T W E N T Y T W O

186 7 0
                                    

Happy reading^^
.
.
.
.
.

Milona menatap wajahnya di cermin melihat beberapa sisi dari dirinya. Ia sangat bersemangat hari ini. Apalagi ia akan jalan jalan dengan cowok yang notabenya sebagai impian.

"Siap." Ia membalikkan badannya. Lalu melihat arloji merah yang ia kenakan. "Udah jam 9."

Ia segera keluar dari kamar menuju ruang tamu. Disana telah duduk seorang pria mengenakan kemeja santai warna biru. Pandangannya gelisah ke kanan dan ke kiri. "Baal."

Yang dipanggil mengangkat kepalanya. Seakan terpana dengan keanggunan gadis-nya ah tidak, bukan gadis-nya tapi gadis sahabatnya.

"Udah? Ayuk." Mereka pun berjalan keluar rumah dan masuk ke dalam mobil.

Mobil itu berpacu dengan kecepatan sedang membelah jalanan Kota Singapura. Keheningan diantara keduanya terpecah saat Iqbaal memutar lagu kesukaannya. Milona pun hanya menikmati lagu itu sambil bernyanyi saat ada lirik yang ia tahu.

"Mau kemana nih?" tanya Milona. Yang ditanya diam dulu sebentar. "Keliling Kota Singapur dong."

Mereka berkendara sekitar beberapa menit, lalu mampir ke tepi jalan. Disini lah mereka memulai berjalan kaki. Ada festival di sekitarnya. Mereka mengunjungi stand satu persatu. Mereka berhenti saat mengunjungi stand lukisan.

"Bagus nih," ucap Milona saat memandang lukisan didepannya. Iqbaal hanya mengangguk angguk.

Tak sengaja ia melihat tulisan bahwa stand ini menerima tawaran lukis wajah. Sehingga Iqbaal pun menghampiri pemilik stand.

"Excuse me, madam. My name is Iqbaal Ramadhan. Can you draw me with her?" tanya Iqbaal.

"Sure, Sir," jawab si pemilik.

Wanita paruh baya--pemilik stand itu segera menyiapkan alat dan bahan untuk melukis mereka. Iqbaal segera menarik Milona yang masih berpaku dalam kekagumannya pada lukisan - lukisan yang terpajang.

"Mau ngapain Baal?" Milona kebingungan karena Iqbaal tiba tiba menarik lengannya.

"Where can we sit?" tanya Iqbaal pada wanita itu. Wanita tersebut pun menunjuk sebuah bangku panjang yang ada di depan stand. Iqbaal langsung mengangguk dan duduk di bangku. Milona yang kebingungan pun ikut duduk saja.

"Can you look at me, please." pinta wanita itu menyuruh mereka melihatnya, agar mudah untuk dilukis. Namun, Milona masih kebingungan dengan apa yang akan mereka lakukan pun tidak melakukan perintah wanita tersebut.

"Mr.Iqbaal, can you tell your girlfriend to look at me, please?" pinta wanita itu sekali lagi.

"Ona, ini kita mau dilukis sama ibunya. Lihat ke ibu itu dong. Kamu ini," suruh Iqbaal yang langsung ditanggapi kekehan Milona. "Ish kamu nggak bilang sih."

Sepuluh menit berlalu akhirnya lukisan nya pun selesai. Iqbaal pun membayar lukisan itu sementara Milona masih memandangi lukisan mereka dengan kagum. Goresannya sempurna. Ibu itu melukisnya dengan bagus sekali.

Setelah itu, Iqbaal menyusul Milona. Mereka menyelusuri setiap stand yang ada. Tawa mereka seperti menginginkan hari ini tidak berakhir. Mereka seakan melupakan hari hari esok. Setelah merasa semua stand sudah mereka kunjungi, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke mobil.

"Makan siang dulu yuk, Baal!" ajak Milona. Tidak dipungkiri bahwa mengelilingi stand yang ada juga membutuhkan tenaga yang cukup.

"Oke deh." Iqbaal segera memacu mobilnya menyusuri jalan lagi.

SACRIFICE × IDR [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang