41

7K 592 95
                                    

"Ya tentu saja. Kau harus berubah Abby." Zayn tersenyum lebar ketika aku melebarkan sebuah crop tee berwarna hitam yang kutemukan dari bungkusan yang Zayn berikan. "Aku ingin kau mengenakannya nanti malam. Aku ingin kau terlihat menarik." Ucapnya santai tanpa melepas senyumannya.

"Tapi Zayn, aku tidak memakai yang seperti ini. Dan Harry tak pernah suka aku memakai ini dan eh---" Ucapku cepat. Aku melirik kearah Zayn dan tentu saja raut wajahnya berubah saat nama pria keriting itu ku sebut. Senyum manisnya hilang begitu saja dari wajahnya.

"Terserah kau saja. Aku hanya memberikan pilihan kalau-kalau kau ingin merubah hidup mu." Ucapnya datar.

Aku tau aku salah menyebut nama Harry di depan Zayn. Ya karena satu-satunya yang aku tau bahwa Zayn mencintaiku, dan tentu saja dia pasti akan cemburu mendengar nama lelaki lain yang kusebut. Apalagi itu Harry.

Hampir setengah jam lamanya aku menimbang-nimbang pakaian yang Zayn berikan ini. Bukannya aku malu dengan bentuk tubuhku hanya saja aku tidak pernah percaya diri dengan pakaian seperti ini. Lagi, Harry selalu melarangku mengenakan pakaian yang memperlihatkan bagian perutku. Ya karena aku tau, aku akan terlihat lebih sexy dan menggoda dengan pakaian seperti ini.

Tapi kurasa Zayn ada benarnya. Aku harus melupakan perintah atau aturan yang Harry berikan padaku karena kami bukan sahabat lagi. Dan haruskah aku melanggar yang satu ini?

"Kenapa tak kau coba saja?" Tiba-tiba Zayn menatapku yang masih memegang kaos ini. Aku yang kaget hanya meliriknya tanpa membalas. Entah apa yang merasuki ku, aku segera masuk kedalam kamar ibu dan melepaskan kaos yang aku kenakan dan menggantinya dengan kaos pemberian Zayn.

Aku melihat diriku yang kurus kecil dengan pakaian seperti ini. Ini bukan kaos kurasa, ini lebih ke bra ketat yang dirubah oleh pecinta fashion menjadi nama crop tee.

Tapi jujur saja dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku menyukai ini. Aku sangat suka melihat diriku yang menggoda dibanding Jenny wanita jalang itu. Aku suka melihat tubuhku sexy seperti ini. Tapi bagaimana penilaian Harry nantinya? Ah persetan dengan pria brengsek itu!

"Bagaimana?" Aku keluar dari kamar ibu dan bertanya pada Zayn mengenai penampilan baruku.

"Oh ya Tuhan! Abby! Kau sangat, KEREN! Uhhhh aku suka gaya mu seperti ini!" Teriak Stella yang tiba-tiba duduk di sebelah Zayn. Ia menatapku tanpa berkedip kurasa. Entahlah apa yang membuatnya begitu takjub melihatku yang seperti ini.

Dan aku juga sedikit tercengang dengan dandanannya yang terkesan lebih brandal. Rambut warna-warninya diurai begitu saja. Ia mengenakan beberapa anting-anting tambahan di telinga kanannya. Ada kalung ketat berwarna hitam melingkar seperti akan menjerat lehernya. Pakaiannya berupa kaos hitam yang melorot di bagian kanannya dan skinny jeans dengan sobekan di berbagai bagian hingga hampir sebagian pahanya terlihat. Sungguh aku tak pernah melihatnya seperti ini.

"Kenapa kau melihati ku? Kau kaget dengan Stella yang asli?" Tanyanya sedikit tertawa geli. Stella yang asli? Oh benarkah ini 'The Real Stella'? Kalau benar, kurasa aku akan berfikir beribu-ribu kali sebelum berteman dengannya.

"Tidak, hanya Stella yang asli cukup---"

"Cukup gila." Zayn memotong ucapanku. Kurasa aku setuju dengan Zayn.

Stella memukul lengan Zayn seakan mereka sudah akrab. Yang kutau, Stella pernah mengatakan bahwa Zayn adalah pria yang manis dan lumayan. Entah kenapa aku merasa aneh melihat mereka berdua begitu akrab. Ada sedikit perasaan tak suka yang melandaku. Seperti perasaan cemburu, mungkin.

Jangan sadarkan aku bahwa aku mulai mencintai Zayn. Aku tidak mungkin mencintainya. Maksudku, aku masih mencintai Harry. Aneh rasanya jika aku mencintai dua pria sekaligus.

STYLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang