Degupan Pertama

3.3K 249 1
                                    

Author POV

Hari ini Aila dan Byan berencana mengerjakan tugas kelompok mereka di rumah Byan.

Sebenarnya bukan hal yang mudah untuk Aila mendapatkan izin untuk pergi ke rumah Byan.

Tentu saja ia akan dengan mudah mendapatkan izin dari orang tuanya, mengingat orang tuanya sangat menerima keberadaan Byan.

Tetapi abangnya yang overprotectif itulah yang membuatnya harus memohon-mohon, karena bagi Aila izin dari bang Adnan juga penting.

Setelah termakan oleh muka memelas Aila abangnyapun mengizinkannya.

"Byan kita jadi kan hari ini kerja kelompok di rumah kamu?"
Tanya Aila

"Hah serius lo mau ke rumah gue?
Emangnya di izinin gitu sama abang lo?" Tanya Byan sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Ehmm sebenarnya sih tadi aku harus mohon-mohon dulu sama bang Adnan hehehe
tapi dia udah izinin kok" Ujar Aila girang.

"Emangnya lo ga takut apa ke rumah gue?" Tanya Byan dengan suara pelan.

Aila mengerutkan alisnya bingung.

"Kenapa aku harus takut, emangnya kamu vampire yang mau hisap darah aku?" Ucap Aila dengan polosnya.

Byan hanya menggeleng pelan.

"Gak, tapi lo ga pernah denger apa gue itu berandal, kalo gue ga pinter, gue udah di depak kali dari sini." Ujar Byan

"Aku percaya kok kamu orang baik" ucap Aila sambil tersenyum

Byan termangun, ia jadi ingat ucapan bang Adnan semalam.

"Gue tau lo ini kaya apa. Jadi gue ingetin sama lo jaga adek gue baik-baik, jangan sampe lo bikin setitik aja airmata jatuh dari matanya."

Setelah mengatakan itu dengan tegas dan tatapan mata tajam.

Adnan meninggalkan Byan yang bersiap pulang ke rumahnya.

Aila mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Byan.

"Hey ayo kita ke rumah kamu "

"Oh iyaa ayoo, lo jalan duluan aja" Ucap Byan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.



Aila POV

Ini pertama kalinya aku menaiki mobil berdua dengan laki-laki selain ayah dan bang Adnan.

Ada sesuatu yang mengganjal hatiku, entahlah aku menjadi gugup dan terasa sangat canggung diantara kami.

Dari tadi aku duduk dengan gelisah, tidak bisa diam di kursi samping pengemudi yang tentunya diduduki oleh Byan.

Tiba-tiba mobil Byan menepi dari jalan dan berhenti.

"Turun"

Aku kaget mendengar ucapan Byan yang menyuruhku turun, ketika aku menoleh padanya ia hanya memandangku datar.

"Gue tau ini pasti pertama kalinya lo semobil sama laki-laki selain abang sama ayah lo. Jadi mendingan lo turun dan duduk di kursi penumpang. Gue ga tahan ngeliat lo duduknya rusuh banget kya gitu, risih gue berasa penculik tau ga." Jelas Byan panjang lebar

"Apa ga papa aku duduk di belakang?" Tanyaku

"Iya gapapa, gue siap jadi supir sementara lo" ucap Byan dengan lembut sambil tersenyum tulus

Deg.....

Ada apa dengan jantungku, ini bukan pertama kalinya aku melihat ia tersenyum tulus seperti itu.
Kemarin saat di rumahku diam-diam aku melihatnya yang sedang tersenyum seperti ini.

Tapi kenapa kali ini dia......

Subhanallah tampan sekali ^_^

Biasanya nada datar yang terdengar dari mulutnya.

Sekarang suaranya sangat lembut ^^

Aku segera pindah ke jok belakang setelah tersadar dari lamunanku.

Astagfirullah mikir apa aku barusan.



Author POV

Mobil Byan memasuki garasi rumah.

Aila sudah turun tadi dan menunggunya di pagar rumah.

Yaa tadi Byan sudah mengklakson mobilnya tetapi tidak ada yang membukakan pagar rumahnya.

Sehingga Aila harus turun dan membukakan pagar untuk mobil Byan.

Byan menghampiri Aila yang masih mematung di depan pagar.

"Ayo Ai masuk, tunggu apalagi." Ajak Byan

"Ehmmm kok kayanya rumah kamu sepi yaa, emangnya bi Inah kemana?" Tanya Aila ragu

"Palingan juga bibi lagi belanja ke supermarket." Jelas Byan

"Berarti di rumah kamu ga ada siapa-siapa dong?
Pasti papa kamu juga masih kerja.
Ga baik kalau kita berdua aja di dalam rumah." Ujar Aila pelan

"Iya gue tau kok, tenang aja palingan juga bibi bentar lagi balik, kita duduk dulu yuuk di situ" Ucap Byan sambil menunjuk kursi yang berada di samping pintu rumahnya.

Sekarang mereka sedang mengeejakan tugas sekolah mereka di depan rumah Byan.

Byan belum mengganti baju seragamnya, padahal tadi Aila sudah menyuruhnya untuk menggantinya.

Tapi entah kenapa, ia seperti selalu terbayang oleh ucapan Adnan.

Ia bahkan tidak berniat meninggalkan Aila sendirian, meski hanya untuk mengganti seragam.

"Kamu kenapa sih ga mau ganti baju dulu?
Ga papa kali aku ditinggal di sini, aku kan bukan anak kecil yang akan hilang ditinggal sebentar." ucap Aila gemas

"Lo kan emang anak kecil, lagian juga lo belum haus kan?
Gue ke dalem, kalo lo butuh sesuatu aja, gue takut lo di culik." ujar Byan sambil terkekeh

Deg......

Lagi-lagi ada desiran aneh di jantung Aila.

Ia hanya menunduk sambil menyembunyikan wajahnya yang memanas.

Tak lama kemudian ada suara mobil yang sudah terparkir di halaman rumah Byan.

Setelah mesin mobil di matikan, turunlah seorang pria paruhbaya yang sedang berjalan menghampiri mereka.

"Tumben jam segini udah nyampe rumah" ucap Byan sinis dengan tatapan mata yang tajam.

AILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang