Isi Hati

3.4K 249 4
                                    

#Aila

Hari ini sudah sebulan aku pindah ke sekolah ini.

Sebenarnya aku menjadi semakin dekat dengan Byan, tapi entah mengapa dia masih bersikap datar padaku.

Satu hal yang baru kuketahui tentangnya, ia selalu sendirian.

Apa mungkin, dia menjadi nakal karena kesepian?

Tapi, mengapa ia tidak mencoba bergaul dengan yang lainnya.

Ia tidak terlihat seperti orang yang terasingkan, tetapi ia yang mengasingkan diri dari kami.

Biasanya aku menghabiskan waktu istirahatku di kantin bersama Mira selesai sholat duha, tapi kali ini aku tidak bisa menemaninya ke kantin.

Hari ini bunda membawakan dua bekal, untukku dan Byan.

Entah mengapa kedua orangtuaku pun merasakan hal yang sama sepertiku, mereka bilang Byan adalah anak yang baik.

Aku berjalan ke arah atap sambil membawa kedua bekalku.

Yah seperti biasa, Byan selalu menghabiskan waktu istirahatnya di atap dan sendirian pastinya.

Setelah sampai atap aku tidak langsung menghampirinya, aku melihatnya sedang menatap ke arah langit dan tak lama kemudian memejamkan matanya.

Perlahan aku mendekat ke arahnya, setelah berdiri tepat di sampingnya aku terkejut, sebulir air mata jatuh dari pelupuk mata kanannya dan turun membasahi pipinya.

Deg.......

Entah mengapa hatiku pedih melihat airmatanya itu, aku seperti ikut merasakan kesedihan yang dirasakannya.

Aku duduk disampingnya dengan jarak satu meter lalu menoleh ke arahnya.

"Assalamualikum" Ucapku sambil tersenyum ramah.

Kulihat Byan dengan cepat membuka matanya dan mengerjap, ia sepertinya tidak menyadari kehadiranku sedaritadi.

Byan mengusap pipinya kasar, lalu memandangku datar.

"Lo sejak kapan disini?" Ujarnya.dengan nada dingin

Aku menghapus senyuman di wajahku dan menggerutu sebal.

"Salam itu hukumnya wajib dijawab"

"Iya iya walaikumsallam. Lo mau ngapain kesini? Ga ke kantin sama Mira?" Ujar Byan dengan nada tak sedingin tadi.

"Ini bunda bawain bekal juga buat kamu, eh tunggu kamu tau dari mana aku suka ke kantin sama Mira, setau aku kamu kan kalau istirahat yang keluar paling pertama. Jangan-jangan kamu secret admirer aku yaaa? Hahahah ayo ngaku." Ucapku sambil menaikturunkan kedua alisku.

Byan terlihat terkejut dan menggaruk tengkuknya yang kuyakin tidak gatal.

"Ih pede banget lo" ucapnya dengan gugup

"Hahahah muka kamu merah tuh, cieee malu ketauan jadi secret admirer aku" aku masih belum bisa menghentikan tawaku, mukanya benar-benar merah padam padahal aku hanya menggodanya.

"Yaa itu gue ga sengaja liat lo sama Mira di kantin waktu itu, makannya gue nebak aja lo sering ke kantin bareng dia" Jelasnya dengan tenang dan dengan ekspresi yang datar.

Aku menghentikan tawaku seketika dan terdiam sebentar
"Oh...." ujarku singkat.

Entah kenapa aku sedikit kecewa mendengar jawabannya.

Huaahaaahaaaa
Aku menoleh kaget ke arah Byan, ia sedang tertawa lepas sekarang.

Deg....

Aku tertegun sebentar, ini pertama kalinya aku melihatnya tertawa.

AILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang