F O U R

515 75 7
                                    

Happy reading^^
.
.
.
.
.
.
.
.

~ Milona Pov ~

Kemarin aku tidak mendapatkan Zidny. Aku tidak tau dia pergi kemana. Pelajaran terakhir pun dilewatkan oleh Zidny. Dia bolos. Aku khawatir sama dia. Sampai pulang sekolah aku sama sekali gak liat dia. Akhirnya aku memutuskan untuk menengok kerumahnya. Aku sudah meminta pembantunya untuk memanggil Zidny. Tapi katanya Zidny tidak mau bertemu dengan ku. Akhirnya aku mememutuskan untuk pulang.

Hari ini dia masuk sekolah. Biasanya dia menyapa ku di pagi hari saat dia masuk kelas. Tapi dia mengabaikan ku. Seakan tidak melihatku dan duduk di bangkunya. Aku melirik ke arahnya, tapi dia sama sekali tidak mau menatapku. Sepertinya dia benar benar marah kepadaku.

Aku harus membicarakan permasalahan ini nanti. Seorang guru masuk. Err. Pelajaran Fisika lagi gurunya killer bet. Aku langsung mengambil buku ku dan mengikuti pelajaran.

Kring
  Kkrriinngg
    Kkkrrriiinnnggg

Bel telah berbunyi setelah tiga jam pelajaran IPA yang membosankan. Hanya ada kemarahan dari guru itu, kadang malah kebanyakan bercerita. Sudahlah. Aku mengemaskan buku ku.

Aku melirik Zidny. Tampaknya ia buru buru merapikan bukunya. Ia lebih cepat selesai, lalu beranjak pergi keluar kelas. Aku segera mempercepat gerakanku. Aku harus menjelaskan semuanya.

"Zidny! Dengerin gue" aku meneriakinya. Tetapi dia malah mempercepat jalannya.

"Ziiddnnyy! Stop!" aku mengejarnya dan segera mencegat lengannya.

"Zee! Dengerin gue dulu. Gue gak ada apa apa sama Iqbaal. Gue gak sengaja nabrak dia terus--"

"Seharusnya gue yang minta maaf sama loe Ona. Gue terlalu norak, tanpa alasan marah sama loe" ucap Zidny pelan

"Loe berhak marah kok Zee! Gue tau loe cemburu. Loe kan suka sama Iqbaal" balas ku. Walau pun kalimat terakhir itu membuat aku sakit hati. Ck!

"Maafin gue yah!"

"Maafin gue juga yah Zee! Sekarang kita gak boleh marah marahan" ucap ku semangat. Akhirnya masalah selesai.

"Iyaa. Gue kok yang salah gue terlalu egois. Iqbaal itu pacar loe yang baru pulang dari Amerika kan?" ck! Dari mana  Zidny tau. Jangan sampai dia tau. Aku tidak mau membuat sahabatku ini patah hati. Sebaiknya dia jangan tau. Toh, aku sama Iqbaal sudah bukan siapa siapa lagi.

"Hahahaha. Loe lucu yah! Iqbaal itu mah bukan pacar gue yang dari Amerika. Emang bener sih namanya sama, tapi orang nya gak sama tau" alibi ku. Memang seharusnya seperti ini.

"Beneren?" tanya nya meyakinkan. Aku mengangguk.

"Aahh! Syukurlah. Rencananya aku batal ngegebet kalo memang pacar loe. Ternyata bukan. Bisa gue gebet dong!" ujar Zidny dengan semangat. Seperti nya dia bahagia. Aku ikut bahagia lah. Aku tersenyum walaupun--- Haha.

"Gebet aja sono!"

"Loe mau bantuin gue gak?" tanya nya

"Bantuin apa?" gue jadi penasaran.

"Loe kan sebangku sama Iqbaal. Comblangin gue ama dia dong!" What?! Comblangin? Itu berarti gue harus deket ama dia dong?! Dan lebih parahnya gue harus comblangin dia sama orang lain. Bukan orang lain Ona. Tapi sahabat loe!

"Gue bukan mak comblang tau!" ucap ku kesal.

"Yahh.. Memang bukan, tapi loe usahain lah biar gue bisa deket sama dia. Mau yah mau?" Zidny ngeluarin puppy eyes nya. Errr. Harus di turutin nih. Gue mengangguk pasrah. Dia memelukku riang.

SACRIFICE × IDR [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang