Chapter 2

12.1K 1.4K 89
                                    

kehidupan berubah, manusia juga
(kecuali itu Chanyeol, dia masih bodoh dan menyebalkan)

-x-

Sena dan Chanyeol tidak pernah berada di dalam lingkaran pergaulan yang sama meski mereka sekelas sejak tahun pertama SMA. Tentu saja, itu karena Sena adalah murid terpintar di sekolah dan dikagumi sekaligus dibenci karena iri, dan Chanyeol hanya salah satu dari sekelompok pembuat onar yang mendapat detensi setidaknya tiga kali seminggu.

Sena punya selusin teman yang mengikutinya ke mana pun. Demi reputasinya, ia memberitahu semua orang bahwa ayahnya pilot yang jarang di rumah dan ibunya punya banyak kegiatan sosial di luar kota. Rumahnya tinggi megah, tapi Sena hanya sendirian, jadi teman-temannya tidak bisa berkunjung.

Kenyataannya, Sena tinggal di rumah sempit di pinggir kota. Ibunya adalah penjual mi. Sena punya ayah dan seorang adik laki-laki tiri. Ibunya menikah saat Sena berumur tiga belas tahun. Ia tidak tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya.

Sena merasa riwayat hidupnya itu tidak cocok dengan gelar pelajar unggulannya, karena itu ia berbohong. Lebih mudah bagi teman-temannya mengidolakan gadis baik, kaya, dan pintar daripada gadis dari keluarga sederhana yang lahir di luar nikah.

Tapi pada satu hari, seseorang tidak sengaja menemukan Sena sedang membantu ibunya di warung mi. Sialnya, orang itu Park Chanyeol. Dan sejak saat itu mimpi buruk Sena dimulai.

***

Pagi ini Sena mengecek ratingnya dan ia kehilangan setengah bintangnya yang baru. Panggilan sialan dari Chanyeol kemarin membuatnya membuang uang untuk taksi dan ia tidak mendapatkan apa-apa, jadi ia tidak tahu harus bilang apa jika nanti atasannya, alias pengelola pusat All-Mate911 meminta 25% dari penghasilannya. Seolah Sena belum punya cukup banyak hal untuk dikhawatirkan, atasannya menelepon pagi ini karena alasan lain.

"Klien Park Chanyeol menyampaikan keluhan. Apa yang kau lakukan padanya?"

Sena memutar bola matanya. "Ya ampun, apalagi yang keparat itu inginkan," gumamnya.

"Apa?"

"Bukan apa-apa. Jadi, apa yang dia laporkan?"

"Park Chanyeol melaporkan kalau kau membatalkan janji. Kau tahu, All-Mate911 tidak pernah membatalkan janji. Untuk itu, kau harus menggantikan pertemuan yang kau batalkan."

Sena menghela napas berat. "Pelanggan boleh membatalkan janji sesukanya, kenapa aku tidak boleh?"

"Karena kau yang dibayar untuk itu."

Sial. Seandainya atasannya tidak mengatakan sesuatu yang masuk akal seperti itu. "Baiklah," Sena menyerah. "Kalau nanti dia menelepon lagi, aku akan menemuinya."

"Kau yang harus meneleponnya! Jangan lupa minta maaf. Kontaknya sudah terdaftar di friends history-mu sejak dia menelepon kemarin. Dan Song Ahyoung, bisnis tetaplah bisnis. Kalau dia memberikan review yang buruk untukmu, kau harus membayar penalti."

"Sialan," desis Sena.

"Apa?"

"Bukan apa-apa. Aku akan meneleponnya siang ini."

Hening. Sena mengira atasannya sedang berpikir, tapi ternyata sambungannya sudah diputus. Kenapa Sena dikelilingi orang-orang yang suka seenaknya? Pertama Jimin, lalu atasannya, sekarang si Park Idiot juga.

"Aku akan gila," gerutu Sena seraya menatap layar ponselnya yang gelap.

***

Chanyeol sedang memberikan presentasi di depan sembilan orang kolega perusahaan saat ia merasakan ponsel di saku celananya bergetar. Secara refleks ia berhenti bicara dan merogoh benda itu untuk mengecek siapa peneleponnya.

All-Mate911Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang