Chapter 13

9.5K 1K 105
                                    

kata orang, "it's better all or nothing"

-x-


"Apa itu pertemuan darurat?"

Chanyeol mengangkat bahu. "Aku tidak tahu," jawabnya polos—karena ia memang tidak tahu apa-apa. "Ini bukan ideku. Ini ide Baekhyun."

"Lalu kenapa aku harus ikut?" Sehun bertanya lagi, jelas-jelas bingung. Lebih bingung lagi karena ia disuruh (dipaksa lebih tepatnya) duduk bersama Chanyeol dan—siapa itu si eyeliner aneh, oh, iya—Baekhyun, kalau tidak salah.

"Sssh," Baekhyun berdesis. "Ini pertemuan darurat perdana. Dan tentu saja kau," ia menoleh ke arah Sehun, "harus ikut. Kau ini, apa ya? Unsur esensial."

"Kedengarannya seperti bahan sampo yang disebutkan dalam iklan."

"Aku memang mengutip dari sana, Bocah."

"Aku bukan bocah!"

Chanyeol menggeleng-gelengkan kepalanya dan berdoa dalam hati, seandainya ia bisa melewati malam ini dengan selamat, ia akan bersikap lebih baik pada semua orang. Yah, walaupun menurutnya ia sudah cukup baik. Apa punlah.

"Kalau kita mau membicarakan Ryu Sena, Sehun adalah orang yang tepat, karena dia mengenal Sena seumur hidupnya," Baekhyun mengabaikan protes Sehun soal bocah dan menjelaskan maksudnya dengan sok.

"Sebenarnya hanya lima belas tahun," ralat Sehun. Ada setitik nada bangga dalam suaranya. "Tapi kalau kita ingin bicara soal Sena, kenapa kita bertemu di kafe ini? Dia sering ke sini."

"Karena aku suka tempat ini. Latte-nya enak." Sebagai penegasan, Baekhyun menggoyang-goyangkan gelas tingginya yang isinya tinggal setengah. "Dan kalau Sena muncul, kita jalankan rencana B."

"Apa itu?" tanya Sehun.

"Pura-pura bahwa Chanyeol ingin sekali bertemu dengannya tapi malu, jadi dia ke sini dan mengajak kita berdua sebagai alibi."

Chanyeol berdecak sebal. "Terima kasih," gerutunya.

Sehun berpaling padanya dan berkata datar, "Biar kutebak, Hyeong. Sena memutuskanmu."

"Mereka bahkan belum pacaran," Baekhyun menyahut mendahului Chanyeol, kemudian tersenyum, merasa senang mendapat kehormatan menyampaikan berita buruk. Benar-benar teman sejati.

Sehun memutar bola matanya dan mendengus, "Tentu saja."

"Kau tidak terlihat heran," gumam Chanyeol. Astaga, tidak adakah orang di dunia ini yang mengasihaninya? Maksudnya, tanpa bermaksud merendahkan (seperti dua orang ini)?

"Yah." Sehun mengangkat bahu. "Ini seperti Kim Minseok episode dua."

"Kau kenal Minseok hyeong?" tanya Baekhyun.

"Tidak benar-benar berkenalan. Aku hanya sempat melihatnya dua kali," jawab Sehun. "Pertama saat dia mengantar Sena pulang ke rumah, kedua saat Sena memutuskannya. Tapi Sena sering menyelinap malam-malam ke kamarku untuk bercerita. Dia benar-benar mengatakan semuanya, dari A sampai Z. Bahkan hal-hal yang tidak ingin kuketahui."

Chanyeol memicingkan matanya (jelas ia tidak menyukai kata menyelinap dan malam-malam), tapi Baekhyun mengerjap-ngerjap tertarik dan bertanya, "Dia cerita padamu soal pengalaman pertamanya?"

"Demi Tuhan, Byun Baekhyun." Chanyeol memukul bahu Baekhyun keras-keras. "Kita tidak akan membicarakan soal itu."

"Kenapa? Aku hanya ingin tahu."

"Aish." Chanyeol mengangkat tangannya sekali lagi, tapi Baekhyun mundur dengan gesit. Untuk beberapa alasan yang tidak jelas, sepasang daun telinga Sehun memerah.

All-Mate911Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang