25: Revolt

3.8K 269 4
                                    

Mama berlari kecil menghampiriku dan Prima. "Mora Prima, mama cariin dari tadi malah mojok di pinggiran sekolah. Kalo ada murid ngeliat kan nggak enak."

Aku tersenyum miring. "Aku mau ngajuin surat pembatalan pernikahan. Aku udah nggak mau punya urusan sama cowok nggak punya hati kayak dia." Ujarku sambil menunjuk wajah Prima dengan jari telunjukku.

"Ini ada apa sih? Baru juga sehari nikah." Tanya mama yang memang tidak tau apa-apa.

Aku menarik nafas. "Mama kenapa nggak pernah cerita ke aku kalo papa punya utang ke papinya Prima? Terus aku dijadiin balas budi mama sama papa gitu?

Tapi kayaknya, aku udah ngelakuin semuanya deh, ma.

Mama minta aku nikah sama Prima kan? Udah aku jabanin kan?

Sekarang aku minta cerai atau batalin aja.
Mama kan nggak nyuruh aku buat hidup damai sama Prima."

"Kok gitu sih?" Tanya mama dengan wajah sok sedih.

Aku memasang senyum kecut. "Kalo mama nyuruh aku nikah, ya udah habis ijab kabul, aku mau cerai.

Kalo mama nyuruh aku jadi pendamping hidupnya Prima, mungkin aku bakal bertahan.

Dari awal, mama salah perintah. Oh iya, aku udah janji ngelunasin hutang papa sama papinya Prima, mama nggak usah khawatir.

Aku juga minta izin sama mama, aku mau tinggal sendiri, nggak tinggal di rumah lagi.

Aku bisa hidup mandiri kok, ma. Mama tenang aja." Jawabku panjang lebar.

Mama melongo.

"Mora yakin?" Tanya papa tiba-tiba dari belakang mama.

Aku mengangguk. "Papa bayarin biaya sekolah aku aja. Aku siap hidup mandiri. Nanti, tiap bulan aku bakal pulang ke rumah."

Papa tersenyum ke arahku. "Papa harap, semua yang kamu lakuin sesuai dengan ekspetasi kamu ya."

Mama menoleh pada papa. "Ya udah, mama juga dukung kamu. Semoga itu yang terbaik buat kamu."

Aku tersenyum sumringah. "Satu lagi ma, pa, aku beneran mau ngajuin pembatalan pernikahan sama Prima."

"Nanti papa yang urus. Papa nggak akan biarin kamu hidup sama cowok berengsek kayak dia." Ujar papa lalu memelukku di dalam dekapannya.

Prima menggeram lalu pergi menjauh meninggalkan tempat ini.

Mau kemana dia?

***

AM-PMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang