The busy day

470 35 0
                                    

Typo bertebaran!!
.

.

.

.

Aure bangun dipagi hari dengan posisi berada di atas dahan pohon. Dia teringat soal tidur bersama Perce disini. Dilihatnya Perce yang masih terlelap. Wajahnya yang terkena remang-remang sinar matahari, terlihat menawan, damai, nyaman dan...eh, anu... tampan.

Aure kembali menyenderkan tubuhnya di dada bidang Perce. Tangan kiri Perce yang bergelantungan, dipegangnya dan dituntun ke atas perutnya, diatas tangan kananya. Jadi, posisinya lebih mirip, Perce yang sedang tidur memeluk Aure.

Perce mengerang.

Matanya perlahan-lahan terbuka. Hal pertama yang dilihatnya adalah, Aure yang sedang menatapinya. "Kau sudah bangun? Tapi tidak membangunkanku?" Perce berkata dengan suara serak khas bangun tidur.

"Kau terlihat begitu nyenyak. Tidak tega, aku membangunkanmu." Perce terkikik, "bahasamu." Mereka tertawa.

"Ini mau turun?" Perce bertanya, Aure menggeleng. "Kenapa?..." Perce menaiki salah satu alisnya,"... apa karena masih ingin menatap muka tampan ini?" Perce menaik turunkan alisnya.

"Ge-er! Ini masih jam 3, aku mau lihat sunrise." Perce hanya manggut-manggut walaupun matanya masih memandangku dengan tatapan jahil.

Mereka menikmati sunrise yang indah itu dan turun ke tanah. Anak-anak yang lain sudah bangun dan memulai aktivitas yang akan menjadi 'rutin sementara'. Yaitu, membangun pondok-pondok yang hancur. Mereka dapat membuat pondok-pondok itu sesuai keinginkan mereka sendiri.

"Pondok ku jadi apa?"

"Istana Poseidon."

"Pondok mu?"

"Parthenon."

"Kau jutek sekali, Aure." Perce memanyunkan bibirnya. Aure menoleh kearahnya dan mencubit pipinya dengan keras.

"Auww! Itu sakit!" Perce mengadu. Dia mengelus pipinya yang memerah karena Aure. "Kau lucu." Aure tersenyum. "Kita bantu yang lain yuk!"

Para pekemah mengangkut logam dan kayu yang didapat dari hutan atau meminta dari Pondok Hephaestus. Beberapa dari pekemah cowok membuka baju mereka dan bekerja hanya bermodal celana dan sepatu. Para pekemah cewek berganti baju dengan baju olahraga atau senam atau apalah. Mereka mengangkut barang-barang yang lain. Para pekemah Aphrodite? Jangan tanya, para cewek Aphrodite menyuruh para cowok Aphrodite untuk membangunya. Untungnya, para cowok berbaik hati untuk menuruti. Dibantu dengan beberapa pekemah Hermes, karena di Pondok Aphrodite, lebih banyak ceweknya daripada cowoknya.

Perce mulai membantu saudara-saudaranya. Aure membantu saudara-saudaranya juga. Mereka saling bahu-membahu membangun pondok. Terkadang jika ada yang menganggur, mereka membantu yang lain. Yah, semacam itulah.

Perce sedang istirahat saat melihat Aure mengangkut logam berat sendirian. Dilihatnya sekeliling. Semuanya sibuk. Perce segera bangkit dan membantu Aure mengangkut logam.

Setelah itu, Perce menaruhnya di dekat saudara Aure.

"Bring it on, Wise Girl!" Aure segera mengambil beberapa lagi. Perce membantu saudara Aure untuk membangun pilar-pilarnya.

"Perce, butuh bantuan?" Jack datang dan membantu Perce mendirikan pilarnya. "Terima kasih, Bung!" Perce menepuk punggung Jack. "Tak masalah," Jack segera pergi dan membantu saudaranya untuk membangun... err... sebuah kereta? Entahlah.

"Kau tidak membantu saudaramu?" Aure bertanya. "Mereka dibantu oleh para nymph." Perce melihat ke arah pondoknya yang, hebatnya, sudah hampir jadi. Mungkin hanya tinggal di cat dan diberi sentuhan terakhir, yaitu, Trisula di puncaknya.

Demigods & The Olympians: The Chosen [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang