32: Tomorrow

3.7K 251 0
                                    

Malam ini, aku dan Brisa membereskan barang-barang yang ada di apartemen dan akan kami bawa pindah ke Bandung.

Ini sebuah kebetulan.

Kebetulan yang tidak sengaja sebelumnya sudah ada di pikiranku.

Brisa diterima di universitas yang sama denganku, akan tetapi ia berada di jurusan sastra inggris.

Brisa memang ahli dalam bidang itu sejak dulu.

Tak heran, jika ia mendapat jalur undangan dan tanpa tes memasuki jurusan universitas tersebut.

Aku dan Brisa akan berangkat lusa.

Kami akan tinggal satu apartemen di Bandung nanti.

Biar berasa anak kost, kata Brisa.

Kegiatan beres-beres malam ini cukup membuat lelah kami.

Belum sampai pukul dua puluh satu, kamipun sudah tertidur pulas di apartemen kami masing-masing.

Belum sampai pukul dua puluh satu, kamipun sudah tertidur pulas di apartemen kami masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pagi ini aku bangun terlalu pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini aku bangun terlalu pagi.

Terlalu pagi, bagiku.

Entah untuk orang lain yang rajin seperti Brisa.

Jam dinding di kamar tidurku menunjukkan pukul enam lebih sepuluh menit.

Sepertinya, hari ini aku ingin mengunjungi sebuah tempat, sebelum aku pindah ke Bandung.

Aku meraih handphone yang berada di atas meja belajar.

Rel, besok gue pindah ke Bandung.

Hari ini, hari terakhir gue di Jakarta sebelum kuliah.

Lo kapan pulang?

Nilai ujian lo udah keluar kan?

Berapa nilainya? Gue yakin, lo pasti dapet nilai danem sempurna.

Gue yakin banget(((:

Lo udah wisuda?

Kalo udah, lo mau lanjut kuliah di mana?

Di Indonesia atau lanjut di Inggris?

Hari ini, gue rencananya mau ke rooftop tempat lo nembak gue dulu, lo mau nyusulin gue nggak? Gue harap lo mau nyusul haha.

Cepet pulang.

Gue kangen.

***

AM-PMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang