Aure gelisah.
Perkemahan Jupiter belum memberika kabar tentang keputusan mereka untuk membantu melawan Kronos.
Itu membuat Aure gelisah dan tidak konsen berlatih. Maka, dia berjalan ke arah pohon favoritnya dan memanjatnya lalu duduk di dahan terbesar.
"Jika mereka tidak memberikan kabar secepatnya, apakah kau akan menyerah begitu saja?" Suara seseorang mengejutkan Aure.
"Perce!" Perce hanya nyengir. Dia memanjat dan duduk di sebelah Aure.
"Jdi, kau akan menyerah atau tidak?" Perce mengulang pertanyaannya.
"Tidak. Meskipun mereka tidak membantu, kita masih bisa menang. Jika kita berusaha, dan..." Aure berhenti melanjutkan perkataannya.
"Dan apa?"
"Dan kalau aku melakukan apa yang diberitahu Percy padaku," suara Aure menjadi pelan.
"Apa itu?" Firasat Perce tidak enak.
"Berendam di Sungai Styx."
Perce hampir saja terjatuh dari ketinggian 10 kaki jika saja dia tidak segera berpegangan pada pohon.
"Apa?! Kau tahu seberapa bahaya jika kau berendam di Sungai Styx?! Jika kau tidak bisa mengkontrolnya, maka kau akan hangus terbakar!" Perce berkata dengan nada yang, entahlah, marah? Takut? Kesal? Aku tidak tahu.
"Aku tahu itu! Tapi, jika aku tidak melakukannya kita akan kalah!"
"Walaupun kau melakukannya, kita akan tetap kalah!" Perce tidak tahu apa yang dia katakan. Aure terkejut.
Perce yang mengetahui itu langsung tutup mulut.
"Kau bilang apa? Kalah?" Aure memegang pundak Perce dan mengarahkannya agar melihat kearahnya.
"Bagaimana bisa? Kau tahu darimana?"
"Oracle." Perce menarik nafas, "aku datang ke Oracle Delphi untuk meminta bantuan. Tapi, dia mengatakan..." Perce menarik nafas lalu membuangnya.
"Mengatakan bahwa... New York... akan... akan..."
"Akan apa?!" Aure mulai kehilangan kesabaran.
"Akan dikuasai para Titan!" Aure melepas genggaman tangannya dari pundak Perce perlahan. Dan menutup mulutnya.
"A--apa?" Kata Aure dengan suara parau.
Dia menangis, Perce memeluknya.
"Usahaku... usaha kita... usaha mereka... akan sia-sia..." Aure mulai menangis di pelukan Perce.
Perce diam membisu. Tidak membalas perkataan Aure. Air mata menggenang di pelupuk mata Perce. Dengan sekuat tenaga dia menahannya agar tidak keluar.
"At least, we already try..."
"Apakah Oracle mengatakan hal lain?" Perce mengangguk.
"Apa itu?"
"Kita mungkin tidak menang, tapi kita masih bisa selamat. Olympus masih selamat, tapi tidak dengan para dewa. Dan... kita akan mencari apa yang mereka butuhkan, di suatu tempat, jauh dari Manhattan dan New York."
"Apakah para dewa mati?"
"Tidak, jangan bodoh. Para dewa mungkin dijadikan budak atau di kurung atau dirantai. Yang pasti, mereka tidak akan mati."
Perce bisa mendengar bahwa gadis yang sedang dipeluknya ini membuang nafas lega.
"Nah, bagaimana kalau kita tidur? Sudah malam." Aure mengangguk. Mereka turun dan segera berjalan beriringan ke Pondok masing-masing. Mereka melewati makan malam dan api unggun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demigods & The Olympians: The Chosen [COMPLETE]
Fantasy[BELUM DIREVISI] DILARANG COPAS CERITA [INSPIRED BY: PERCY JACKSON BY RICK RIORDAN] Lima orang demigod termasuk dalam sebuah ramalan. Pertarungan sengit akan terjadi. Satu per satu akan mati. Siapakah yang menang? Titan? Ataukah Demigod? Rankings: #...