Triangel Love

2.4K 156 7
                                    

“Aila”

Suara seseorang yang kini sudah berada di depan Aila.

“Abang, kenapa ada di sini?”

“Harusnya abang yang tanya gitu, kenapa kamu ada di sini? Kenapa ga langsung pulang?” tanya Adnan sedikit posesif.

“Nih, aku habis beli buku” jawab Aila sambil menunjukkan kantung plastik di genggamannya.

“Terus mereka?” tanya Adnan lagi sambil menatap dua laki-laki di dekat Aila dengan mengintimidasi.

“Tautuh mereka, ngefans kali sama aku ikut kesini segala” jawab Aila dengan pedenya.

“Sebagai calon imam yang baik, aku harus jaga kamu dimanapun dan kapanpun dong Ai” ucapan polos itu keluar dari mulut Gilang yang langsung dihadiahi tatapan mengerikan Adnan.

“Santai bang santai, baru calon. Tapi kalau abang sudah ngerestuin, sekarang juga ga papa kok” ucap Gilang sambil menunjukkan wajah sok imutnya.

“Kamu pasti belum makan kan? Ayo kita makan dulu, ajak dua fans kamu juga” ujar Adnan menghiraukan ucapan Gilang.

“Yeeee makan, cacing di perut aku sudah berdemo daritadi. Ayo kita makan, bang Adnan mau traktir” seru Aila gembira.

“Ayo sayang, kita mau ditraktir” ucap Gilang sambil mengalungkan tangannya di lengan Byan.

Byan yang sedari tadi hanya menjadi pendengar, kaget dengan apa yang dilakukan Gilang padanya.

“Iiih... ngapain lo megang-megang gue. Geli gue!” jawab Byan sambil melepaskan tangan Gilang di lengannya dengan jijik dan langsung berjalan pergi.

“Sayang tunggu aku dong!” lagi-lagi Gilang melakukan hal yang memalukan, teriakkannya itu bahkan membuat orang-orang disekitar menatapnya aneh.

Tapi Gilang tidak peduli dan semakin mengejar langkah kaki Byan.

Byan berjalan semakin cepat menghindari tingkah laku Gilang yang sudah tidak waras menurutnya.

Sedangkan Aila dan Adnan hanya tertawa melihat tingkah mereka berdua, layaknya kekasih yang sedang bertengkar.

Dalam hati Aila bersyukur, menurutnya Byan dan Gilang benar-benar serasi.

Mereka akan menjadi sahabat yang saling melengkapi dengan sifat yang bertolak belakang tersebut.








Mereka sampai di sebuah restoran dan langsung memilih tempat duduk di sudut restoran.

“Permisi, mau pesan apa?” tanya sang pelayan.

“Aku mau nasi goreng seafoodnya satu ya mbak”

“JANGAN!” belum sempat si pelayan mencatat pesanan Aila, Byan tiba-tiba mebuka suaranya.

“Di situ ada udangnya, nanti badan lo bisa gatal-gatal.”

Aila menepuk jidatnya “Oiya, yaudah deh mbak nggak jadi yang tadi.”

Tetapi kemudian Aila menatap Byan heran “Tunggu dulu, kamu tahu darimana aku alergi udang? Kayaknya aku ga pernah bilang deh!”

“Nebak aja, udah cepet pesan yang lain kasian mbaknya nunggu lama” ucap Byan mengalihkan pembicaraan.

Selagi memesan makanan dan minuman satu persatu, Gilang menatap Byan penuh curiga sedangkan Aila tak mau ambil pusing dengan perkataan Byan tadi.

Adnan yang duduk di hadapan Byan, menatapnya penuh arti. 

“Lo suka sama dia?”

“Hah, suka sama siapa?”

“Lo pasti tahu maksud gue. Lo suka kan sama Aila?”

AILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang