"Aure Greece Vathena!" Teriakan Perce membahana.
"Oi! Suara teriakanmu mirip toa tahu gak?" Aure terbangun dan segera membentak sekaligus melempar bantalnya ke arah Perce. Sayangnya, Perce dapat menangkap bantal itu.
"Slow down!" Perce menenangkan Aure.
"Lebih baik sekarang kau pergi mandi dan segera berganti baju, karena kita akan ke Rumah Besar." Perce menyuruhnya mandi dan berganti baju, "kenapa?" Aure bertanya seraya mengambil handuk.
"Dipanggil," jawabnya, singkat, padat, dan jelas, seperti menjawab soal ulangan.
Setelah Aure selesai mandi dan berganti baju, lalu merapikan dirinya, mereka berjalan menuju Rumah besar dalam diam. Hingga akhirnya mereka sampai di Rumah Besar. Di dalam, sudah ada Aura, Chuck, konselor pondok dan Chiron. Oh, dan jangan lupakan Argus. Makhluk bermata banyak yang ditugaskan untuk menjadi Pengawas Perkemahan.
"Kalian sudah datang," kata Chiron. Kaki kudanya berjalan kearah Perce dan Aure. Apakah aku lupa memberitahu kalian kalau Chiron adalah Centaurus? Memiliki wujud seperti manusia dari atas sampai pinggang dan kaki kuda putih dari pinggang sampai bawah.
"Kalian duduk dulu," Chiron mempersilahkan mereka duduk di sofa.
"Ada apa Chiron?" Maria, Konselor Kepala Pondok Aphrodite bertanya.
"Ini sudah waktunya kalian mengetahui keseluruhan isi dari ramalan yang telah dibuat oleh sang Oracle," kata Chiron dengan muram.
Chiron menoleh kearah Perce dan Perce mengangguk, mengerti maksud dari tatapan mata Chiron. "Lima Demigod akan bersatu. Patung Emas akan menuntun mereka. Pedang terkutuk akan membunuh. Seorang akan mati di tangan saudaranya. Perjalanan cepat menuju kematian, pertarungan anak Poseidon menanti."
Perce membacakan isi dari ramalan itu dengan lantang dan keras. Semuanya termenung, berpikir tentang arti dari ramalan itu.
"Aku tidak suka dengan larik terakhir dari ramalan," kata Aura.
"Kematian seseorang," gumam Clara, Konselor Kepala Pondok Iris, Dewi Pelangi.
"Itu artinya, salah satu dari lima demigod akan mati."
"Jangan lupakan larik ke empat, 'seorang akan mati ditangan saudaranya'."
"Ramalan itu membuatku merinding."
Semuanya berpikir dengan keras, Aure berpikir tentang sesuatu dan berdoa kepada ibunya agar diberikan restu dan pilihan ini tepat.
"Chiron, aku ikut dalam misi," kata Aure, spontan. Dia mulai berharap kalau keputusannya ini benar. "Tapi, kita tidak tahu harus memulai dari mana. Dan, patung emas mana yang akan menuntun ke lima demigod itu." Kata Flare, Konselor Kepala Pondok Ares.
Tiba-tiba, cahaya menyilaukan membanjiri ruangan. Semuanya menutup mata mereka karena silau akibat sinar itu. Setelah sinar itu padam, seorang wanita berdiri di dekat perapian yang sedang menyala.
Dia tinggi dan anggun dengan rambut panjang berwarna coklat, dikepang dengan pita emas. Dia mengenakan gaun putih sederhana, tapi ketika dia bergerak, kainnya berdenyar dengan warna seperti minyak di atas air.
"Dewi," Chiron membungkuk hormat, wanita yang dipanggil Dewi itu mengangguk dan tersenyum menawan.
"Apakah kalian tidak mengenaliku?" Sang Dewi menatap kearah para pekemah dengan tatapan lembut, mereka terdiam sambil menatap wanita itu. Aure yang agak sedikit ragu dengan jawabannya akhirnya menjawab, "Dewi... Hera?" Dia berkata dengan ragu. Sang dewi tersenyum dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demigods & The Olympians: The Chosen [COMPLETE]
Viễn tưởng[BELUM DIREVISI] DILARANG COPAS CERITA [INSPIRED BY: PERCY JACKSON BY RICK RIORDAN] Lima orang demigod termasuk dalam sebuah ramalan. Pertarungan sengit akan terjadi. Satu per satu akan mati. Siapakah yang menang? Titan? Ataukah Demigod? Rankings: #...