Special Episode

284 6 14
                                    

selamat membaca^^
.
.
.
.
.
.

Pagi yang sangat cerah menyambut semua orang. Matahari bersinar seperti biasanya. Aroma bunga bermekaran membuat semua orang bergembira. Namun Milona belum bangun juga dari tidurnya.

"nghh" erang Milona. Ia sedikit demi sedikit membuka matanya. Membiarkan cahaya mengusik tidurnya.

Saat kesadarannya setengah terkumpul, ia berdiri dari kasurnya. Melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Membasuh wajahnya di wastafel lantas terkejut saat melihat cermin. "Aaaaa!"

'Bentar. ini gue kenapa ga pake baju?!"

Ia tergesa gesa keluar dari kamar mandi. Mengambil jubah mandi. Melihat kasurnya yang sedang menyelimuti seseorang. 'siapa dia..?'

Perlahan, ia menarik selimut itu. Seorang pria jikalau dilihat dari rambutnya. Saat melihat wajah pria tersebut, ia merasa lega. 'Ternyata bukan mimpi.'

Ia segera terjun kembali keatas kasur. Masuk kedalam selimut lantas memeluk prianya. "Baal. Bangunn," katanya perlahan.

"hngg" Iqbaal menjawab perlahan. Ia tidak mampu untuk bangun. Ia ingin tetap tidur dengan istrinya. "Aku tidak ingin bangun. Mau tidur aja. Sini"

Iqbaal menarik Milona yang ingin bangun dari kasur. Ia memeluk Milona erat. "Apa kau ingat yang terjadi tadi malam?"

Pipi Milona segera memerah. Ada apa kenapa Iqbaal menanyakannya, itu hanya membuat Milona malu. Milona berpura pura tidak tau. "Nggak. Aku tidak ingat."

"Kamu nggak ingat? Sungguh?" Iqbaal bertanya sekali lagi. Wajah Milona semakin bersemu. Ia menggeleng lagi.

"Kalau kau tak ingat, baiklah. Aku akan mengulangi kejadian tadi malam." Iqbaal semakin memeluk Milona lalu ia mendekati bibirnya ke arah bibir Milona.

"Aaa tidak tidak. Aku ingat aku ingat. Iqbaal sudah." Iqbaal terus menggoda Milona dengan mendekatkan dirinya.

"Kau sungguh akan melewati kesempatan ini?" Iqbaal menggoda Milona lagi sambil menaikkan alisnya. Sungguh, melihat Milona dengan wajah memerah adalah hal yang sangat menggemaskan. Iqbaal ingin menggodanya terus.

"Tentu saja aku tidak akan melewatkannya." Iqbaal malah terkejut akan jawaban yang dilontarkan Milona. Apalagi tindakan setelahnya. Milona justru menyetujui tawaran Iqbaal dan mendekati bibirnya.

Yah kejadian tadi malam terulang lagi.

-o0o-

Milona sedang menyiapkan sarapan nya di dapur. Ia sedang memasak sup ayam. Sup ayam yang hangat sangat cocok dipagi hari. Namun sebuah tangan menghalangi kegiatannya.

"Iqbaal, mengapa sekarang kamu sangat manja?" Milona bertanya pelan. Iqbaal tidak menjawab, namun melingkarkan tangannya di pinggang Milona dan menenggelamkan kepalanya di bahu Milona.

Istri mungilnya ini sangat menggemaskan dari belakang. Sehingga Iqbaal tak mampu menahan hasrat untuk memeluknya.

"Nanti kalau sudah punya bayi kecil. Siapa yang harus ku urus duluan?" Milona terkekeh sambil mengaduk sup nya yang sebentar lagi matang.

"Kau akan mengurusku. Biar aku yang mengurus si kecil. Kau hanya boleh mengurusku." Iqbaal berbisik ke telinga Milona.

"Kau yakin?"

"Sangat yakin."

-o0o-

[1 tahun kemudian]

SACRIFICE × IDR [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang