Seorang perempuan manis dan cantik sedang menangis di kamarnya. "Kenapa?" Dia bergumam sambil sesenggukan, "kenapa ayah membenciku?" Ucapnya sambil melempar barang-barang yang berada di dekatnya, ke lantai.
"Nona Aura, sekarang sudah jam 5 non. Nona harus bersiap-siap untuk tampil di AMAs!" Seru seseorang dari luar kamar. "Iya, bi!" Seru perempuan yang dipanggil Aura itu.
Aura segera mandi dan mengganti bajunya dengan dress polkadot berwarna merah. Dia menata rambutnya dan segera mengambil tasnya yang sudah dimasuki hp, dompet dan peralatan make up.
Aura turun dan segera menuju ruang tamu. Dia melihat ayahnya yang sedang meminum kopi dan ibu tiri dan juga saudara tirinya yang sedang membaca majalah.
"Sudah siap?" Ayah Aura berkata dengan lembut. Aura tidak terlalu kaget saat mendengar nada suaranya yang berubah menjadi lembut itu.
"Ya, aku siap." Gumam Aura. Zac, saudara tirinya berjalan kearahnya dan merangkul pundak Aura. "Aku tidak sabar untuk menonton pertunjukan saudari tiriku," kata Zac dengan antusias, Aura tersenyum manis.
Ayah Aura mengajak mereka untuk segera masuk ke mobil dan mereka menuju ke jalan raya.
Ya, Aura adalah penyanyi top yang sebentar lagi akan bernyanyi di AMA's.
###
Sesampainya di tempat konser Aura yaitu AMA's, Aura segera menuju backstage dan menuju managernya yang segera memakai kan gaun berwarna merah panjang. Aura memakai high heels yang tingginya hanya 5cm. Rambutnya di buat bergelombang dan di kesampingkan di pundak kanannya.
Aura segera menuju kursi penonton dan duduk bersebelahan dengan Blake, sahabatnya.
"Kau terlihat cantik, Aura!" Puji Blake, Aura tersenyum manis dan membalas pujian Blake.
###
Setelah menunggu sekian lama, sekarang gilirannya Aura untuk bernyanyi. Dia menuju panggung dan mulai bernyanyi. Suaranya yang sangat enak didengar membuat semuanya tidak beranjak dari tempat duduk sampai lagu berakhir.
"Aura! Suaramu masih indah saja!" Zac berkata, Aura hanya tersenyum mendengar pujiannya. "Kita pulang yuk! Ada hal lain yang perlu diurus terlebih dahulu," ujar ayah Aura, mereka mengangguk dan segera keluar dari gedung dan kembali ke rumah.
###
"Kamu mau kemana jam segini?" Ayah Aura bertanya dengan nada dingin.
"Mau ke cafe bareng temen," jawab Aura tak kalah dingin. "Tidak, ayah tidak ijinkan kamu pergi ke cafe." Aura mendelik marah.
"Memangnya kenapa?! Aku juga ingin bersosialisasi dengan lingkungan sekitar seperti Zac! Aku juga ingin pergi berjalan-jalan dengan sahabatku dan nongkrong bareng di cafe seperti Zac! Kenapa ayah melarang? Ayah ingin aku tidak punya teman? Hidup sendiri dan dikucilkan? Haruskah aku sampai mencium kakimu hanya untuk meminta ijin?!" Aura berkata dengan penekanan disetiap katanya.
"Aura! Ayah bukannya tidak ingin kamu tidak memiliki teman atau dikucilkan! Ayah hanya tidak ingin sesuatu terjadi padamu! Hanya itu! Kenapa kamu selalu tidak mengerti dengan ucapan ayah sih?!" Kali ini, ayah Aura membentaknya.
"Terserah!" Aura berlari menuju ke kamarnya dan membanting pintu kamarnya, ayah Aura memijat kepalanya yang cenat cenut akibat perlakuan putrinya.
Didalam kamar, Aura menangis. Dia sudah tidak tahan dengan perdebatannya dengan ayahnya.
Namun, dia teringat sesuatu. Dia berlari menuju meja belajarnya dan membuka setiap laci yang ada. Akhirnya, barang yang dicari telah ditemukan. Sebuah kertas yang hampir menguning yang dia temukan di bawah bantal tidurnya. Dan ada pesan juga yang tertempel di kertas itu. Isi pesannya adalah: jika kau ingin pergi, pergilah ke tempat ini. Tempat dimana orang-orang sepertimu berada.
Dia melihat kertas itu yang ternyata sebuah peta. Isinya hanyalah sebuah tulisan, yaitu: Rumah Aura, Selat Long Island dan Perkemahan Blasteran.
Aura sama sekali tidak begitu mengerti kalimat terakhir. Perkemahan Blasteran? Perkemahan apa itu? Batinnya. Dia segera keluar dari kamarnya dan melihat ke arah ruang tamu, tempat biasa ayahnya minum kopi dan baca koran.
Merasa tidak ada orang di ruang tamu, dia segera memakai sepatunya dan keluar dari rumah. Tapi, dia kembali lagi karena lupa mengambil dompet dan ponselnya. Dia keluar dari rumah dan berlari pergi, menjauh dari rumahnya. Dia mencari-cari taksi dan akhirnya menemukannya.
"Selat Long Island," kata Aura. Sopir taksi mengangguk dan tancap gas menuju Selat Long Island.
###
Sesampainya di Selat Long Island, dia memberikan uangnya dan keluar dari taksi. Dia berjalan dan mencoba mencari-cari Perkemahan Blasteran, namun dia tersesat. Ponselnya juga lowbatt. Kini dia menangis dan duduk di pohon besar. Tangannya memeluk kakinya.
Dan tiba-tiba, seseorang menepuk pundaknya, dia seketika mendongak dan melihat siapa yang menepuk pundaknya.
"Aku takut disini, aku kabur dari rumah karena ayah terus-terusan membentakku, ibu tiriku mendiamkanku, ibu kandungku tidak tahu dimana. Aku dapat peta yang hanya berisikan tulisan dan aku tersesat. Kukira ibu kandungku berada disini jadi, aku mencarinya namun tersesat." Aura menceritakannya kepada Perce, Aure, Chuck dan Oceana. Aure mengambil peta itu dan matanya membulat saat melihat kalimat yang bertuliskan Perkemahan Blasteran.
"Kau ingin ke Perkemahan Blasteran?" Aura mengangguk. "Perkemahan Blasteran adalah tempat untuk para demigod," jelas Perce. "Setengah Dewa maksudmu?" Aura menatap Perce tidak percaya, sedangkan Perce mengangguk.
"Kemungkinan besar, kau demigod."
KAMU SEDANG MEMBACA
Demigods & The Olympians: The Chosen [COMPLETE]
Fantasy[BELUM DIREVISI] DILARANG COPAS CERITA [INSPIRED BY: PERCY JACKSON BY RICK RIORDAN] Lima orang demigod termasuk dalam sebuah ramalan. Pertarungan sengit akan terjadi. Satu per satu akan mati. Siapakah yang menang? Titan? Ataukah Demigod? Rankings: #...