Chapter 20

404 6 3
                                    

Prilly Pov

Hari telah tiba, hari telah tiba, hore hore horee. Hari ini aku pulang, ya ampun betapa senangnya diriku. Aku udah kangen sama kak randy dan juga kak alya. Aku kangen kamarku, aku kangen bunda sama ayah, aku kangen bunga yang kutanam. Aku kangen semua yang ada dirumah bundaa.

" Honey ayoo buruan. Kamu lama banget sih " rengekku pada ali. Kalau nggak begini pasti bakalan lama nanti.
" Ayoo honey, kamu ngapain sih kok lama " aku harus mengeluarkan semua jurusku. Aku bergelayut manja pada lengannya, haha udah kayak ulat bulu aja hihi.

" Iya, iya sayang ini bentar lagi selesai kok. Cuma masukin ini dulu ke mobil " ali memasukkan sesuatu kebelakang mobil. Apa yang dibawa ali ya, kok aku gaktau.
" Emang kamu bawa apa sih? Biarin nanti mang ujang sama bi siti aja yang ambil barang barang kita yang lain " aku semakin manja pada ali

Kalau bukan karena aku sudah sangat kangen dengan bunda, mungkin aku tidak akan semanja ini, kalian tau readers. Aku sudah seperti cabe cabean goceng yang haus belaian. Ih iyuh, najong tralala.

" Ayoo buruan " aku menarik tangan ali untuk segera masuk kedalam mobil. Aku menutup mobil dan segera masuk mobil dari pintu kiri. Seharusnya ali yang bukain pintu buat aku, bukannya aku yang bukain pintu buat ali. Ah sudahlah, aku nggak peduli.. Yang penting sekarang aku harus segera sampai dirumah.

***

Ali Pov

" Ayooo ngebut dong honey, ayo ngebut. Lama banget sih, aku udah gak sabar. Ayooo " rengek prilly kepadaku. Istriku ini, manjanya minta ampun, walaupun manja seperti ini aku tetap sayang kok, bahkan manjanya ini yang membuat aku jadi lebih nyaman dengannya.

" Iya sayang, ini udah cepet kok. Sabar dong, kenapa sih kok istri aku ini sampai nggak sabaran kayak gini. Sabar dong sayang " aku berkata lembut padanya.

" Eemmm iya iya aku sabar " tuh tuh kan manyun manyun dah tu bibir. Pertanda kalau ngambek ini mah.

" Aduh aduhh, tu bibil kok manyun cihh. Ada yang salah ya dari bicara aku hemm? " kuelus rambutnya perlahan lalu beralih kepipinya sembari tetap fokus pada jalanan.

" Auk ah, males " tuh kan sepertinya emang salah bicara aku, emang istriku ini baper banget. Baru dibercandain gitu aja udah ngambek.

" Iya iya deh sayang aku minta maaf, aku kebut nih " aku mengemudikan mobilku sedikit ngebut, untung saja jalanan disini agak sepi.

" Honey awas!! " teriak prilly.

Ciiiiittttttt

Aku menginjak rem mobilku mendadak saat kulihat ada kucing yang melintas. Hufftt untung tidak tertabrak.

" Honeeyy, maafin aku. Untung aja tadi kucingnya nggak ketabrak. Ini salah aku ya honey, aku yang udah nggak sabar ingin ketemu bunda sama kakak. Kan jadinya kayak gini, maafin aku honey " prilly berkata sambil berkaca kaca.

" Heeyy ssstt udah, ini bukan salah kamu sayang. Ini salah aku yang nggak fokus ke jalanan. Udah jangan nangis ya, kamu nggak papa kan? Nggak ada yang kebentur kan? Justru sekarang aku khawatir sama kamu " aku berusaha menenangkannya, mengecek diseluruh wajah dan tubuhnya. Mungkin saja ada yang lecet atau ada yang terbentur karena kejadian tadi.

Prilly menggelengkan kepalanya.
" Aku nggak papa honey. Udah aku nggak nangis lagi, ayo kita lanjut lagi, kali ini aku nggak maksa kamu kebut. Pelan pelan aja asalkan kita sampai rumah dengan selamat " prilly mengambil tanganku yang menangkup pipinya kemudian mengecupnya. Membuatku merasakan hangatnya kasih sayang yang menjalar keseluruh tubuhku.

Prilly menjauhkan wajahnya dari tanganku lalu mengelusnya. Tatapannya seolah meyakinkanku bahwa dia baik baik saja.
" Udah ayok jalan lagi " kini bicaranya pun sudah normal seperti biasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surat Kecil untuk SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang