Vote
.
.
.
Vote
.
.
.
Vote
.
.
.
.
........Buukkk
Praanngggg
Suara dentuman keras bersamaan dengan suara benda pecah terdengar menggema di seluruh penjuru rumah berlantai tiga itu.
Semua pelayan yang mendengar itu terlonjak kaget dan reflek menghentikan pekerjaan masing2.
"Suara apa itu !"
Ucap Aliand panik saat keluar dari ruangannya."Entahlah tuan, tapi suara itu berasal dari kamar nona muda"
Jawab salah satu pelayan yang sedang membersihkan tangga.Tanpa babibu Aliand langsung berlari menaiki tangga menuju kamar majikannya itu dengan panik di ikuti ibu Nina. Bukan hanya mereka berdua, semua pelayan pun ikut panik dan berhambur menyusul Aliand dan bu Nina.
"Astaga nona...."
Teriakan Aliand terdengar begitu panik dan pilu saat mendapati tubuh nona muda nya sudah tergeletak di lantai marmer tak sadarkan diri. Semua pelayan yang tadi mengikuti Aliand juga tak kalah kaget melihat kondisi majikannya sekarang."Bilang pak Mandra untuk menyiapkan mobil sekarang cepat ! Kita harus membawa nona muda ke rumah sakit !"
Perintah bu Nina dengan teriakannya karna panik bercampur cemas. Dan salah satu pelayan pun langsung berlari mencari pak Mandra.
Bu Nina dengan panik mencari kotak P3K untuk mencari minyak kayu putih. Setelah mendapatkanya dia langsung mengolesinya di ujung hidung Prilsine sebagai umpan agar dia segera sadar.
Aliand yang mendekap tubuh Prilsine pun tak tinggal diam, dia berusaha membangunkan Prilsine dengan sedikit mengoncang tubuh rapuh itu.
"Nona ku mohon bangunlah.. nona bisa mendengar saya bukan"
Suara cemas Aliand terdengar begitu memilukan tapi tak membuat gadis yang ada didekapannya itu membuka matanya. Dia masih tetap diam tak bergerak dengan mata yang tertutup rapat.
"Mobilnya sudah siap bu"
Ucap pelayan tadi dengan nafas terputus putus karna berlarian kesana kemari.Dan dengan sigap Aliand pun langsung membawa tubuh Prilsine ke gendongannya dan berjalan cepat menuju mobil yang sudah siap di depan pintu rumah.
"Bereskan semua jangan ada yang tertinggal" perintah tegas bu Nina pada semua pelayan dan langsung berlari menyusul Aliand.
Pak Mandra mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi bersama bu Nina yang duduk di kursi sebelahnya. Sedangkan Aliand duduk di kursi penumpang dengan Prilsine yang masih didekapannya. Aliand bisa merasakan dari tadi kalau suhu tubuh nona nya itu cukup tinggi. Dan itu semakin membuatnya frustasi karna cemas.
10 menit berpaju di jalan, mobil mereka pun tiba di rumah sakit mewah yang berada tak jauh dari komplek perumahan Prilsine. Dengan cepat pak Mandra membukakan pintu penumpang untuk Alaind.
Sedangkan bu Nina sudah lebih dulu masuk untuk mengurus adiministrasi. Tanpa menunggu bu Nina selesai Aliand langsung berlari menggendong Prilsine ke ruang UGD.
"Cepat dok tolong nona saya, tadi dia pingsan" ucap Aliand panik sambil merebahkan tubuh Prilsine di bangsal.
"Tenang pak, sebaiknya bapak tunggu di luar. Ini biar kami tangani"
Ucap suster perawat pada Aliand. Sesungguhnya dia ingin menemani nona nya itu di sini, tapi apa boleh buat dia tak ingin keberadaannya menganggu dokter yang menangani Priline. Dan dengan langkah gontai Alaind pun menuruti ucapan suster itu menunggu di luar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Expensive Princess (End)
FanfictionAwalnya hanya bertanggung jawab karena ikatan sebuah kontrak kerja tapi entah kenapa semuanya berlalu sampai tumbuhnya perasaan yang tak biasa di hati, apakah ini cinta..... kurasa itu benar adanya bahwa aku mencintainya My Expensive Princess »» Ali...