit kupijat lembut.
"Kau baik-baik saja?" Tanyanya penuh perhatian.
"Uhm ya, hanya belum terbiasa." Ucapku sedikit malu.
"Kau hanya kurang berolahraga. Aku akan menemani mu."
"Kau tidak pergi sekolah?"
"Jika kau tidak, maka aku tidak."
Aku mengangguk mengerti.
"Dan celana siapa yang kau kenakan?" Tanyanya sebelum menyuapkan sesendok sereal kedalam mulutnya.
"Entah, aku menemukannya di lemari pakaian mu."
"Oh ya? Aku bahkan tidak tahu itu milik siapa."
Aku hanya berdecak mendapati si bodoh Harry telah kembali. Aku menatapnya ketika ia menyuapkan sendok demi sendok kedalam mulutnya. Ia juga menyuruhku makan sereal bersamanya, lebih tepat menjejalkan sereal ke mulut ku hingga mulutku penuh.
Aku mencoba berdiri dengan bantuan meja makan, hendak membereskan mangkuk dan juga gelas di meja makan setelah Harry selesai menghabiskan serealnya. Harry juga beranjak dan lebih dulu meninggalkan dapur, entah dia pergi kemana.
Setelah semua beres, aku memutuskan untuk membersihkan tubuhku. Ya karena semalam badanku beberapa kali harus ditumpahi cairan milik Harry. Belum lagi payudara dan leher ku yang banyak dimainkan oleh mulut Harry.
Aku bersenandung kecil seraya menatap wajah dan tubuhku di cermin kamar mandi. Mengikat rambut ku kebelakang. Aku baru sadar jika Harry meninggalkan beberapa bekas ciuman di dada dan payudara ku ketika aku menanggalkan semua pakaian ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
STYLES
RandomMy mouth hasn't shut up about you since you kissed it. The idea that you may kiss it again is stuck in my brain. Which hasn't stopped thinking about you since well before any kiss. 18+