3: Chat

7K 554 7
                                    

Handphoneku berbunyi. Ada chat line yang masuk.

Aku buka aplikasi line dan....

Mataku terbelalak. Mulutku menganga lebar.

Arel ngechat aku.

Entah kenapa, ada yang aneh. Semacam rasa suka yang sebelumnya belum pernah aku rasain.

Cinta?

Mungkin.

Aku nggak tau ke depannya.

Masa iya sih aku bisa cinta sama Arel?

Arel. Aku baru sehari ketemu dia.

Masa iya langsung jatuh cinta gitu aja?

Aku kembali fokus pada handphone yang tadi kutinggal melamun.

Hai.

Satu kata yang Arel kirimkan padaku. Dan itu, berdampak besar.

Aku mengetikkan beberapa kata untuk membalasnya.

Hai Arel.
-Terlalu ramah.

Hai juga.
-Terlalu genit.

Hai.
-Terlalu feminin.

Halo.
-Kayak anak TK. Kalo gurunya bilang hai, harus jawab halo.

Oke sepertinya aku tau apa yang tepat.

Apa?

Menurutku, itu yang paling pas.

Dan dua detik kemudian, balasan dari Arel masuk.

Cantik-cantik kok jutek, nggak cocok.

Dan, setelah membaca dua kalimat itu, tanpa sadar bibirku menyunggingkan senyum manis.

Segitu besarnya efek dia buat aku?

Jarang ada orang yang bisa buat aku senyum. Apalagi, ini cuma lewat chat biasa.

Aku membalasnya kembali.

Aku: Cantik, kalo diliat dari ujung monas pake sedotan, sedotannya kesumpel kertas, kertasnya segede upil gajah. Lo mau ngomong gitu kan? Ngaku aja.

Arel: Nggak sih.

Aku: Terus?

Arel: Kertas sumpelannya segede monasnya juga. Upil gajah kalah gede.

Aku: Serah lo.

Arel: Ngambek?

Aku: *read*

Arel: Gue lagi makan nih. Lo makan juga gih, ntar sakit.

Aku: Pntng bgt?

Arel: Penting.

Aku: *read*

Arel: Kok read doang?

Aku: Chat sama monas.

Arel: Lo tuh lucu.

Aku: Gue bukan pelawak.

Arel: Gue mau belajar.

Aku: Gue nggak peduli.

Arel: Nggak peduli banget?

Aku: Banget.

Arel: Udah jam 9, nggak tidur?

Aku: Besok di sekolah bisa.

Arel: Lo tidur di sekolah?

Aku: Iya.

Arel: Lo jangan kayak gitu.

Aku: Masalah?

Arel: Masalah.

Aku: Apa?

Arel: Kita udah kelas 12. Lo harus insaf.

Aku: Kayaknya gue ngantuk deh.

Arel: Ya udah tidur. Perlu gue peluk?

Aku: Ogah.

Arel: Night. Have a nice dream, Mor.

Aku membaca chat terakhir dari Arel.

Secara berulang-ulang

Dan aku tidak bosan.

Aku tersenyum. Ya, tersenyum.

Arel.

Semoga dia bisa menjadi alasan senyumku di hari-hari selanjutnya.

***

AM-PMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang