God of the Hudson River and the God of the River East make the ship wet

299 35 0
                                    

Aure dan Perce meminjam sebuah skuter dari seorang pengirim pizza di pinggir jalan. Mereka menemukan banyak patung dan banyak pula Aure menyuruh Perce untuk berhenti agar Aure melakukan rencana dua puluh tiga.

Akhirnya mereka sampai di tujuan. Tempat dimana Sungai East dan Sungai Hudson bertemu.

Di sarankan untuk tidak berenang di sungai itu, jika kalian tidak ingin memiliki bayi mutan atau kulit kalian menjadi bersisik.

"Aku akan ke bawah sana. Tunggu disini, aku akan kembali." Perce berkata.

"Kau yakin?" Aure tampak tidak yakin dengan pilihan itu. Dengan sungai yang kotor, menambah ketidak yakinan Aure.

"Ya, aku yakin. Aku anak Poseidon." Aure memutar bola matanya.

Perce melompat dari pagar pembatas dan terjun ke sungai.

Perce POV

Yaikz...

Tidak kusangka sungai ini benar-benar kotor!

Benar-benar deh dua dewa itu. Aku menggelengkan kepalaku. Aku menyelam ke dalam air gelap pekat dan menenggelamkan diri ke dasar. Aku mencoba menemukan titik tempat kedua arua sungai tampaknya sebanding---tempat keduanya bertemu untuk membentuk teluk.

"Hei! Dewa Sungai Hudson dan Dewa Sungai East! Apakah kalian tidak pernah diajari tentang kebersihan? Sungai ini benar-benar kotor! Kapan terakhir kali kalian membersihkan sungai ini? Kalian adalah dewa yang buruk! Sampai-sampai kalian malu untuk menunjukkan wajah kalian. Apa itu benar?" Arus dingin beriak melintasi teluk, mengaduk-aduk sampah dan lumpur ke permukaan.

"Kudengar Sungai East lebih beracun," lanjutku, "tapi bau Hudson lebih parah? Atau sebaliknya?" Dan saat itu lah sebuah gelenyar listrik menyentuh kulitku. Air berdenyar. Sesuatu yang kuat dan marah sedang memperhatikanku sekarang. Aku bisa merasakan kehadirannya..., atau mugkin kehadiran mereka berdua.

Oke..., sepertinya aku kelewatan, batin Perce.

Aku takut salah memperhitungkan penghinaan. Bagaimana kalau mereka meledakkanku begitu saja tanpa menunjukkan diri mereka? Tapi mereka ini dewa sungai New York. Kutebak insting mereka adalah marah-marah di depan mukaku.

Memang benar, dua sosok raksasa muncul di hadapanku. Pada mulanya mereka hanya berupa pilar lumpur cokelat gelap, lebih pekat daripada air disekeliling mereka, lalu kaki, lengan, dan wajah memberengut mereka tumbuh.

Yang menggelisahkan, makhluk di kiri kelihatan seperti telekhine. Wajahnya seperti serigala. Badannya samar-samar mirip badan anjing laut---hitam mulus dengan tangan dan kaki berupa sirip. Matanya berkilau hijau seperti radiasi.

Cowok di kanan lebih mirip manusia. Dia mengenakan baju compang-camping dan rumput laut, dengan mantel rantai yang terbuat dari tutup botol dan plastik enam pak tua. Wajahnya cemong-cemong terkena alga, dan janggutnya kepanjangan. Mata biru kelamnya terbakat amarah.

Si anjing laut, yang sudah pasti adalah dewa Sungai East, berkata, "apakab kau berusaha membuat dirimu terbunuh, Bocah? Atau kau srmata-mata superbodoh?"

Arwah Hudson yang berjanggut mendengus, "Kau ahli dalam kebodohan, East."

"Hati-hati, Hudson," geram East. "Tetap tinggal di wilayahmu dan urus urusanmu sendiri."

"Atau apa? Kau akan melempariku dengan kapal pengangkut sampah lagi?"

Mereka mengapung mendekat satu sama lain, siap bertarung.

"Tahan!" Teriakku. "Kita punya masalah yang lebih besar."

"Bocah itu benar," dengus East. "Ayo kita berdua bunuh dia, baru kita saling lawan."

"Kedengarannya bagus," kata Hudson.

Sebelum aku bisa protes, ribuan potongan sampah naik dari dasar dan terbang langsung ke arahku dari kedua arah: kaca pecah, batu, kaleng, ban.

Akan tetapi, aku sudah mengharapkannya. Air didepanku menebal membentuk tameng. Puing-puing tersebut memantul tanpa melukaiku.

Kedua dewa sungai menatapku.
"Putra Poseidon?"
Aku mengangguk.

"Sempurna," East mendengus kesal. "Sekarang, bagaimana kita membunuhnya?"

"Kita bisa menyetrumnya," renung Hudson. "Kalau saja aku bisa menemukan sambungan kabel yang besar---"

"Hei hei hei! Tenanglah kalian berdua! Dengarkan aku!" Kataku. "Pasukan Kronos menginvasi Manhattan!"

"Menurutmu kami tidak tahu itu?" Tanya East. "Aku bisa merasakan kapalnya saat ini. Mereka hampir menyeberang."

"Yep," Hudson sepakat. "Ada monster-monster jorok yang menyeberangi perairanku juga."

"Kalau begiu, hentikan mereka," kataku. "Tenggelamkan mereka. Benamkan mereka."

"Untuk apa kami harus melakukan itu?" Gerutu Hudson. "Jadi, mereka menginvasi Olympus. Buat apa kami peduli?"

"Karena aku bisa membayar kalian," aku mengeluarkan dolar pasir yang diberikan ayahku saat ulang tahunku.

Mata mereka membelalak.

"Punyaku!" East berseru.

"Tidak! Lupakan itu! Punyaku!" Kata Hudson. "Kecuali kau ingin kapal itu menyeberangi Hudson."

"Tenanglah. Aku punya dua," aku mengeluarkan satu lagi dolar pasir.

"Lakukan tugas kalian dan akan kuberikan dolar pasir ini pada kalian."

"Sudah lama sekali sejak aku bersih." Kata Hudson

"Kekuatan Poseidon," gumam Sungai East. "Dia mememag berengsek, tapi dia memang tahu bagaimana caranya membersihkan polusi."

Mereka saling memandang. "Sepakat!"

Aku memberikan kedua dolar pasir itu pada mereka. Mereka menatap dolar itu dengan mata berbinar-binar.

"Anu, para penginvasi?"

East menjentikkan jarinya. "Satu kapal baru saja tenggelam dimakan ombak."

Hudson melambaikan tangannya. "Beberapa monster baru saja terjun."

Aku mengangguk.

"Terima kasih." Aku berucap, "tetaplah bersih."

Saat aku naik ke permukaan, East berseru, "hei, Bocah! Kalau kau punya dolar pasir lagi untuk dibelanjakan, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungiku."

Mereka lalu larut kedalam air.

Kembali ke pantai, Aure sedang berbicara ke ponselnya, tapi dia menutup telepon segera setelah dia melihatku. Dia terlihat cukup terguncang.

"Berhasil," aku memberitahunya. "Sungai sudah aman."

"Bagus," katanya. "Soalnya kita punya masalah lain. Jack baru saja menelepon. Pasukan lain sedang berderap melintasi Jembatan Williamsburg. Pondok Apollo butuh bantuan. Dan Perce, monster yang memimpin musuh adalah... Minotaurus."

###

Haii para readers!!!
Sebelumnya, thx for the 1k🎉🎊
Maap bru bisa update skrg, lgi UAS dan juga blm punya ide buat lanjut ini cerita. Cerita ini bakal tamat---bersambung---dlm beberapa part lgi. Lanjutan ceritanya: Demigods and the Olympians: The Holy Blood.
Jangan lupa baca😄. Thx💙

Demigods & The Olympians: The Chosen [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang