Chapter 18

657 9 0
                                    

Announcement :

Hai readers setia, aku mau kasih tau nih. Chapter ini isinya tentang 18++, jadi bagi anak yang dibawah umur tersebut saya harap tidak usah dibaca ya.. Langsung skip aja nggak papa kok, karena saya nggak mau kalau nantinya bakalan ada yang coment gaenak, mending author kasih tau sekarang.
Makasih :*

***

Prilly POV

" Honeey " teriakku.
Dimana ali? Masa dia pergi, Kemana dia pergi, tega banget ninggalin aku sendiri.

" Aliii, honeeeyyy.. Helloww sayang kamu dimana " aku berteriak sembari mencari kesemua sudut apartemen ini

" Ahhh, aduh kok lampunya mati sih " lagi lagi aku menjerit karena lampu diapartemen ini tiba tiba mati.
Aku mencoba mengingat dimana posisiku sekarang, oh ya tuhan.. Aku ingat posisiku sekarang sedang berada di dapur.

" Honeey tolong, tolongin aku honey aku takut " aku meringkuk entah dipojok sebelah mana, aku enggan untuk membuka mata.

" Honeey hiks hiks " aku menangis sembari berdo'a semoga lampunya cepat menyala.

Aku mendengar seperti langkah kaki menuju kearah dapur, ah semoga saja itu ali

" Honey kamu disini, honey tolong aku takut " aku memperjelas pendengaranku. Astaga, itu bukan langkah kaki melainkan itu suara kaki yang diseret.. Dan sepertinya ingin menuju kearahku

Ya ampun, tolong aku ya allah. Aku benar benar takut. Aku menggigit bibir bawahku berusaha menahan agar aku tidak menangis ataupun menjerit.

" Hemm " suara itu " Aakkkhh " ada orang yang memegangku
" Hiks hiks hiks " aku menangis sejadi jadinya
" Heyy sayang, hey kamu kenapa menangis. Sayang ada aku, kamu jangan nangis " itu suara ali, syukurlah... Aku langsung memeluk tubuhnya menangis dipelukannya

" Sudah ya jangan nangis.. " ali membelai rambutku
" Ali aku takut hiks hiks.. Kamu darimana sih, aku dari tadi nyariin kamu. Terus tadi lampunya mati, aku takut honey. Kamu kan tau kalau aku takut dengan kegelapan "
" Kamu tenang ya, ada aku disini jagain kamu. Maaf ya tadi aku kedepan beli makanan "

Aku mendongak, kemudian memeluknya lagi.

" Yaudah ayok ke kamar, sini aku gendong. Udah ya jangan nangis lagi, ingat selalu ada aku yang jagain kamu sayang " ali mencium puncak kepalaku

***

Ali menidurkan prilly diatas ranjang, kemudian mengambilkan segelas air putih buat prilly.
" Nih minum dulu sayang " prilly menerima air dari ali lalu segera meminumnya sampai habis.
" Honey jangan tinggalin aku lagi " prilly nampak cemberut
" Nggak akan sayang "
" Oh iya kamu lapar nggak, nih aku beliin makanan buat kita berdua "
" Lapar sih.. Tapi suapin ya, terus besok kita kembali kerumah mama aja yuk, aku takut " prilly merubah posisinya menjadi duduk.

" Besok, hmm gimana ya sayang. Lusa aja ya kita kembali, besok aku ingin ajak kamu lihat rumah baru kita " ali membuka bungkusan makanannya.

" Yahh, yaudah gakpapa deh "
" Sekarang ayoo aa. Buka mulutnya " prilly membuka mulutnya menerima makanan dari ali.

Setelah selesai makan ali membereskan sisa makanannya sedangkan prilly masih bersandar diranjang
" Sayang "
" Hmm "
" Kamu inget janji kamu kan "
" Janji yang mana ya honey aku lupa " sebenarnya prilly ingat tetapi dia berpura pura lupa karena ingin menggoda suaminya
" Janji kamu yang tadi pagi sayang, masa lupa sih "
" Beneran aku lupa honey, emang aku pernah bikin janji sama kamu "
" Masa kamu lupa sih sayang " raut wajah ali berubah kecewa
" Beneran... Aku lupa honey, janji apaan sih " prilly menahan tawanya melihat suaminya sedang kesal
" Tau ah, lupakan aja. Aku udah ngantuk mau tidur " ali menaiki ranjang kemudian tidur dengan posisi membelakangi prilly

Surat Kecil untuk SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang