Chapter 11

10.8K 1.2K 190
                                    

berapa kali seseorang bisa jatuh cinta dalam satu kehidupan?

-x-

Tadinya suasana sudah mulai membaik bagi Sena. Ia menggerakkan tubuhnya dengan sembarangan dan tertawa bersama Minseok. Ketegangan yang dibawanya dari bar tadi mulai menguap di antara ingar-bingar musik dan kilas lampu warna-warni.

Lalu tiba-tiba semua gelap.

Maksudnya gelap sungguhan. Musik dan lampu padam dan semua orang di lantai dansa serentak terkesiap, mengira ada kebakaran entah di mana di gedung ini atau mungkin gempa bumi. Seorang laki-laki gempal yang sepertinya setengah mabuk nyaris terhuyung menabrak Sena, tapi Minseok menariknya menghindar tepat waktu.

"Apa yang terjadi?" ia mendengar Minseok bertanya dengan nada bingung.

"Aku tidak ta—"

Jawaban Sena terputus oleh denging pendek dari pengeras suara, lalu suara itu, suara paling menyebalkan di dunia terdengar, "Drop the beat!"

Musik kembali menyala bersamaan dengan cahaya lampu sorot biru dan hijau melesat dari podium DJ dan Sena melihat si Idiot itu di sana, memakai headphone dan mengutak-atik papan kontrol, menciptakan serangkaian bunyi aneh yang membuat orang-orang berseru kegirangan dan melompat-lompat seperti terkena kejut listrik.

"Bukankah itu Chanyeol?" Minseok menyuarakan pikiran Sena tepat waktu.

Sena tidak bisa menjawab, bahkan tidak bergerak, saking terkejutnya. Apa yang Idiot itu lakukan di sana?

Dan sial—tapi benar—di bawah cahaya samar-samar dari meja DJ, Chanyeol tampak sedikit keren. Mungkin hanya karena ia tinggi. Atau karena Sena baru tahu bahwa Chanyeol punya keahlian (misalnya, merusak lampu kelab malam).

Sebagian besar perempuan di sini jelas berpendapat sama—bahwa Park Idiot terlihat keren—karena mereka berkerumun ke arah sana dengan pekikan yang membuat telinga Sena sakit.

Chanyeol jelas menikmati perhatian mendadak yang diterimanya, jika dinilai dari seringaian berpuas diri yang dipajang di wajah laki-laki itu, dan hentakan musik electro yang semakin cepat, seakan-akan ia berusaha pamer, yang mungkin memang sedang dilakukannya.

Musik yang cepat itu berhenti mendadak. Chanyeol meraih mikrofon dari bawah meja dan berbicara pada penontonnya, "Kalian tahu namaku?"

Kerumunan itu menyahut dengan seruan riuh rendah yang sama sekali bukan jawaban, tapi Chanyeol menganggapnya sebagai tidak.

Sambil tersenyum sok manis, Chanyeol memperkenalkan diri tanpa diminta, "Apa kabar? Namaku Park Chanyeol."

Para penontonnya berseru melengking, membuat Sena heran apakah tenggorokan mereka semua tidak sakit.

Chanyeol tertawa (pura-pura) malu-malu dan berkata, "Maaf, teman-teman, aku tidak bisa membagikan nomorku. Aku sudah punya pacar."

Sena baru akan bersedekap dan memutar bola matanya kalau saja saat itu Chanyeol tidak menolehkan kepala tepat ke arahnya. Sena sangsi Chanyeol bisa menemukannya di tengah-tengah keramaian yang ribut melolong kecewa, tapi sepasang mata itu benar-benar menatapnya.

Seolah itu kurang meyakinkan, Chanyeol mengarahkan telunjuknya dan berkata dengan sangat jelas, "Hei, kau yang berdiri saja di sana. Sayang, kau melihatku, kan?"

Gadis-gadis yang berdiri di depan Sena menjerit-jerit, berpikir kalau Chanyeol menunjuk salah satu dari mereka. Sayangnya Sena tidak bisa mendengar suara ribut itu di antara debar jantungnya sendiri. Memalukan. Membunuhnya tidak lagi cukup. Sena mempertimbangkan untuk memasang foto Chanyeol di situs lelang barang bekas.

All-Mate911Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang