Athena's Daughter

2.6K 88 6
                                    

Seorang perempuan cantik yang sedang berjalan-jalan bersama teman-temannya. Perempuan itu bernama Aure Vathena. Dia sangatlah pintar, terkadang misterius, terkadang ceria dan sebagainya. Dia selalu membaca buku tentang mitologi Yunani dan Romawi. Menurutnya, sejarah atau mitologi dari wilayah itu sangatlah menarik. Dia berkeinginan untuk melihat Akropolis di Athena, Ibukota Yunani.

"Au! Kau kan suka dengan mitologi Yunani dan Romawi, kita ke Museum terbaru Romawi dan Yunani yuk! Kita penasaran, apa yang diperbuat oleh cerita-cerita, patung-patung dan mitologi itu padamu, sampai-sampai kau suka dengan itu," kata Venesia, salah seorang temannya. "Benarkah? Kalau begitu, ayo! Tapi jika kalian sampai suka dengan mitologi Yunani dan Romawi, traktir aku Starbucks!" Aure berkata. Venesia mengangguk, pertanda setuju.

Mereka segera masuk ke museum itu. Mereka berpencar, Aure hanya terdiam di sana. "Aku ke Athena aja deh," dia bergumam. Aure segera berjalan masuk lebih dalam sampai akhirnya dia menemukan patung Athena yang berwarna putih gading cemerlang dan bergaun emas. Disatu tangannya yang terulur, terdapat patung Nike, Dewi Kemenangan bersayap---patung yang tampak mungil dari sini, tapi barangkali setinggi orang sungguhan. Tangan Athena yang satu lagi memegang perisai sebesar baliho. Dari belakamg tameng, menyembullah ukiran ular. Sehingga terkesan seolah Athena sedang melindungi si ular.

Wajah sang dewi tampak damai dan ramah...dan tampilannya mirip Athena. Aure pernah melihat patung yang sama sekali tidak mirip ibunya. Ya, dia tahu kalau dia adalah demigod, anak Athena. Patung versi raksasa ini, yang dibuat ribuan tahun lalu, membuat Aure berpikir bahwa sang seniman pastilah pernah bertemu Athena secara langsung. Dia mengabadikan Athena dengan sempurna.

"Athena Parthenos." Αure bergumam, "aku ingin bertemu dengannya," dia kembali bergumam. "Kau sudah bertemu denganku, anakku." seseorang berkata di belakangnya.

"Ibu?" Aure berkata sembari membalikkan badannya ke belakang. "Kau merindukanku?" Athena berkata, "tentu saja! Siapa yang tidak rindu kalau dirinya ditinggalkan oleh ibunya selama bertahun-tahun?" Aure membalas.

"Aure, kau akan kukirim ke Perkemahan Blasteran. Disana kau akan belajar bagaimana cara bertahan hidup di luar, cara bertarung dan belajar tentang monster. Besok, seorang satir akan kukirim ke rumahmu. Namanya adalah Chuck. Dia profesional dalam menyangkut demigod. Tidak usah membawa banyak barang. Cukup baju, belati dan pedang yang kuberikan dan mungkin beberapa bekal." Athena berkata, Aure hanya mengangguk.

"Aku harus pergi, Zeus akan marah jika aku tidak kembali dengan cepat. Ingat, kau harus berhati-hati dimanapun dan kapanpun," dan saat itulah Athena menghilang dengan kabut.

"Sepertinya, hari-hari yang menyenangkan dan menyedihkan akan dimulai besok." Aure berkata, dia melirik jam dipergelangan tangannya. Matanya membulat dengan sempurnya. "Udah lama aku disini! Yang lain pasti udah ngomel-ngomel ini!" Aure segera berlari menuju pintu utama.

Sesampainya di pintu utama, dilihatnya sekumpulan cewek-cewek yang tangannya terlipat di dada. "Lama!" Venesia mendengus kesal, "aku terlalu senang melihat patung Athena!" Aku berkata, mereka menggeleng dan segera menyuruhku jalan.

Hari sudah mulai gelap, aku dan yang lain memutuskan untuk pulang. "Pulang dulu, ya! Bye!" Venesia melambaikan tangannya, begitu pula dengan yang lain. Aku juga berpamitan dan melenggang pergi.

Selama perjalanan, tatapan semua orang mengarah pada Aure. Itu sudah biasa, mereka memandang betapa cantiknya Aure. Namun, tidak banyak cowok-cowok nakal yang menggoda Aure. Tapi, dengan tatapan bengis dan dingin dari Aure, mereka langsung berhenti menggoda dan pergi.

###

Sesampainya Aure dirumah, Aure segera berjalan menuju ruang kerja ayahnya. Aure memberitahu apa yang sudah dikatakan sang Dewi Athena padanya saat di museum itu.

"Kalau begitu, kau harus bersiap-siap. Bawa beberapa baju saja, bekal dan jangan lupa belati dan pedangmu. Kalau sampai tertinggal, kau harus mengandalkan otak," kata ayahnya, Aure mengangguk. Dia berjalan ke arah kamarnya. Dia segera mengambil ransel dan memasukjan beberapa baju. Dia menaruh belatinya di saku jaket yang digantung di pintu. Pedangnya diletakkan di meja belajarnya.

"Perkemahan Blasteran, sebentar lagi akan kedatangan anak baru!" Aure bergumam. Aure menuju kearah balkon dan memandang ke arah Empire State Building, lalu dia menuju ranjang dan tidur.

Demigods & The Olympians: The Chosen [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang