Gilang ?

2.8K 174 2
                                    

Di perpustakaan yang tidak terlalu banyak peminatnya.

Duduk seorang perempuan berjilbab yang sedang hanyut pada buku di tangannya.

Hingga tak sadar ada seseorang yang memperhatikannya dan duduk di sampingnya.

“Serius amat bacanya”

Perempuan yang ternyata Aila terlonjak kaget di tempat duduknya.

“Astagfirullahaladzim, ngagetin aja sih. Aku fikir hantu tadi”

Orang yang menjadi lawan bicara Aila tadi hanya terkekeh mendengar penuturan Ayla.

“Eh, tunggu dulu deh. Kayaknya aku pernah liat kamu. Tapi dimana ya?” ucap Ayla sambil mengingat-ngingat wajah di depannya.

“Oiya, Jus. Kamu yang waktu itu bayarin jus aku di rumah sakitkan?”

“Akhirnya lo inget juga sama gue. Ehm, kenalin nama gue Gilang Ramadhan. Panggil aja Gilang, make ganteng juga ga papa” ucap remaja pria yang ternyata bernama Gilang itu, sambil menunjukkan senyum menawannya dan menjulurkan tangannya.

“Aila”

Ucapan Aila berbarengan dengan seorang cowok yang menerima jabatan tangan Gilang.

“Kenapa lo yang salaman sama gue coba? Gue kan ga lagi kenalan sama lo” ujar Gilang kesal.

Sedangkan cowok tersebut melepaskan jabatan tangannya dengan Gilang, ia hanya memasang muka datar dan berkata dengan nada yang datar pula.

“Gue juga ga berniat kenalan sama lo. Gue kan ga nyebutin nama gue, gue cuma wakilin Ayla buat salaman sama lo.”

“Oiya Gilang kenalin ini Byan temen sekelas aku, Byan kenalin ini Gilang, aku pernah ketemu dia di rumah sakit dan dia pernah bayarin jusku. Makasih ya Gilang.” Ucap Ayla menengahi mereka berdua.

“Iya sama-sama cantik” Gilang membalas perkataan Ayla dengan gombalannya dan tidak menghiraukan Byan yang mendengus kesal.

“Akhirnya ada juga orang yang sadar aku cantik hahaha. Makasih yaa, aku tau kok aku ini emang udah cantik dari lahir” Ayla berujar dengan pedenya.

“Hahaha lo lucu juga”

“Aku juga emang udah lucu dari lahir”

Lagi-lagi mereka tertawa tanpa menghiraukan Byan yang menatap mereka dengan sebal.










Hari ini kelas XI MIA 1 sedang ada jam pelajaran olahraga. Di hari yang sudah beranjak siang ini, mereka berbaris di tengah lapangan untuk memulai olahraga.

Aila tidak sepenuhnya fokus dengan penjelasan guru olahraga sekarang, karena terik matahari yang menyengat sangat menyilaukan matanya dan membuat keringatnya bercucuran.

Padahal olahraga saja belum di mulai, tetapi ia sudah banyak mengeluarkan keringat dari tubuhnya.

Sampai tiba-tiba sinar matahari tak lagi menerpa wajahnya, dan seketika panas matahari tak menyengat tubuhnya.

Ia mendongakkan wajahnya dan tersenyum senang.

Ternyata tepat di depannya berdiri seorang laki-laki dengan tinggi menjulang, sehingga menutupi tubuhnya dari sengatan sinar mentari.

“Byan, kamu ngapain berdiri di situ? Seharusnya kamu di barisan paling belakang. Badan kamu itu tinggi” Komentar guru olahraga.

“Saya mau lebih jelas dengerin penjelasan bapak” jawab Byan dengan santainya.

“Yaudah terserah kamu”

Diam-diam Byan tersenyum karena sudah menghalangi sinar matahari menyengat tubuh Aila.

AILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang