Meet the Seven

650 47 0
                                    

Mereka masih tetap berada di Nashville, patung itu tidak bergerak sekalipun. Padahal, Aure sudah mengucapkan 'kekalahan' berkali-kali, tapi patung itu tetap tidak bergerak.

"Bohongan?" Jack berkata, Aure menggeleng. "Athena tidak pernah berbohong, menurutnya, berbohong adalah tindakan yang tidak bijaksana."

"Kalau begitu, mengapa tidak bergerak?" Hans bertanya, "mungkin sedang menunggu sesuatu?" Aure bertanya, lebih tepatnya, bertanya pada dirinya sendiri. Mereka duduk di bawah pohon dan menatap langit yang dihiasi bintang-bintang dan bulan yang bersinar terang.

Dan tiba-tiba, seluruh bagian di sekitar Nasville berubah menjadi gelap. Aura melihat kearah langit diikuti yang lain. Betapa terkejutnya mereka saat melihat sesuatu yang besar menutupi langit langit.

'Sesuatu' itu berbentuk besar, seperti raksasa. Bentuknya seperti kapal, dengan banyak dayung yang sedang mendayung-dayung angin. Kepala naga emas menjadi ikon kapal itu.

"Demi Zeus! Itu kapal Argo II yang dibuat oleh Leo Valdez, seorang putra Hephaestus! Kapal itu seharusnya sudah tidak ada karena rusak terbakar saat Zeus menamparnya dari Yunani ke Perkemahan Blasteran. Kapal itu diganti menjadi seekor naga emas. Festus. Kapal itu pernah dinaiki oleh Percy Jackson, Annabeth Chase, Jason Grace, Piper McLean, Hazel Levesque, Frank Zhang dan tentu saja, Leo Valdez." jelas Aure panjang lebar.

"Tapi...bagaimana kapal itu bisa----"

"Entah. Mungkin hanya kebetulan saja untuk menampung kita?" Jawab Perce asal.

"Atau untuk kembali ke masa lalu?" Seseorang berkata, mereka menoleh ke segala arah dan tidak bertemu dengan sang pemilik suara.

"Di atas sini, idiot!" Mereka mendongak dan mendapati seorang cowok dengan cengirannya sedang menatap ke arah mereka. Disamping kirinya, ada seorang cowok dengan rambut blonde, sebelahnya berwarna hitam, dan disebelahnya juga sama, warna hitam.

Disamping kanannya, ada seorang cewek dengan rambut panjang coklat yang beberapa helai rambutnya dikepang. Sebelahnya, seorang cewek dengan rambut pirang dan disebelahnya, cewek berambut coklat keriting.

"Siapa?" Hans bertanya, "kau tidak tahu kami? Kami ini berasal dari masa lalu dan... temanmu baru saja menerangkan tentang kapal kami dan menyebutkan nama-nama yang pernah menaiki kapal ini, bukan?" Cowok dengan rambut hitam dan mata hijau itu berkata.

"Emang kamu nerangin apa?" Hans bertanya pada Aure dan Aure hanya menepuk jidatnya. "Makanya dengerin! Jangan bengong aja," Aure berkata dengan nada kesal.

"Percy Jackson, putra Poseidon." Perce membungkukkan badan, memberi hormat pada Percy. "Siapa?" Percy bertanya, "Perce Stevanio Altair, putra Poseidon."

"Adikku!" Percy tanpa berpikir dua kali dulu, langsung melompat dan memeluk Perce.

"Percy, perkenalkan. Ini, Aure Greece Vathena, putri Athena. Yang ini, Hans Cliffe, putra Zeus. Yang ini, Azura Diego Venus, putri Aphrodite. Dan yang terakhir, Jack Everest, putra Apollo."

"Kalian, perkenalkan. Aku, Percy Jackson, putra Poseidon. Ini, Annabeth Chase, putri Athena. Ini, Piper McLean, putri Aphrodite. Yang ini, Jason Grace, putra Jupiter. Yang ini, Hazel Levesque, putri Pluto. Ini, Frank Zhang, putra Mars. Dan yang terakhir---" omongan Percy terputus karena cowok berambut ikal pendek itu menyelanya.

"Leo Valdez. Putra Hephaestus. Pembuat dan kapten kapal Argo II. Kami kesini karena patung Nike itu memanggil kami kemari. Perjalanan menuju Asclepius? Kami juga ingin kesana. Hanya saja, ikuti perintah kami. Kalau tidak, perjalanan waktu akan tidak stabil dan membuat keadaan menjadi lebih rumit," jelas Leo.

"Sejak kapan, kau berbicara begitu serius, Leo?" Piper bertanya, "sejak... hari ini, mungkin?" Leo nyengir.

"Kalau begitu, kita langsung saja! Lebih cepat, lebih baik. Kalian naik!" Aure, Perce, Jack, Hans dan Aura naik ke kapal diikuti Percy dan yang lain. Mereka mendapatkan tour gratis keliling kapal oleh Leo.

"Kalian isitirahat saja, biar aku dan Percy yang berjaga pertama." kata Jason, mereka mengangguk.

"Kalian saja yang tidur, biarkan aku yang berjaga." Aure berkata, mereka memandang Aure dengan tatapan bingung.

"Kami disini menumpang dengan kalian, jadi, untuk membalas budi, aku yang berjaga," sambung Aure.

"Terserah, padamu. Kalau begitu, kalian segera tidur!" Leo masuk ke ruang kontrol sedangkan yang lain masuk ke kabin mereka masing-masing. Tersisa Aure dan Perce.

"Kau? Kenapa tidak tidur?" Aure bertanya.

"Berjaga," jawab Perce dengan singkat.

"Aku yang berjaga, Perce!" Aure berseru.

"Hanya satu orang yang berjaga? Dan itu seorang perempuan?" Perce berkata, Aure mendelik kesal dan menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Terserah!"

Kapal melintasi langit-langit malam, kota New York. Mereka dikagetkan dengan sebuah lubang besar. Leo berkata, "itu adalah lubang untuk kembali ke masa lalu."

Mereka keluar dari ruang kontrol dan kembali berjaga. Saat mereka berjaga, ada badai besar datang. Karena mereka bukan putra atau putri Zeus, mereka mencoba menghalau badai itu, namun, karena mereka sudah kecapekan, mereka membangunkan Hans dan Hans pun bertindak. Badai telah pergi dan Hans kembali ke kabinnya untuk melanjutkan tidurnya.

Demigods & The Olympians: The Chosen [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang