T W E L V E

469 44 8
                                    

Happy Reading^^
.
.
.
.
.
.

"Wah keren yah! Kapan kapan tampil lagi dong! Iya gak?" Kata guru itu

"IYAAA!" seru semua murid serempak berbeda dengan Zidny yang hanya memutar bola matanya kesal. Rasanya waktu berjalan lambat. Ingin rasanya ia mempercepat waktu. Iqbaal dan Milona hanya terkekeh malu.

"Oke oke kita lanjut! Dari Zidny dan Bastian, silahkan ambil..." akhirnya Zidny dan Bastian serta Melna dengan Kikir sudah menyelesaikan duet mereka. Sekarang waktu nya istirahat, sebelum acara penerbangan balon.

***

"Tau gak sih, kalian keren banget!!! Sumvah!" Rani memekik kagum dengan penampilan Iqbaal dan Milona.

"Alay lu!" Milona menoyor kening Rani yang alaynya ngalahin Dijjah Yellow yang lagi nyanyi sama jastin bibir. Eh. Sedangkan Rani menggerutu kesal, bagaimana ia bisa pintar jika kepalanya di toyor seenak bakso bule kantin yang ditabur dengan cabe, bawang goreng, dan sedikit cinta dari bule.

"Btw, gue ke sana dulu yap!" Rani segera pergi entah kemana. Mungkin menyusul para barisan cewek cewek cantips.

"Eh liat Bastian gak?" Tanya Milona kepada Zidny. Sedangkan Zidny mengeluarkan seringaiannya "Ciee nyariin! Cieeee!"

"Iih apaan sih?!"

"Bastian! Lu dicari ama Milona!" Seru Zidny. Dengan secepat kilat Bastian datang dengan rapi rapinya dan mengeluarkan wajah ganteng nan imutnya

"Lu cariin gue?" Tanya Bastian dengan nada sok cool nya. Sok cogan. Sok imut. Dan sok sok lainnya. "Idih"

"Ihh, siapa bilang gue nyariin lu!"

Bastian tidak menghiraukan ucapan Milona. Dan tetap tertarik dengan seseorang yang akan menggunting pita dan menerbangkan balon. Seusai itu ia melirik Milona lagi. Perasaan baru kali ini dia dekat dengan Milona, entah mimpi apa dia tadi malam. Huh.

"Apaan lu, liatin gue!" Tegur Milona "lo tuh kenapa sih jutek banget!"

"Iqbaal, kita mau kemana?" Zidny berdecak kesal, karena Iqbaal sangat suka memberikan dia kejutan. Terlihat disana Zidny yang sedang ditutup matanya dengan kain. Milona yang melihat itu, ingin segera cepat pulang

"Ayo kita pulang!" Milona menarik paksa tangan Bastian untuk pergi dari pesta ini. Lagipula acaranya sudah selesai dan sudah diperbolehkan pulang. Bastian serasa ingin terbang sekarang. Baru sekarang Milona mau memegang tangannya. Biasanya jijik jijikan. "Lo gak usah kegeeran deh! Cepetan ambil mobil lo!"

"Siap beb!" Bastian langsung pergi mengambil mobilnya. Setelah sampai di depan Milona, ia pun menghentikan mobilnya. Milona pun masuk dan segera melesat.

Tes!

Air mata Milona menetes seakan tidak dapat ia bendung lagi. Siapa sih yang gak sakit hati ngeliat orang yang kamu cintai tidak lagi bahagia dengan diri lo. Dia lebih bahagia dengan orang lain yang lebih baik dari lo. Milona pun gitu, walaupun ia berusaha tapi ia tidak mampu untuk memebendung itu semua. Bastian menatap Milona heran.

"Lo kenapa Ona?" Tanya Bastian khawatir. Sekarang mereka telah sampai di depan rumah Milona. Bastian menatap Milona penuh tanda tanya.

"Gue hiks gue gakpapa kok Bas. Gue cuman lagi ingat seseorang aja" ucap Milona lirih

"Siapa yang tega nyakitin lu Ona?"

"Gak ada. Hiks-- gak ada yang nyakitin gue. Hiks-- gue aja yang lebay. Gue-- huh gue udah gak mau ingat dia lagi" lirihnya. Tanpa sadar Milona menjatuhkan kepalanya di dada bidang milik Bastian, ia sedang terpuruk sekarang. Bastian kaget, senang, terharu, sedih semua tercampur menjadi satu.

SACRIFICE × IDR [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang