"Permisi mas,,, masih ada topi couple nya gak ?"
Suara berat seorang pria menghentikan obrolan Liand, Sine dan Rado. Kompak mereka bertiga menengok ke arah pintu masuk toko. Seorang pria berpostur tubuh tinggi, berkulit putih terlihat begitu mempesona dengan kaca mata hitam yang bertender di hidung lancip nya. Di samping pria itu berdiri seorang wanita seksi berkulit putih terang dan dengan kaca mata hitam nya mengapitkan tangan nya di lengan si pria mesra. Sepasang kekasih itu terlihat begitu sempurna dengan balutan pakaian casual nya. Liand dan Sine sama2 tidak berkedip memandang nya. Kedua nya merasa tidak asing dengan orang2 itu, tapi masih ada keraguan untuk menegurnya.
"Maaf mas,, topi couple nya sudah habis. Ini yang terakhir itu pun sudah milik mereka berdua" ucap Rado memecah keheningan yang ada. Sedang Liand dan Sine masih tetap pada posisi dan ekspresinya.
"Kalau kacamata apa habis juga,, karna saya membutuhkan nya" ucap pria itu lagi sambil melepas kacamata yang sedari tadi ia pakai.
Degh.
Kini kedua pasang mata Liand dan Sine membulat sempurna. Tanpa kata Sine pun langsung berlari berhambur ke pelukan pria itu. Prince, pria yang sangat dia rindukan sekarang dapat dipeluknya. Pria yang seminggu ini dia khawatirkan ternyata masih sehat tanpa cacat."Merindukan ku hmm" bisik Kevin membalas pelukan sang adik terkasih.
"Sangat, aku juga mengkhawatirkan mu prince" jawab Sine mempererat pelukan nya.
Saling melepas rindu masing2 mereka berdua tersenyum dalam pelukan erat. Liand dan Sahila pun ikut tersenyum bahagia. Sedangkan Rado yang tak mengerti apa2 hanya mengerutkan dahi bingung.
"Apa ini artinya perang akan dimulai" ucap Sine pelan melepas pelukannya. Mata coklat nya menatap manik hitam sang kakak cemas.
Kevin hanya tersenyum tipis mendengarnya,
"Kita bicarakan itu nanti sweety" ucap nya sambil merangkul pinggang Sine untuk mengikuti nya mendekati tempat Liand berdiri."Selamat datang tuan dan nona muda" ucap Liand membungkuk memberi penghormatan pada kedua majikan nya.
"Bagaimana kabar mu Liand ? Apa sulit menjaga gadis batu ini ?" ucap Kevin sambil melirik pada Sine.
"Aku tidak sebandel itu Prince !" protes Sine tak trima.
"Aku tak bertanya pada mu sweety" sahut Kevin dengan nada mengejek. Membuat Sine mengerucutkan bibir dan Sahila terkikik saja.
"Tuan muda tidak perlu khawatir, dia cukup penurut selama disini. Hanya saja di hari pertama datang, nona muda membuat seisi rumah kalang kabut mencarinya" jawab Liand sopan dengan senyum tipis mengingat saat Sine tiba2 menghilang.
"Apa princess sempat hilang ?" sahut Sahila kaget.
Tak hanya sahila, Kevinpun kaget mendengar ucapan Liand. Tapi tidak terucap.
"Bukan,, bukan seperti yang kalian pikirkan. Itu salah ku, waktu itu aku sedang bosan. Jadi memutuskan untuk jalan2 tapi lupa tidak ijin pada Liand" ucap Sine menjelaskan agar Kevin tak marah pada Liand.
"Kau mencoba kabur begitu ?" Ucap Kevin sekarang dengan tatapan intimidasi.
"Princeeee,,, aku hanya bosan bukan ingin kabur" rengek Sine menggoyang goyangkan tangan kanan Kevin.
"Fine,, aku percaya" ucap Kevin mengacak rambut Sine sayang. Sine pun langsung meringis memamerkan deretan gigi rapinya.
"Maaf,, kalian ini sebenarnya siapa ?" ucap Rado menengahi karna kebingungan nya sendiri.
"Eh Do,, kenalin ini tuan Kevin kakak Sine dan ini nona Sahila tunangan tuan Kevin" jawab Liand mengenalkan.
Kevin dan Sahila pun tersenyum ramah pada Rado.
"Jadi loe pacaran ama majikan loe sendiri gitu !" Ucap Rado dengan nada kaget tak percaya. Sedangkan Liand yang di tanya hanya mengangkat bahunya saja tanpa menjawab.
"Maaf mas Rado, seperti nya obrolan kita berakhir disini. Kami harus segera kembali ke Jakarta sekarang" ucap Kevin tiba2, membuat Sine dan Liand kompak menatapnya serius.
"Sekarang prince ?" tanya Sine mengulang ucapan Kevin.
"Of course sweety, you ready ?" Jawab Kevin tegas. Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Sine, dia hanya mengangguk sekali saja.
"Ok gue balik dulu ya Do,, makasih buat topi nya" pamit Liand menepuk bahu Rado pelan.
"Baik2 loe di kota sering2 pulang" jawab Rado mengingatkan.
"See you Rado,,, salam buat Fitri" ucap Sine menengahi.
"Iya ntar gue salamin Sine, hati2 di jalan" jawab Rado dengan senyum lembut nya.
Dan mereka berempat pun keluar toko diantar oleh Rado sang pemilik. Tanpa di sangka ternyata di depan toko sudah ramai oleh orang2 yang menunggu keluar nya mereka berempat. Mereka semua sangat penasaran saat melihat beberapa mobil mewah yang tak pernah dilihat di desa ini mulai terparkir rapi di depan pasar. Beberapa pria bertubuh gempal dengan pakaian serba hitam keluar dari mobil semakin menyita rasa penasaran mereka. Tak lama sosok Kevin dan Sahila pun muncul dari dalam mobil, membuat semua pengunjung dan pedagang pun terperangah. Karna penasaran mereka semua mengikuti iring2an Kevin dan Sahila sampai di depan toko ini. Dan sekarang, ganti Sine dan Liand yang dibuat terperangah oleh banyak nya orang di depan toko. Dengan sigap Liand langsung menarik tubuh Sine mendekat padanya. Sehingga sekarang tangan Liand sudah merangkul pinggang Sine posesif. Tatapan matanya kembali menajam penuh kesiagaan. Inilah sosok Liand yang sebenarnya. Sosok malaikat devil yang siap menerjang siapa pun yang berani menyentuh sesuatu yang sangat disayanginya.
"Silahkan tuan,, nona,, kami sudah siap" ucap Max penuh hormat.
Dan mereka berempat pun langsung berjalan menuju area parkir pasar. Dengan pengawalan ketat. Meski tidak ada tanda2 mencurigakan mereka semua tetap waspada. Begitupun Liand yang semakin memeluk erat pinggang kekasihnya.
"Masuk mobil dan kita langsung ke jakarta. Di dalam mobil sudah ada makanan untuk makan siang kalian berdua. Aku sudah ijin pada ibu dan kakak mu Liand, jadi tak perlu pamit lagi" ucap Kevin tegas sesampainya di depan mobil.
"Tapi prince a,,,"
"Tak ada bantahan sweety, masuk mobil sekarang" potong Kevin cepat membuat Sine cengoh.
"Baik tuan" sahut Liand setelahnya dan langsung mendorong Sine pelan untuk masuk mobil. Liand tau sekarang bukan saat nya membantah tuan muda Kevin.
Seperti biasa Liand dan Sine semobil bersama pak Mandra dan seorang pengawal di samping kemudi. Sedangkan Kevin dan Sahila semobil dengan Max dan sopir pribadi Kevin. Satu persatu mobil pengawal keluar area pasar di ikuti mobil Kevin dan Sine kemudian pengawal lagi di belakangnya. Selama perjalanan suasana dalam mobil sangatlah sepi. Baik Sine dan Liand tak ada yang memulai obrolan. Sine sibuk dengan pikiran nya sendiri. Begitupun dengan Aliand, otak nya terlalu sibuk memikirkan apa2 yang akan terjadi setelah ini. Kedatangan Kevin secara tidak langsung menunjukan padanya bahwa waktu perang semakin dekat. Dan segala rencana mungkin sudah disiapkan oleh Kevin untuk melawan musuh besar Abraham, Maxy. Dalam hati dia sudah bertekad menjadi tameng Prilsine. Apapun yang terjadi nanti, tak akan menghentikan tekad nya.
Skip.
"Sweety, istirahatlah dulu Sahila akan menemani mu !" perintah Kevin lembut pada Sine saat mobil mereka sudah terparkir rapi di halaman rumah kedua keluarga Abraham.
"Baiklah,,," jawab Sine lesu. Tak ada semangat untuk mendebat sang kakak. Menurutnya istirahat lebih baik sekarang, karna nanti dia pasti sudah mulai sibuk dengan Maxy.
"Aku temani dia dulu" sahut Sahila berjalan kedalam rumah menyusul calon adik iparnya.
"Dan kau Liand, kita perlu bicara sekarang" ucap Kevin tak terbantahkan.
Tanpa bantahan Liand pun mengekori tuan muda nya memasuki rumah. "Sekarang waktunya" gumam nya dalam hati.
&&&_&&_&&&&___&&&&&
+50 Vote lanjuuttt
:-)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Expensive Princess (End)
Fiksi PenggemarAwalnya hanya bertanggung jawab karena ikatan sebuah kontrak kerja tapi entah kenapa semuanya berlalu sampai tumbuhnya perasaan yang tak biasa di hati, apakah ini cinta..... kurasa itu benar adanya bahwa aku mencintainya My Expensive Princess »» Ali...