Aila membuka loker miliknya, ia menatap sebuah kotak dengan bingung.
"Kenapa tiba-tiba ada kotak di dalam lokerku" pikirnya dalam hati.
Karena penasaran iapun memasukkan kotak tersebut ke dalam tasnya dan bergegas pulang ke rumah.
Gilang yang sedang menuju parkiran, berhenti ketika melihat Mira di depannya.
"Woi kesambet ya lo, senyum-senyum sendiri. "
"Apasih Lang ga jelas deh."ucap Mira seraya meninggalkan Gilang.
Gilang hanya mengangkat kedua bahunya acuh, tak peduli.
Ketika sampai di parkiran lagi-lagi Gilang menatap aneh di depannya.
Ia melihat seorang murid cowo yang juga sedang tersenyum sendirian, seperti Mira tadi.
Ada satu persamaan dalam senyuman itu, yaitu mengerikan.
Byan menatap atap kamarnya dengan raut wajah sendu
"Kenapa lo sangat membenci gue, disaat gue gatau apa itu alasannya? "Byan menghela napas kasar.
"Dan kenapa gue masih jadi pengecut yang ga berani tanya kebenarannya?
Aila baru saja selesai mandi dan melihat kotak berukuran sedang berwarna merah.
Ia bingung kenapa tiba-tiba kotak itu ada dalam lokernya.
Aila berjalan menuju meja belajar dan mengambil kotak tersebut.
"Bismillahirrahmanirrahiim" ucapnya dalam hati.
Buk.....
Segera saja Aila menjatuhkan kotak itu dan menutup mulut untuk mencegah teriakkannya.
"Astagfirullah, siapa yang mengirim ini untukku? "
Di dalam kotak itu terdapat sebuah boneka kelinci yang telah rusak, badannya telah robek sana-sini dan diberi cat merah oleh sang pengirim.
Sangat mengerikan untuk di lihat siapapun.
Aila menutup kembali kotak itu, berniat segera membuangnya.
Bisa bahaya jika keluarganya tahu, pasti mereka akan khawatir.
Apalagi abangnya yang protektif, bisa-bisa langsung ke sekolahnya besok untuk mencari si pengirim.
"Tidak.. Tidak... "
Aila menggelengkan kepalanya cepat.
Ia akan menutup rapat mulutnya tentang ini ke siapapun.
Ia tidak mau orang-orang, khawatir padanya.
Pagi yang cerah, tapi tidak dengan wajah Aila sekarang.
Ia masih terlihat bingung dengan apa yang didapatkannya kemarin.
Seingatnya ia tidak pernah bermasalah dengan siapapun, apa orang itu salah memasukkan kotak ke lokernya.
"Hhh... Entahlah"
Aila mengangkat kedua bahunya cepat, tak mau ambil pusing dengan hal ini.
Senyumanpun ia selipkan di wajah cantiknya.
Sambil melangkah ringan menuju lokernya.
Ia penasaran apa ada sesuatu lagi dalam lokernya.
Mungkin saja hari ini ia mendapatkan emas yang muncul tiba-tiba disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILA
Teen FictionHidup itu indah jika kita menikmatinya. Namun apakah aku bisa menikmatinya dengan lebih lama? -Aisyah Aila Varisha