Hope

387 25 1
                                    

Aku menceritakan semua yang kuimpikan. Entah mereka percaya atau tidak, setidaknya, aku sudah memberitahu.

"Zeus tidak mungkin melanggar perintahnya sendiri. Membicarakan tentang masa depan, itu dilarang. Pahlawan selalu ingin merubahnya, apapun yang terjadi. Dengan kata lain, yang kau impikan itu akan terjadi dan Zeus benar-benar butuh pertolongan. Apakah Zeus menyebut Hera?"

Aure menggeleng. Chiron terkekeh kecil, "sudah dipastikan dia tidak terlalu peduli pada Hera."

"Aphrodite? Lolos?" Flare tampak tidak yakin. "Apa? Kau mengejek ibuku?" Sheren, salah satu anak Aphrodite, merasa ibunya diremehkan.

"Oh, aku tidak berpikir begitu," Flare mengangkat kedua bahu.

"Oh ya? Bagaimana dengan Ares yang seharusnya melindungi dan menjaga Aphrodite? Hilang? Atau ditangkap?" Sheren tersenyum miring.

"Kau ingin mencari masalah?" Aure berbisik disebelahnya.

"Hanya ingin memanas-manasinya,"

"Kau selalu begitu," Ken menghela nafas bosan.

Flare sudah terlihat ingin menghajar Sheren karena tangannya yang mengepal dan dia sudah berdiri dan menghadap kearahnya.

"Sudahlah Flare, tidak ada gunanya kau bertengkar dengannya. Mereka bertengkarnya pake alat-alat make up." Flare merinding dia pun langsung duduk ditempatnya.

"Jadi, usaha kita sia-sia?" Flare mengembalikab topik.

"Ya, sepertinya. Tapi, jika kita berusaha, mungkin kita bisa membuat Kronos kesakitan atau yang lain."

Semuanya mengangguk.

"Harapan terakhir kita hanyalah Perkemahan Jupiter. Jija mereka tidak membantu kita, maka harapan terakhir kita gugur dan hanya tinggak menanti kekalahan." Jack berujar.

"Kenapa kalian menjadi gampang menyerah begini? Hanya karena ramalan bodoh, perkataan Oracle dan mimpiku itu kalian jadi gampang menyerah?" Aure membentak semua yang ada di amfiteater. Semuanya terdiam, begitu pula dengan Chiron.

"Mana semangat tempur kalian? Hilang? Pergi meninggalkan kalian karena terlalu gampang menyerah? Apa kalian ingin New York dikuasai Titan, orang tua kalian dijadikan tukang dan dijadikan permainan mereka?" Mereka menggeleng.

"Kalian mau keluarga kalian menderita karena itu?!"

"Tidak!"

"Kalian mau selama-lamanya menjadi budak mereka?!"

"Tidak!!"

"Kalian mau?!"

"Tidak!!!"

"Kalau begitu, tunjukkan semangat kalian! Tunjukkan pada Kronos kalau kita bukanlah demigod lemah! Kita bisa mengkalahkan mereka! Kita bisa mengkalahkan para Titan! Keluarkan semangat kalian! Demi Olympus!"

"Demi Olympus!"

Mereka berteriak dengan menyoraki Olympus. Aure tersenyum ke arah Chiron yang dibalas anggukan olehnya.

"Kita mulai mengamankan Olympus dan Manhattan!"

##

Sebuah van terparkir di depan Empire State Building. Chiron mendoakan mereka agar berhasil. Argus dan Chiron kembali ke Perkemahan Blasteran.

Aure dan yang lain berjalan ke arah pos satpam.

"Kami ingin menuju Olympus, lantai 600," penjaga yang sedang membaca majalah itu mendongakkan kepala.

"Tidak ada lantai 600 disini, nak!"

"Kau tidak ingin ratusan demigod yang membawa persenjataan lengkap dan dapat mengundang monster ini nongkrong di lobby kan?" Aure berkata dengan nada dingin.

Demigods & The Olympians: The Chosen [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang