The Last War

336 29 0
                                    

"Aaarrrggghhh..." Aure terlempar hingga punggungnya mengenai tembok.

"Aure!" Perce berlari dan saat ekor drakon hampir mengenainya, dia melompat setinggi yang dia bisa dan melanjutkan larinya.

"Kau tak apa?" Aure meringis kesakitan. "Pundakku," Perce menyentuh pundak Aure dan Aure mengerang kesakitan.

"Jacob!" Perce memanggil Jacob, salah satu anak Apollo dan dia berlari kearah Perce dan Aure.

"Bawa dia, pundaknya terbentur tembok. Lakukan yang kau bisa," Jacob mengangguk. Dia mengangkat Aure dan membawanya menjauh dari medan pertempuran.

"Kita tidak bisa membunuhnya," Hans berkata. "Drakon ditakdirkan dibunuh oleh anak Ares," otak Perce bekerja keras. "Flare!" Flare sedang menghindar dari ludah beracun milik drakon.

"Apa?!" Teriaknya, "Drakon ditakdirkan dibunuh oleh anak Ares!" Flare mengerti. Dia pun menerjang dan melompat hingga dia setara dengan mata drakon itu. Dia langsung melempar dua buah pisau tepat ke mata sang drakon yang sekarang merintih kesakitan.

"Yess!" Chuck bersorak kegirangan, tapi tidak dengan Perce. Dia melihat salah satu Pemburu Artemis datang ke arahnya.

"Ada apa?"

"Kronos! Dia sedang berusaha menaiki lift menuju Olympus!" Perce segera berlari.

"Yang terburuk baru saja tiba," Perce bergumam.

"Guido!" Pegasus kesayangan Perce menukik kearahnya dan mendarat di sampingnya.

"Ayo, kita harus menuju Empire State Building!"

Saat Guido ingin lepas landas, beban nya bertambah. Perce menoleh dan mendapati Aure yang masih kesakitan dan Chuck di belakangnya.

"Apa yang kau lakukan? Kau juga Aure! Kau masih belum sembuh!" Perce frustasi.

"Tidak apa, aku masih kuat kok. Lagipula, ada Chuck yang akan menjagaku." Chuck mengangguk.

Perce mendengus kasar lalu mengangguk.

"Ayo, Guido!" Mereka terbang menuju Empire State Building.

Saat mereka sampai di pintu lift, Guido segera pergi lagi, meninggalkan mereka bertiga.

"Ayo, kita harus menghentikan Kronos!"

Perlu diakui, mereka sama sekali belum melihat rupa Kronos yang sekarang.

Di depan pintu lift Olympus, sudah ada Jack dan Hans yang berdiri terdiam menatap ke jembatan yang melayang itu.

"Apa yang kalian lakukan disini? Kalian seharusnya mengejar Kronos!"

Perce berjalan ke depan mereka dan melihat jembatan gantung itu hampir pudar.

"Ayo, sebelum jembatan itu pudar sepenuhnya!" Mereka melompat dan terus melompat hingga mereka sampai di ujung jembatan satunya.

Mereka kembali berlari, tapi tiba-tiba, patung Hera yang berada tidak jauh dari Olympus terjatuh hampir menimpa Aure jika saja Hans tidak menariknya. Tapi, Hans tertimpa patung itu.

"Tidak apa! Tinggalkan saja aku! Ini hanyalah masalah kecil, Kronos adalah masalah besar! Cepat!" Mereka mengangguk dan segera berlari kembali.

Mereka menaiki satu per satu tangga dan akhirnya sampai di pintu Olympus.

Mereka segera masuk ke ruang singgasana. Disana, sudah ada Kronos dan salah satu anak buahnya.

"Hentikan ini!" Perce berseru.

Kronos menoleh begitu juga dengan anak buahnya. Membuat mereka mematung.

Kronos adalah....

Eric! Pekemah terbaik dan teladan. Eric adalah pekemah yang menjadi sumber inspirasi pekemah lain. Eric adalah salah satu murid kesukaan Chiron. Dia adalah anak Hermes.

Demigods & The Olympians: The Chosen [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang