Typo bertebaran
.
.
.
.
.
Aure sedang terbang ke San Fransisco dengan jantung yang berdegub kencang. Dia takut Zeus akan menyambar pesawat dan pesawat jatuh. Untungnya pesawat sampai di bandara San Fransisco. Betapa leganya Aure.Aure segera masuk ke dalam taxi setelah urusan nya di bandara selesai.
Taxi memberhentikan mobilnya di dekat jalan tol. Jalan tol menembus kaki tebing. Dua pintu terowongab , masing-masing dilewari kendaraan yang lalu-lalang berlawanan arah, memelototinya seperti rongga mata tengkorak raksasa. Ditengah-tengah, seperti hidung, terdapat dinding semen yang menyembul dari sisi bukit, dilengkapi pintu logam yang menyerupai jalan masuk bungker.
Mungkin itu terowongan pemeliharaan. Sepertinya begitulah yang dikira manusia fana, kalau mereka menyadari keberadaan pintu tersebut. Namun, mereka tidak bisa melihat menembus Kabut. Aure tahu pintu itu bukan sekedar jalan masuk biasa.
Dua orang berbaju tempur mengapit jalan masuk. Mereka berpakaian sedikit aneh: helm Romawi berjambul, tameng dada, sarung pedang, celana jin, kaus ungu dan sepatu olahraga putih. Aure memberikan beberapa lembar dolar dan segera keluar dari taxi.
Dia sedang berjalan menuju dua penjaga berbaju tempur itu.
Aure berjalan dengan santainya kearah mereka. Mereka yang melihatnya segera membukakan pintu.
"Demigod Yunani." Aure berkata, mereka mengangguk.
"Masuklah," balas perempuan disebelah kirinya dengan sopan.
Aure segera masuk dan berjalan dengan cepat di terowongan itu. Dan setelahnya dia keluar di sebuah tempat indah ala Romawi. Dia segera berlari untuk bertemu dengan Praetor Romawi.
Dengan bertanya ke salah satu pekemah, akhirnya Aure menemukan ruangan praetor.
"Permisi, praetor." Seorang cewek dengan rambut panjang yang dikepang berwarna hitam menoleh ke arahnya dan berdiri dari duduknya.
"Ada yang bisa kubantu?"
"Aku Aure Vathena Greece, demigod Yunani, anak Athena atau dalam Romawi, Minerva."
"Aku Rachel Aster, anak Mars arau dalam Yunani, Ares."
"Aku kesini untuk meminta bantuan pada Perkemahan Jupiter. Kronos bangkit kembali, dia sedang mengumpulkan pasukan untuk menyerang New York, lebih tepatnya di Manhattan. Yunani mengurus Manhattan, Romawi mengurus Gunung Tamalpais. Dan karena jumlah kami tidak mencukupi, bisakah beberapa dari pekemah Perkemahan Jupiter membantu kami di Manhattan?" Aure menjelaskan.
"Aku perlu mengumpulkan semua orang di Gedung Senat. Ikutlah, dan jelaskan secara rinci."
Rachel mengymumkan agar semua orang segera ke Gedung Senat.
Semuanya telah berkumpul, Aure pun mulai menjelaskan alasannya datang kemari.
Orang-orang mulai berbisik-bisik ke teman disebelahnya. Para Lar, Dewa Rumah mengerang kecil.
"Tak apa kalian tidak percaya pada Bangsa Yunani. Kalian bisa memikirkan keputusan kalian. Aku permisi dulu, masih ada banyak yang perlu kukerjakan." Aure pamit undur diri dan segera berjalan keluar dari Gedung Senat dan Perkemahan Jupiter.
Dia menyetop taksi dan pergi ke bandara.
###
"Lamanya," Perce mengetuk-ngetuk kaca jamnya. Perce disuruh oleh Chiron untuk menjemput Aure di bandara, jadilah Perce berada disini, dikerumunan orang yang sedang menunggu.
Dia melihat kesekeliling dan terpaku pada seorang cewek berambut pirang, bermata abu-abu sedang kebingungan.
Perce beranjak dari tempatnya dan menuju cewek itu.
"Aure!"
Aure menoleh keasal suara dan mendapati Perce berada tidak jauh darinya.
"Akhirnya aku menemukanmu!" Perce tersengal-sengal disebelahnya.
"Jadi, Bangsa Romawi?"
Aure tidak terlalu kaget saat mendengar kata 'Bangsa Romawi' keluar dari mulutnya. Dia berpikir kalau Chiron memberitahunya.
"Entahlah, mereka sedang berdiskusi. Aku keluar dari sana karena aku masih ada urusan disini."
"Urusan apa?"
"Para Pemburu."
###
"Kalian bisa membantu kami kan?" Aure bertanya. Didepannya sebuah kabut srsang memperlihatkan sekumpulan cewek yang masih muda dengan pakaian serba perak dan memegang busur dan beberapa anak panah di punggungnya.
"Tentu saja! Kami akan mempertahankan Manhattan apapun yang terjadi!" Thalia, putri Zeus yang sudah hidup beberapa tahun yang lalu. Adik Jason Grace, demigod yang termasuk dalam ramalan, bersma dengan Percy, Annabeth, Leo, Piper, Hazel dan Frank.
Para Pemburu Artemis hidup kekal saat mengatakan sumpah Pemburu. Dan hanya bisa mati di medan perang.
"Baiklah, terima kasih!" Aure mengibaskan tangannya di kabut dan kabut itu hilang.
"Oke, jadi, Para Pemburu sudah ikut dalam peperangan. Kita hanya tinggal menunggu keputusan Bangsa Romawi dan hari dimana Kronos akan menginvasi." Para Konselor mengangguk mengerti.
"Perce, bagaimana kapalnya?"
"Mereka akan sampai di Manhattan sekitar... 5 hari lagi."
"Kalau begitu, mari kita bersiap-siap untuk apa yang akan terjadi nanti!" Mereka keluar dari Rumah Besar dan mempersiapkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demigods & The Olympians: The Chosen [COMPLETE]
Fantasy[BELUM DIREVISI] DILARANG COPAS CERITA [INSPIRED BY: PERCY JACKSON BY RICK RIORDAN] Lima orang demigod termasuk dalam sebuah ramalan. Pertarungan sengit akan terjadi. Satu per satu akan mati. Siapakah yang menang? Titan? Ataukah Demigod? Rankings: #...