22. Go out

13.2K 1K 8
                                    

+ 35 Vote >>>> Lanjut part 23

:-)

Kevin masih setia duduk di kursi tunggu depan kamar UGD. Mata tajam nya tak lepas dari pintu itu. Dalam hati dia cemas menunggu dokter tak kunjung keluar membawa kabar kondisi sang adik. Tapi di sisi lain pikiran nya juga masih berkecambuk akan accident yang beberapa jam lalu terjadi. Kedua tangan nya mengepal kuat sampai kuku2 jari nya memutih. Amarah nya masih bersarang jika si pelaku belum juga ditemukan. Sekali kali dia melirik handphone nya sendiri sekedar mengecek bila ada info dari Max, asisten pribadinya.

Suara pintu yang dibuka membuyarkan pikiran2 nya. Dengan panik dia menghampiri sang dokter yang keluar dari ruang UGD sine.

"Bagaimana keadaan nya ?" Tanya nya tak sabaran.

"Beruntung luka sayatan nya tidak terlalu dalam. Hanya saja lukanya lumayan panjang jadi untuk 3 hari kedepan sebaiknya biarkan lengan nya tetap diperban. Dan tidak boleh banyak bergerak. Agar tak menghambat kesembuhan nya" jelas sang dokter pada Kevin.

"Apa saya boleh menemuinya" tambah Kevin.

"Sebaiknya biarkan dia istirahat dulu. Dia masih shok tadi jadi terpaksa saya berikan suntikan penenang agar dapat tidur. 3 jam lagi mungkin dia sudah bangun, tuan bisa melihatnya saat itu" jelas dokter lagi dengan sopan.

Kevin pun hanya mengangguk lemah mendengarnya. Shok ? Tentu saja peri cantik nya itu akan shok dengan kejadian yang tiba2 menyerang nya. "Semoga saat bangun nanti kau sudah lupa sweety" batin Kevin.

"Baiklah tuan saya permisi dulu, jika ada perlu silahkan langsung ke ruangan saya" pamit dokter.

"Silahkan, terima kasih dok" jawab Kevin ramah memaksakan senyum nya.

Tepat saat dokter pergi. Aliand datang bersama Sahila dengan kepala sudah terperban. Dan dari arah berlawanan terlihat Max juga berjalan ke arah Kevin.

"Bagaimana sine ?" Tanya Sahila cepat di hadapan Kevin.

"Luka nya tidak dalam tapi tetap saja tak boleh bergerak sampai 3 hari kedepan. Dia masih istirahat jangan ada yang mengunjungi nya dulu" jawab Kevin datar.

Kemudian berbalik menatap serius pada Max yang sudah berdiri tegak di belakang nya.

"Bagaimana ?" To do point Kevin pada Max.

"Maaf tuan saya tak bisa membawa nya dalam keadaan bernafas. Dia sekarat dan meninggal 5 menit setelah kami menemukan nya" ucap Max penuh penyesalan.

Sontak saja membuat mata Kevin, Sahila dan Aliand terbelalak kaget.

"Sialan, kenapa dia bisa mati hah !" Geram Kevin dengan suara dingin nya. Membuat Max mundur selangkah takut. Bertahun tahun mengabdikan diri di samping Kevin. Membuat dia hafal kalau saat bos nya murka seperti sekarang akan semakin beringas.

"Dia mati dengan luka tembak di perutnya tuan. Seperti nya kejadian ini memang sudah direncanakan oleh pelaku aslinya. Dia membayar orang untuk melukai Aliand dengan niat mengurangi penjagaan terhadap nona Sine. Tapi saat orang bayaran nya gagal melakukan tugas nya dengan sengaja pelaku itu membunuhnya. Agar tak sampai bocor yang artinya akan membuka kedoknya" ucap Max menjelaskan penyelidikan pertama nya.

Tapi bukan nya lega Kevin malah semakin geram. Begitupun Aliand, tanpa sadar tangan nya sudah mengepal menahan segala emosi yang ada.

Segala umpatan keluar di batin Aliand. Saat ini ingin sekali dia menemukan pelaku licik itu dan menghabisinya. Tapi apa daya, dia tak ada hak tanpa ada perintah dari si bos. 

My Expensive Princess (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang