Chapter 15

285 7 0
                                    

5 Hari telah ali dan prilly lewati. Suka dan duka telah mereka lewati masing masing, tentunya rasa bosan itu hampir pada puncaknya. Apalagi ali yang kini harus dalam penjagaan ketat oleh mamanya, sekali saja ali melanggar maka pernikahannya menjadi taruhannya.

" Mama, ali boleh keluar kan ma? Ali bosan ma, benar benar bosan. Gak papa deh kalau keluarnya harus sama mama yang penting ali bisa keluar " ali memelas didepan mamanya

" Kamu sabar dong sayang, dua hari lagi rasa bosanmu ini akan tergantikan " mama resi mencoba membuat ali mengerti

Sebenarnya mama resi sendiripun tidak tega melihat anak semata wayangnya memelas seperti ini. Bahkan penampilannya pun sudah tidak sedap dipandang mata.

" Maaa ali mohon, keluar sama mama nggak papa deh asalkan ali bisa keluar maa, ali bosan " ali merengek seperti anak kecil.

" Oke, hanya hari ini ya ali. Setidaknya kamu bisa mengurangi sedikit rasa bosanmu " mendengar jawaban dari mamanya, mata ali langsung bersinar.

" Iya cuman hari ini aja nggak papa " ali segera menuju lemari pakaiannya mencari baju untuk ia kenakan.

" Ingat hanya hari ini, kalau besok kamu merengek lagi ke mama, mama jamin pernikahan kamu batal hari itu juga " teriak mama resi

" Iyaa "

***

Disisi lain prilly mencoba menyibukkan dirinya dengan membaca buku untuk menghilangkan kebosanannya. Apalagi yang bisa dilakukan prilly, meskipun prilly mencoba selalu menyibukkan dirinya tetapi hasilnya tetap sama. Prilly masih dirundungi rasa bosan.

Prilly Pov

Aku sudah membaca dua buku novel yang tebalnya 450 halaman dan itu tidak cukup untuk menghilangkan rasa bosanku. Aku harus apalagi, ternyata rasanya gini banget, mungkin ini juga yang dulu dirasakan kak randy.

Pantesan dulu kak randy sempet merasa frustasi, dan dengan kejamnya aku malah mengejek kakakku sendiri. Batinku

" Kak randy.. Kak cantik sini kekamar barbie, temen barbie dong kak. Bie bosenn " aku meneriaki kakakku dan istrinya.

Namun beberapa saat kemudian tidak ada jawaban dan tidak ada tanda tanda kakakku akan kesini. aku pun kembali meneriakinya
" Kakaaaakkk.... Kejam banget sih, bie lagi bosen malah dicuekin. Kakaaak "

Tetap sama sampai detik dan menit ini tidak ada tanda tanda kehadiran kakakku
Kemana sih, kok diteriakin dari tadi nggak nongol nongol, emangnya teriakanku kurang keras ya, biasanya kan kalau aku teriak sedikit udah pada ngomel. Ini kok nggak ada yang ngerespon sama sekali, jahat banget sih. Aku menggerutu sebal dengan kakakku.

Namun tidak lama kemudian, seperti ada orang yang mendekati kamarku. Aku yakin pasti itu kakakku.

Tapi ternyata dugaanku salah, bukan kakakku yang datang melainkan ayahku. Ayahku melengos masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu. Ah kenapa tiba tiba aku kangen banget sama ayahku.

" Hai anak ayah yang cantik ini, apa kabar sayang "
Kenapa ayahku bicaranya kayak nggak pernah ketemu sih, pake nanya kabar segala.

" Illy baik ayah, ayah sendiri sehat kan? "
Aku pun bertanya yang sebaliknya kepada ayahku, aku khawatir dengan kesehatan ayahku, atau jangan jangan ayahku sudah tidak waras karena anaknya yang cantik jelita yang satu ini akan menikah.
Aduuh jadi ngawur nih bicaraku.

" Ayah sehat sayang, nggak nyangka ya. Anak ayah yang satu ini udah mau menikah. Bahkan ayah masih merasa bahwa rasanya baru kemarin kamu merengek minta dibelikan ayah permen eh malah sekarang udah mau nikah aja.

Aku hanya nyengir mendengar penuturan ayahku. Ayahku mengambil posisi duduk disebelahku, jadi tambah kangen sama ayahku.

" Sini peluk ayah illy, ayah pengen sama kamu sebelum kamu jadi tanggung jawab ali seutuhnya " tanpa aba aba aku pun berhamburan kepelukan ayahku.

Aku menangis, karena benar kata ayahku, bahkan mungkin nantinya kita akan amat sangat jarang sekali bertemu.

" Illy sayang ayah, selama illy udah jadi istri sahnya ali. Ayah harus janji sama illy bahwa ayah akan selalu jaga kesehatan ayah " aku semakin mempererat pelukanku dan ayahku membelai lembut kepalaku

" Illy janji akan sering nengokin ayah kok. Illy nggak bakal lupa sama apa yang ayah telah perjuangin untuk illy, bahkan illy akan berusaha selalu membanggakan ayah. Dimata illy, ayah adalah lelaki yang terhebat " aku merasakan seperti ada yang menetes dipuncak kepalaku, aku mendongak menatap wajah ayahku yang kini sedang menangis. Entah apa yang ditangisi, tetapi aku tidak akan membiarkan ayahku menangis.

Aku mengusap air mata ayahku dan kembali memeluknya
" Ayah jangan nangis, ayah ayah illy mau digendong ayah, udah lama illy nggak minta gendong sama ayah " aku melepas pelukan dengan ayahku dan merentangkan tangan didepan ayahku.

" Ayoo ayah gendong illy " ayah berbalik membelakangiku dan aku melompat kepunggung ayahku, memeluk leher ayahku dan bersandar dibahu ayahku.

" Illy tambah berat ya.. " ucapan ayahku langsung membuatku mengangkat kepalaku dari bahu ayah.

" Maksud ayah illy gendut gitu, kok illy dibilang berat "

" Illy nggak gendut sayang, mungkin ayah yang sudah tua jadi nggak bisa sekuat dulu lagi " aku pun langsung turun dari gendongan ayahku, karena aku juga mengerti usia ayahku sekarang yang udah mencapai kepala lima

" Hihi maafin illy ya ayah, pasti ayah keberatan tadi. Yaudah sekarang ayah istirahat ya " aku mencium kedua pipi ayah. Dan mendorong pelan badannya agar ayahku mau keluar dan beristirahat, karena kalau tidak begini. Ayahku pasti tidak akan mau untuk beristirahat, cukup cuti beberapa hari ini harus dimanfaatkan dengan baik. Karena ayah merupakan tipe orang yang susah untuk disuruh istirahat.

Apalagi jika sedang bekerja, pasti akan lupa waktu. Aku harus bisa memastikan bahwa ayah pergi ke kamar jadi aku mengukutinya dari belakang. Ternyata ayah menuruti apa kataku. Ayah sudah masuk kedalam kamarnya, aku pun berniat ke kamar kakakku karena aku masih penasaran kenapa kakakku tidak merespon teriakanku tadi

Setelah berada dekat dengan pintu kamar kakakku, aku samar samar mendengar desahan desahan dari mulut istri kakak, sekarang aku paham kenapa kakak tidak menjawab teriakanku. Ternyata sedang bercinta, pagi pagi gini masih aja bercinta. Kenapa nggak malam aja sih..
Ckckckkc aku menggeleng sembari kembali ke kamarku. Aku putuskan untuk menulis surat buat itte.

***

Itte, aduh seandainya kamu masih berada didunia ini, pasti sekarang aku nggak bakalan merasa bosan. Pasti kamu akan dengan senang hati menginap dirumahku kan? Dulu aja kamu sering nginap. Hihi

Nggak kerasa ya te, kurang dua hari lagi, H-2 itte, H-2. Kamu senang kan kalau aku dan ali nikah. Kamu setuju kan? Aku sih yakin kamu pasti setuju..
bye my besty :*

Prilly

***

Jeng jeng jeng
Next lagi
Mangap ya readers, mungkin lama nggak dinext. Lagi banyak tugas nih, jadi nyuri nyuri waktu kalau mau next.
Bye, author cinteh bingits sama yang masih setia...
Salam sayang :*

Surat Kecil untuk SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang